Hy! I miss u!Jungkook menatap mobil box yang terparkir dihalaman luas mansion-nya dengan dahi mengernyit dalam. Ia memasukkan tangan kirinya kedalam saku celana bahannya dan mengalihkan pandangan saat Vick datang untuk memarkirkan mobil yang baru saja Jungkook pakai dari kantor.
"Selamat sore, Bos." Sapa Vick sambil membungkuk hormat.
Jungkook tidak menyahuti, ia berdehem dan menunjuk mobil box itu dengan dagunya.
"Sejak kapan mobil ini berada disini?" Tanya pria itu dengan datar.
"Sekitar satu setengah jam yang lalu, Tuan."
Jungkook menghela napas jengah dan mengambil ponselnya dari dalam saku jasnya. Beberapa detik setelahnya, pria itu menempelkan ponselnya pada telinga sebelah kanan.
"Hallo, anakku. Ada apa menelepon? Padahal baru saja kita berpisah'kan? Tidak mungkin jika kau merindukanku secepat itu'kan?" Balas seseorang dari seberang sambil mengguarkan kekeh ringan diakhir kalimat.
Jungkook mendecih sinis mendengar ucapan Young-Guk dari seberang telepon.
"Menjijikkan." Gumam Jungkook. "Kau mengatakan jika pestanya tidak mewah, tapi kenapa harus menyewa dekorasi seperti ini?" Imbuhnya penuh emosi.
"Kau pikir'kan saja sendiri."
Desisan tajam Jungkook terdengar, mata pria itu menatap kearah depan dengan gigi bergemelatuk. "Sialll!" Pekiknya sebelum mengakhiri sambungan telepon.
Vick menjauh dari hadapan Jungkook, ia tidak mau kena amukan pria itu dan berakhir menjadi santapan maut.
Pria itu melenggos masuk kedalam rumah. Ia melirik tajam beberapa orang-orang asing yang sibuk mendekorasi ruang tengah. Beberapa dari mereka yang menyadari kehadiran Jungkook, membungkuk hormat namun diabaikan oleh sang tuan rumah.
Saat menemukan Hena sedang sibuk menata bunga didalam vas berbahan kaca, ia menghampiri untuk menanyakan keberadaan Lisa.
"Dimana Lisa?"
Hena mendongak dan membungkuk singkat. "Diatas, Tuan." Balasnya.
Jungkook mendengkus, emosinya semakin tersulut entah apa penyebabnya. Ia lantas memasuki lift, menekan tombol dengan kesal dan kasar.
Lisa tengah duduk diatas ranjang sambil merapihkan beberapa pakaian milik si kembar. Ia tadi sempat mengobrak-abrik seisi lemari hanya untuk menemukan serbet milik Jekyong yang tenggelam diantara lipatan pakaian bayi itu.
Jekyong masih terlelap, buburnya sudah Lisa siapkan dan Lisa meletakkannya diatas meja beserta dot yang berisi asinya. Untuk sementara waktu, Jekyong dan Jeynsa harus minum asi melalui dot sebab tidak mau Jeynsa ikut sakit.
Sembari bersenandung kecil, Lisa meletakkan tumpukan pakaian Jekyong kedalam lemari kecil berwarna biru muda yang berada di pojok ruangan, berdampingan dengan lemari milik Jeynsa yang memiliki warna merah muda.
Kala ia hendak menegakkan badan, ia terkejut saat merasakan perutnya dibelenggu dari belakang. Ia segera menoleh, menghela napas lega saat menemukan presensi Jungkook disana.
"Oppa, kau mengejutkanku!"
Jungkook tidak menyahut, hanya semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Lisa dan menenggelamkan wajahnya di dada wanita itu.
Lisa mengernyit bingung, mengapa tingkah suaminya tiba-tiba manja seperti ini?
"Are you okay?" Tanya Lisa dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
General Fiction[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."