Pertengkaran : NaHyuck

4.3K 262 4
                                    

N: Semua yang ada di dalam cerita ini adalah fiksi. Alur murni pemikiran penulis, tidak berhubungan sama sekali dengan kehidupan nyata idol. Mohon kebijakannya dalam membaca. Happy Reading 🤗

***

Ceklek

Pintu itu terbuka setelah beberapa angka pin ditekan, memperlihatkan seorang laki-laki tinggi yang nampak kelelahan dan melepas masker hitamnya, lemah.

"Aaa Hyung hentikan," rengek laki-laki lain di ruangan itu saat yang lebih tua menggelitiknya.

"Siapa suruh kau mengganggu ku, huh? Terima ini."

"Aaakh ... Aaa arraseo, mianhae. Hyung hentikan."

Decakan kecil terdengar dari laki-laki yang baru masuk itu. Dengan wajah kesalnya, ia menghampiri dua orang itu dan menyentak kasar tangan salah satunya.

Hal itu membuat semua orang terkejut. Bukan hanya si empu, tapi juga yang lebih muda, dan yang lainnya yang tengah duduk tidak jauh dari sana.

"Hentikan Lee Haechan, kau tidak mendengar Jisung meminta mu untuk menghentikannya?" Tegas dan raut wajah dingin, sedikit membuat empu tersinggung.

"Maksudmu?" Tanya Haechan, berdiri dari duduknya.

"Hentikan! Jangan melewati batas, kau membuatku muak."

Mendengar itu, baik Haechan maupun Jisung terkejut. Mark, Jeno, dan Renjun mendekat terburu-buru. Akan gawat jika dua orang ini beradu argumen, karena mereka tau endingnya akan seperti apa.

Haechan mendesis, namun ia masih mencoba sabar. "Jaemin-ah, gwenchana? Apa terjadi sesuatu di jalan—"

"Bukan urusanmu, pergilah dari sini."
Setelah mengatakan kalimat ketus itu, Jaemin membalikkan tubuhnya hendak masuk ke kamarnya namun Haechan menarik paksa baju Jaemin dan,

Bugh!

"Haechan!!"

"Hyungg!!"

Haechan mengepalkan tangannya erat, ia baru saja meninju wajah Jaemin untuk melampiaskan amarahnya. Jaemin yang tidak terima pun langsung bangkit, hendak membalas namun Jeno dengan sigap menghalangi. Mark juga menahan Haechan dan menenangkan laki-laki itu, sementara Renjun menarik Jisung agar mundur.

"Lepas!!" Teriak Jaemin berusaha mendorong Jeno.

"Lepas Hyung!" Begitu juga Haechan.

"Lee Haechan, hentikan!"

Teriakan Renjun berhasil membuat keduanya berhenti memberontak. Jaemin maupun Haechan mulai tenang.

"Katakan, apa yang terjadi?" Tanya Mark pada Haechan setelah menghabiskan minuman di gelas.

"Molla, dia yang memulai. Harusnya Hyung mengatakan padanya untuk hentikan, karena dialah yang memulai."

"Jaemin-ah, bisa katakan sesuatu?"

Diam. Laki-laki itu hanya diam, tidak merespon. Ia memiliki alasan, tapi enggan mengatakannya.

"Na Jaemin, katakan. Hargai aku sebagai leader, katakan kenapa kau melakukannya?"

Jaemin menatap Mark dengan tatapan dinginnya. "Memangnya apa yang kulakukan? Aku tidak salah Hyung, aku hanya memintanya berhenti mengganggu Jisung."

"Jisung sudah memintanya berhenti, tapi dia masih mengganggunya."

"H–hyung, Hyung aku tidak apa-apa ... "
Jawaban Jisung sukses membuat Jaemin kembali tersulut emosi.

"Lihatlah! Jisung juga tau kalau aku hanya bercanda—"

"Bercanda? Apa kau pikir itu lucu? Berhenti berusaha menjadi lucu, itu tidak cocok untukmu."

Semua orang sukses dibuat terkejut lagi oleh ucapan Jaemin. Mereka pikir, kali ini Jaemin sudah kelewatan.

Pranggg

Haechan membanting gelas di tangannya membuat semua orang kembali terkejut. Suasana di dorm itu benar-benar sedang tidak baik.

"Haechan-ah, gwenchana— Haechan!!"

Tanpa mengatakan sepatah kata, Haechan melenggang pergi dari dorm Dream dan menutup pintu kasar.

Mark mengusap wajahnya kasar, frustasi. Ia melirik Jaemin sekilas, bingung harus melakukan apa. Ia ingin marah, namun ia juga tidak bisa marah kepada Jaemin. Itu hanya akan memperumit semuanya, Jaemin akan menyebutnya membela Haechan.

"Jaemin-ah, ku pikir kau sudah kelewatan. Jeno-ya, aku akan pulang."

Mark menyambar tasnya dan tas Haechan lalu keluar dari dorm Dream juga, menyusul Haechan.

Jaemin menundukkan kepalanya, ia baru sadar akan perkataanya. Ia menghela napasnya kasar, lalu masuk ke kamarnya. Ia butuh mendinginkan pikiran.

~ BΛD BӨY ~

[✓] Bad Boy : Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang