"Taejun?"
Laki-laki yang tengah duduk di kursinya dan berkutat dengan bukunya itu menoleh pelan saat seseorang memanggil namanya.
"Kau mau bermain basket dengan kami? Kami kekurangan satu orang lagi di tim kami," ucap laki-laki yang memakai Jersey basket perpaduan warna hitam dan hijau. Tangannya memegang bola basket dan tersenyum miring.
Laki-laki yang dipanggil Taejun itu melepas headset yang menyumpal telinganya, menoleh ke belakang ada tiga orang lain yang juga memakai baju seperti laki-laki di depannya.
"Kalau aku menolak?" Tanya Taejun.
Mendesis, laki-laki itu mengacak rambut Taejun. "Tentu saja, baiklah kalau kau tidak mau. Yaa! Ayo pergi, kita cari yang lain—"
Bughh!!
Laki-laki itu menghentikan langkahnya saat sudah beberapa meter jauh dari Taejun, lalu melemparkan bola basket di tangannya ke arah Taejun. Rahangnya mengeras, ia menatap laki-laki yang tengah kesakitan itu dengan tajam.
"Maka kau akan jatuh ke neraka, shibal saekkiya!"
Itulah awalnya. Awal dari neraka seorang Min Taejun, karena berani menolak permintaan seorang Lee Donghyuck anak direktur sekolah.
"Haechan, apa kau sungguh pernah merundung seseorang dan membunuhnya?"
Jawabannya adalah ...
"Aniyo. Apa aku terlihat seperti pembunuh, Renjun-ah?"
Haechan tersenyum lebar, mengambil dan mengembalikan ponsel Renjun.Drrtt drrttt
Haechan merogoh saku celananya, melihat nama manajer Seo meneleponnya.
"Mianhae, kalian duluan saja ke ruang latihan. Aku akan menyusul kalian!"Haechan menjawab teleponnya, menjauh dari Renjun dan Jaemin. Ia menuju ruangan staf, menghadap manajer.
"Haechan—"
"Aniyo. Itu tidak benar Hyung," jawab Haechan cepat, memotong ucapan manajer.
"Untuk kali ini, kupikir perusahaan harus memberikan pernyataan resmi. Aku memang pernah menjadi teman sekelasnya dan bermain basket bersama. Tapi kami tidak cukup dekat, karena dia terlalu pendiam."
Manajer Seo memicingkan matanya. "Sungguh? Melihat kepribadian mu—"
"Aku dulu introvret, Hyung. Kau tau 'kan Hyung, aku memiliki banyak kepribadian."
Manajer Seo mendengus. "Aku sedang serius Lee Haechan," desaknya.
"Apa aku terlihat bercanda? Hyung, aku dituduh membunuh! Itu tidak benar Hyung," tegas Haechan.
"Eo? Noona! Noona sudah melihat postingan di SNS tentang ku 'kan? Itu tidak benar bukan?" Tanya Haechan saat manajer Noona baru saja datang dan duduk di kursinya.
Manajer Noona tersentak kecil, menatap Haechan yang tersenyum lebar lalu mengangguk kecil. "Eoh, itu tidak benar. Jangan khawatir, aku sudah berbicara dengan direktur."
"Gomawo Noona!"
"Kalau begitu, aku bisa pergi?"
Setelah mendapatkan jawaban, Haechan pun melangkah lebar meninggalkan ruangan staf. Ekspedisinya berubah, entahlah apa arti dari ekspresi itu.
~ BΛD BӨY ~
"Kami percaya padamu, Haechan-ah ... "
Haechan mengernyit, ia baru saja membuka pintu ruang latihan dan semua member menyambutnya.
"Kami percaya kau tidak melakukannya, jangan khawatir sijeuni juga pasti percaya padamu."
Haechan menatap satu per satu member di depannya. Mereka menatap Haechan tulus, mereka benar-benar percaya padanya.
"Wae? Kenapa kalian percaya padaku? Bisa saja aku memang melakukannya, waktu itu kita belum dekat."
"Tapi kita tau orang seperti apa kau. Kau mungkin menyebalkan, tapi kau hanya bercanda."
"Bagaimana jika memang benar aku melakukannya?"
"Hentikan. Yang penting itu tidak benar 'kan?" Tanya Renjun menengahi.
"Eoh? Emn, tentu saja. Aku tidak melakukannya, aku tidak membunuhnya."
"Kalau begitu selesai. Ayo kita lanjutkan latihan!"
Haechan menatap keenam membernya. Ia memang mengatakan ia tidak membunuhnya, tapi Haechan tidak mengatakan kalau ia tidak merundungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Bad Boy : Lee Haechan
Fanfiction[Lengkap] "Idol? Jangan mimpi! Lee Haechan, aku akan menghancurkan mu." ~XXX . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 15 Februari 2023 Finish : 14 Maret 2023