Kembali

1K 107 0
                                    

"Haechan!!"

"Haechan-ah!"

"Haechan Hyung!!"

Mereka berenam langsung memeluk Haechan saat empu keluar dari mobil. Dalam delapan jam, Haechan kembali ke Jepang untuk melakukan konser.

"Aku kembali," ucap Haechan karena berhasil menempati janjinya.

Mereka semua benar-benar senang. Mereka tau Haechan tidak bersalah, mereka juga yakin Haechan pasti akan kembali.

"Kau sudah bekerja keras, Haechan-ah ... "

"Aku kembali ... Aku kembali Hyung. Akuhh hhh ... "

"Haechan!!"

Mereka kembali panik, saat tubuh Haechan meluruh dan tidak sadarkan diri. Laki-laki itu pingsan.

~ BΛD BӨY ~


Berlari kecil, sepatu putih itu kini basah dan kotor karena membelah air yang menggenang di jalan. Bajunya sudah sangat basah, tubuhnya mulai kedinginan meskipun ia sudah memakai hoodie hangat kesayangannya.

"Kenapa kau masih di sini? Apa dia belum— mwoya?! Kau menangis?"

Laki-laki itu mencoba mengangkat wajah gadis di depannya yang sedari tadi menunduk.

"Tatap aku!"

Hiks!

"Donghyuck-ahh hiks!"
Benar saja. Gadis itu tengah menangis.

Donghyuck duduk di samping gadis itu, lalu memeluknya. "Kali ini, kenapa kau menangis? Karena dia lagi?"

"Mianhae Donghyuck-ah," ucap gadis itu ditengah tangisnya.

"Menangis lah, tidak apa-apa ada aku di sini. Tidak apa-apa."

Gadis itu mengeratkan pelukannya dan Donghyuck mengelus punggung sempit si gadis dengan lembut.

"Donghyuck-ah, kenapa kau sangat baik?"

Gadis itu melepas pelukannya, menghapus air matanya dan menatap Donghyuck dengan raut penyesalan.

"Kenapa kau sangat baik kepadaku padahal aku sudah menyakiti mu?"

Donghyuck menghela napasnya, ia menatap lurus ke arah gerbang sekolah. Sekarang ia berada di halte sekolah.

"Makanya. Entahlah, aku juga tidak tau kenapa aku masih peduli padamu. Ani, sebenarnya aku tau."

Donghyuck kembali menatap si gadis. "Karena aku mencintaimu," ucapnya dengan suara deep.

"Haechan?"

Kedua mata itu akhirnya terbuka setelah sedari tadi si empu terlihat tidak nyaman dalam tidurnya.

"Kau sadar? Bagaimana keadaan mu? Apa kau merasa sakit? Haechan-ah?"

Haechan memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, telinganya juga berdenging karena banyaknya pertanyaan yang Mark lemparkan padanya.

"Aku baik-baik saja Hyung," jawab Haechan lirih. Ia melirik jam di dinding, mengedarkan pandangannya untuk mencari jam. Seketika Haechan bangkit saat melihat pukul berapa sekarang.

"Yaa hati-hati!"

Haechan mengerang lirih saat ia kembali merasakan pusing karena terburu-buru bangkit.

"Kenapa kalian berdiri saja? Konser? Bagaimana dengan konsernya?" Tanya Haechan pada member Dream yang berdiri mengelilingi Haechan dan beberapa staf.

"Kami menundanya Haechan-ah, satu jam lagi kita baru akan mulai konser. Kau istirahat dulu—"

"Ditunda? Sampai jam berapa? Dengan alasan apa? Kalian tidak mengatakan kalau aku pingsan 'kan?"

Mereka menundukkan kepala, tidak menjawab membuat Haechan frustasi. "Hyung!"

"Jeno-ya, katakan sesuatu. Tidak 'kan?"

"Istirahatlah Haechan—"

"Siapapun jawab aku! Jaemin-ah, katakan padaku apa alasannya. Kalian tidak mengatakan pada penggemar kalau aku pingsan 'kan?"

"Kami memberitahu mereka," jawab Jaemin.

Tubuh Haechan kembali melemas mendengar jawaban Jaemin. "Wae? WAE?!"

"Karena ada penggemar yang melihat mu pingsan! Jangan bertingkah, lebih baik istirahat saja Lee Haechan. Jika kau tidak ingin membuat penggemar khawatir, kau harus istirahat dan berdiri di panggung lalu katakan pada mereka kalau kau sangat sehat."

"Kendalikan dirimu, sadarlah Lee Haechan!"

Memang hanya Jaemin yang bisa seperti itu. Haechan menutup matanya, berusaha mendinginkan pikirannya.

Haechan menundukkan kepalanya lalu kembali menidurkan tubuhnya yang masih lemas. "Baiklah, aku akan istirahat. Kalian pergilah," ucap Haechan lirih.

"Hyung ... "

"Gwenchana Jisung-ah, aku tidak apa-apa. Kalian pergilah ke ruang tunggu dan bersiap. Aku akan menyusul."

"Istirahatlah Lee Haechan."

Satu per satu dari mereka meninggalkan ruang kesehatan, terakhir Jaemin. Ia menghampiri Haechan, menaikkan selimut sampai sebatas dada.

"Mianhae karena membentak mu," ucapnya lalu pergi.

Haechan menatap punggung Jaemin yang hilang dibalik pintu lalu beralih ke meja nakas saat ponselnya bergetar. Tertulis nama 'Samoyed' yang sekarang tengah meneleponnya. Haechan tersenyum miring, lalu mengangkatnya.

"Eoh, katakan."

[✓] Bad Boy : Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang