Chapter 22 | Busan

1.7K 265 73
                                    

Hari ini, keluarga kecil Jeon akan berangkat ke Busan. Mereka sudah packing kemarin dibantu oleh para pelayan. Jungsan mengambil cuti selama tiga hari untuk berlibur dirumah Nenek dan Kakek. Sekarang mereka tengah sarapan bersama dimeja makan sebelum berangkat ke Busan menggunakan mobil yang terpisah; Lisa dengan Jungkook, sementara dimobil yang akan Verdick bawa ada Hena, Jungsan, dan si kembar.

Jungkook bersikeras ingin berdua bersama Lisa saja. Padahal Lisa khawatir jika sesuatu terjadi pada Jekyong dan Jeynsa jika sewaktu-waktu mereka haus atau merasa tidak nyaman, mengingat mereka membutuhkan waktu sekitar tiga jam perjalanan menuju ke Busan.

"Sayang, sudah mengajukan surat ijin?" Lisa bertanya pada Jungsan yang tengah menggigiti daging buatan Hena yang selalu ia suka.

"Sudah, Mom."

Setelah selesai sarapan bersama, mereka kemudian keluar diikuti lima pelayan yang membantu membawakan keperluan mereka. Ferry dan Verdick membungkuk sopan, mereka berdiri disisi mobil yang sudah dipanaskan mesinnya.

"Aku perlu membawa lima penjaga." Jungkook berujar seraya memakai jam tangannya. Lisa yang mendengar itu menoleh dengan dahi mengenyit.

"Kita sudah sepakat tidak membawa penjaga, Oppa." Balasnya kemudian.

"Kau perlu dijaga, anak-anak juga."

Benar. Tapi rasanya kurang nyaman jika ia harus diikuti terus oleh penjaganya setiap ia pergi.

Pada akhirnya, Lisa hanya bisa diam dan segera masuk kedalam mobil setelah mencium pipi anak-anaknya masing-masing.

Hena dan anak-anak masuk kedalam mobil yang sudah berisi Verdick dikursi kemudi. Kemudian, mobil paling akhir diisi lima penjaga; Vick, Ferry, Jyong Na, Jung Han, dan Seongju.

Jungkook menarik selfbet, ia melirik Lisa sekilas lantas segera menancap gas untuk keluar dari halaman mansion.

"Apa kita akan mampir kerumah Ibu dan Ayah?"

"Tidak." Sahut Jungkook cepat. Lisa menaikkan kedua alis, bingung.

"Oppa, akan tidak sopan--"

"Sayang, tolong jangan memancing emosiku." Jungkook menyela, ia menoleh pada presensi Lisa yang nampak cemberut. Pria itu menghela napas panjang, mengusap pipi wanita itu dengan lembut. "Baiklah, kita mampir."




•••



Dalam perjalanan, Jungkook tetap memfokuskan tatapan pada jalan. Sesekali, ia menoleh kesisi kanan untuk memastikan istrinya yang kini tengah tertidur pulas. Jungkook menarik senyum simpul, ia meraih tangan wanita itu untuk ia genggam.

Rasanya ia begitu menyayangi wanita ini, begitu mencintai wanita yang bernama Lalisa Marcendya ini yang kemudian berubah menjadi Lalisa Jeon karena menikah dengannya.

Dimata Jungkook, Lisa adalah seorang wanita yang memiliki sisi lembut dan positif. Wanita polos yang begitu mudah menangis ketika sesuatu menyakiti perasaannya walaupun hanya karena setitik kesalahan. Lisa tidak cengeng, hanya selalu terbawa perasaan dan berakhir membuat air matanya luruh. Lisa lemah, Lisa terlalu lugu sehingga Jungkook memiliki ambisi besar untuk selalu menjaga dan berada disisinya selama hidupnya. Bahkan jika bisa, Jungkook ingin terus bersama Lisa sampai berlanjut ke-kehidupan selanjutnya.

MPH SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang