Chapter 15 |

1.8K 264 28
                                    




Lisa terkejut kala melihat jam dinding sudah menujuk angka 7 pagi. Ia segera terbangun, berlari kearah kamar mandi untuk sekedar mencuci wajah dan menggosok gigi, sebab jika ia mandi, kedua bayi kembarnya akan menangis.

Lisa masih belum menyadari keberadaan Jungkook, padahal kemarin sudah saling memeluk menyalurkan kehangatan. Wanita itu menghampiri box bayi, Jekyong menangis sebab popoknya yang sudah basah dan penuh. Lisa meminta maaf berulang kali, segera melepas popok bayi itu dan membaringkan Jekyong disisi Jeynsa. Tempat tidur mereka sudah terpisah, karena tangan nakal Jeynsa yang tidak bisa terkontrol dan seringkali memukul wajah Jekyong jika dibiarkan masih sebox.

Wanita itu dengan terburu-buru mengganti seprai, selimut, dan bantal Jekyong. Setelahnya, baru ia kembali membaringkan Jekyong yang sudah diberi ASI sebelumnya didalam box. Jeynsa masih terlelap, mungkin masih begitu mengantuk.

Lisa melirik ranjang, terkejut saat mendapati tubuh besar suaminya disana. Lisa menggeleng, naik keatas ranjang dan menepuk pelan pipi Jungkook. Pria itu mendesis, membalikkan tubuhnya, membelakangi Lisa. Wanita itu menggeleng, saat hendak menepuk punggung Jungkook, ia menyipitkan mata kala menemukan bekas lipstik(?) pada kemeja bagian punggung pria itu.

Lisa merunduk menciumi tubuh Jungkook yang memiliki bau berbeda. Wanita itu sedikit merasa kesal dan panas. Dengan kesal ia menarik telinga Jungkook, membuat pria itu meringis kesakitan.

"Arkh.. a-aww!" Jungkook menahan tangan Lisa agar berhenti menarik telinganya. Segera, ia bangkit dengan matanya yang masih redup. "Ada apa, sayang?" Ujarnya parau.

Lisa melipat kedua tangannya didepan dada, menatap Jungkook dengan pandangan kesal. Ia memalingkan wajah, angkuh.

"Buka bajumu." Katanya.

Jungkook mengusap wajahnya. "Buka baju?" Tanyanya lagi.

Lisa tidak menjawab.

"Untuk apa, sayang? Ini masih sangat pagi untuk melakukan itu-awh!" Jungkook mengusap perutnya yang dicubit oleh Lisa.

"Buka saja!"

Jungkook meringis, tumben sekali melihat Lisa sedingin ini padanya. Jungkook lantas menuruti permintaan Lisa, membuka seluruh kancing kemejanya, lantas melepaskan pakaian berwarna putih itu dari tubuhnya.

Lisa meraih kasar kemeja itu, merentangkannya hingga menampakkan noda merah berbentuk bibir pada area punggung kemeja itu.

"Ini apa?" Tunjuk Lisa. Jungkook menyipit, terbelalak setelahnya.

"Aku tidak tahu."

Lisa melempar kemeja itu kewajah Jungkook, ia turun dari ranjang, masuk kedalam kamar mandi dengan wajah marah.

Jungkook meraih kemeja itu, memerhatikan bekas lipstik merah itu dengan seksama. Ia memutar kembali otaknya, menggerang saat mengingat kejadian semalam.

"Sialan!"

Dua jam berlalu, akhir Lisa mau bicara dengan Jungkook walau masih amat dingin. Wanita itu menepuk-nepuk punggung Jeynsa yang baru saja habis menangis karena mendengar suara teriakan Jungkook yang tadi kehilangan Lisa.

"Sayang, percaya padaku, itu ketidaksengajaan."

Lisa diam.

"Wanita itu mabuk, mengira aku adalah kekasihnya. Dia memelukku dari belakang tanpa sepengetahuanku, Sayang. Kumohon percayalah."

Lisa melirik suaminya, kemudian duduk diatas sofa.

"Iya." Ujarnya singkat.

"Iya? Iya apa?" Jungkook sudah berada dihadapan Lisa.

MPH SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang