Konser

878 96 0
                                    

Hahh haahhh hhhh

"Lumayan juga, pukulan mu."

Dua laki-laki berseragam itu merebahkan tubuh mereka di tanah, mengabaikan tanah basah yang membuat seragam mereka kotor. Dada mereka naik turun, namun mereka tersenyum.

"Tentu saja, aku mengikuti lomba taekwondo saat masih SD jika kau tidak tau."

"Sungguh?!"

Salah satu dari mereka menoleh, menatap laki-laki disampingnya. "Lalu, kenapa kau tidak melawan saat Moonyeong memukul mu?"

Menghela napasnya panjang, Taejun mengubah posisinya menjadi duduk membuat laki-laki di sampingnya ikut duduk.

"Karena aku tidak memiliki uang," jawab Taejun dengan tatapan kosongnya.

"Hidup ini, bisa berubah kapan saja karena satu kejadian sepele. Tidak ada seorang pun tau apa yang akan terjadi besok."

"Kau tau, aku tidak pernah menduga jika hanya karena aku menolak bermain basket bersama mu, hidupku akan berubah menjadi neraka."

Benar. Orang itu adalah Lee Donghyuck.

"Kenapa kau sangat suka uang?" Donghyuck memiringkan kepalanya, mengubah posisinya menghadap ke Taejun.

Taejun menahan kedua sudut bibirnya tidak tertarik ke atas, kenapa hari ini Donghyuck seperti orang lain? Kenapa hari ini, laki-laki itu menggemaskan?

"Karena uang akan membuat semua orang bahagia, tidak ada yang bisa mengelak fakta itu."

Donghyuck menundukkan kepalanya, menatap sepasang sepatunya yang terkena noda darah. "Sungguh? Apa uang sungguh bisa membuat orang bahagia?"

"Mungkin tidak ada jaminan kau akan bahagia dengan uang, tapi kemungkinannya besar. Kebahagiaan tidak menghasilkan uang, tapi dengan uang kau bisa membeli kebahagiaan."

Donghyuck membuang napasnya panjang, ia bangkit dan mengeluarkan dompetnya lalu melemparkan beberapa lembar uang ke wajah Taejun.

"Aniya, kau salah Min Taejun."

"Aku adalah Lee Donghyuck, semua orang tunduk kepada ku. Tapi, kenapa ada seseorang yang berani memerintahkan segerombolan pembunuh bayaran untuk membunuhku?"

"Itu karena orang yang memerintah pembunuh bayaran itu adalah Ayahku sendiri."

Donghyuck melenggang pergi dari gedung tua itu, meninggalkan Taejun yang tengah mengambil uang yang Donghyuck lemparkan.

"Kau harus ingat ini, Min Taejun. Semua orang memiliki kehidupan yang sulit, kau hanya tidak melihat saja. Semua orang kesulitan, bukan hanya kau."

~ BΛD BӨY ~


"Minasan, konnichiwa!!!!!"

Dengan napas tersengal, tujuh laki-laki itu melambaikan tangan mereka menyapa banyaknya penggemar yang tengah berteriak menyerukan nama mereka.

"Kami kembali dan berusaha keras menyiapkan konser kali ini juga, semoga kalian menikmatinya dan bersenang-senang bersama kami. Minasan, make some noise!!!!!!"

"Uuuuuuuuu I'm about to raise the roof!!"

Mereka semua tertawa setelah meneriakkan lirik lagu resonance saat Mark menyampaikan perasaannya.

"Haechan!!"

Teriakan dan tepuk tangan gemuruh memenuhi ruangan konser itu seketika membuat semua member terkagum.

"Eoh, hontouni arigatou gozaimasu. Pertama-tama aku ingin meminta maaf karena sudah ceroboh, tidak menjaga kesehatan ku dan membuat kalian cemas lagi. Bahkan, konser ditunda karena ku."

"Jesunghamnida!!"

"Nee, lalu kedua aku sangat berterimakasih kepada sijeuni yang datang. Kalian sangat cantik dan bersinar!!"

"Uri dreamis sudah bekerja keras menyiapkan konser ini dan akan menunjukkan kepada kalian penampilan terbaik kami, nantikan itu."

"Mari kita bersenang-senang, yeorubun!"

Haechan pun mengakhiri sesinya dilanjutkan member selanjutnya. Satu per satu dari tujuh laki-laki itu berbicara hingga napas mereka mulai stabil dan lelah mereka hilang.

Mereka kembali ke belakang panggung dan mengganti baju untuk perfomance selanjutnya. Mereka juga dikejutkan dengan teriakan-teriakan penggemar yang menunggu mereka mengganti baju, teriakan yang sungguh membuat mereka terharu.

Mereka semua pun kembali ke panggung, bersenang-senang bersama penggemar dan melakukan yang terbaik untuk penggemar mereka yang sudah sangat mendukung mereka. Sejauh ini konser berjalan lancar, hingga saat mereka berkeliling menyapa penggemar, Haechan mengambil salah satu hadiah dari penggemar lalu membukanya.

Aaaaaaaaaaaaa!!!!

Semua penggemar seketika berdesakkan menghindar, begitu juga Haechan saat ia membuka kontak itu yang berisi banyak kecoak lalu reflek melemparkannya karena panik.

Haechan panik, juga merasa bersalah pada penggemar yang kini berteriak ketakutan dan saling berdesakan untuk menghindar tapi ia sendiri pun takut. Semua member juga kebingungan karena kini kecoak sudah menyebar.

Akhirnya konser pun dihentikan, semua penggemar dikeluarkan dari gedung konser. Sebelum kembali ke belakang panggung, Haechan memicingkan matanya menatap seseorang yang masih berdiri di tempatnya dan menatapnya. Mereka berdua bertukar pandangan.

[✓] Bad Boy : Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang