Minum bersama Taeyong

1.4K 132 0
                                    

"Kau sakit?"

Haechan menoleh ke sampingnya, Jeno duduk di sampingnya seraya meminum latte yang dibeli manajer. Jeno sudah mengganti bajunya, hanya memakai kaus tanpa lengan berwarna putih hingga memperlihatkan tangan kekarnya.

"Aku?" Tanya Haechan.

Jeno menutup botol air minumnya, menaruhnya di kursi sampingnya lagi. "Tentu saja kau, memang siapa lagi. Kenapa kau diam saja, biasanya kau mengganggu Renjun atau Jisung."

Haechan terkekeh kecil. "Hanya tidak ingin," jawabnya.

"Itulah yang aneh. Kau tidak apa-apa? Markeu Hyung bilang tadi pagi kau ke rumah sakit?"

Bergumam pelan, Haechan mengangguk. "Sedikit kecerobohan ku. Tapi sekarang sudah baik," lanjutnya.
Haechan yang seperti ini sebenarnya tidak biasa dan Jeno sama sekali tidak terbiasa.

"Aku tidak apa-apa Jeno-ya, akhh jangan jatuh cinta padaku. Jisung akan cemburu," goda Haechan menyenggol bahu Jeno.

Jeno pun mencubit bahu Haechan membuat empu berteriak kesakitan.

"Akh akh aaa arraseo mianhae, Jeno-ya Jeno ... "

"Haechan-ah, ini telepon dari Eomma mu."

Keduanya menoleh, menatap Seo manajer yang menyodorkan ponsel Haechan. Haechan terlihat enggan menerima ponselnya membuat Jeno mengernyit heran.

"Wae? Apa Eomma mu ingin kau pulang?" Tanya Jeno seraya mengambil ponsel Haechan dan diserahkan kepada Haechan.

"Eoh? Aniya, hanya saja ... Bukan apa-apa. Aku akan ke toilet sebentar."

Haechan bangkit dari duduknya, keluar dari ruang tunggu dan melenggang ke toilet. Membuang napasnya panjang, Haechan pun mengangkat panggilan itu.

~ BΛD BӨY ~


"Ini ... "

"Apa kau lelah? Bagaimana hari mu?"

Haechan menerima gelas kaca berukuran kecil berisi soju, lalu meminumnya dengan sedikit memutar tubuhnya.

Ttuk

"Aku bersenang-senang, aku sangat bahagia. Sijeuni terlihat sangat bersinar diantara yang lainnya," jawab Haechan dengan senyum manisnya setelah meletakkan gelasnya lalu menuangkan soju ke gelas Taeyong.

Taeyong tersenyum tipis, ia pun meminumnya. "Haechan-ah ... "

"Nee?"

"Lalui hari mu dengan nyaman, jangan berusaha terlalu keras untuk bahagia. Hanya ... Jalani saja dan rasakan betapa nyamannya."

Haechan menatap Taeyong yang sepertinya sudah mabuk, ia mengangguk kecil. "Hyung, Jaemin pernah mengatakan ini padaku. 'Bahagialah. Jika kau sedang tidak bahagia, berpura-pura bahagia tidak buruk. Terus berpura-pura, sampai kau lupa kalau kau sedang berpura-pura.' Bagaimana menurutmu Hyung?"

Taeyong tertawa keras, ia benar-benar sudah mabuk ternyata. "Jaeminie mengatakan itu?" Tanyanya dan Haechan mengangguk.

"Ggrrhhh! Jaeminie sudah dewasa rupanya, bagaimana bisa kata-katanya begitu bagus?"

Taeyong memajukan wajahnya menatap Haechan, hingga Haechan dapat mencium dengan jelas aroma soju.

"Kau tau? Aku sangat sedih saat melihat kau, Mark, Renjunie, Jeno, Jaemin, Chenle, dan Jisung sudah dewasa. Rasanya baru kemarin kita bertemu, kalian bertujuh sangat kecil dan menggemaskan. Aku bahkan meminta Eomma untuk memberiku adik seperti Mark," ucap Taeyong sedikit tidak jelas mulai merancau.

"Tapi lihatlah! Kalian sudah sangat dewasa, berbicara seperti orang dewasa, bertindak seperti orang dewasa. Huhhhh itu sungguh membuatku sedih. Tidak bisakah kalian terus kecil dan menggemaskan?"

"Kita harus dewasa agar tidak terus membebani hyungdeul dan para orang dewasa dengan kelakukan kekanakan kami, Hyung ... "

"Tapi Haechan—"

"Sudah Hyung, jangan minum terus. Ayo kita pulang kau sudah mabuk," ucap Haechan seraya mencegah Taeyong menuangkan soju ke gelasnya.

"Aku tidak mabuk! Lee Haechan, kau tau 'kan kalau aku sangat kuat minum?" Taeyong menunjuk wajah Haechan dengan gelasnya dan ekspresi wajah yang lucu meskipun sekarang ia tengah memarahi Haechan.

Haechan terkekeh kecil, merasa gemas. "Arraseo, kalau begitu kita lanjutkan ronde dua di dorm."

"Sungguh?! Kau mau minum di dorm? Janji?"

"Tentu saja Hyung, sekarang ayo pulang."

Taeyong mengangguk lucu, langsung bangkit hingga kursi yang ia duduki jatuh dan membuat kebisingan.

"Jesunghamnida," ucap Haechan ke pengunjung lain yang merasa terganggu.

"Ayo adikku! Ayo kita pulang dan lanjut ronde dua!!!"

"Hyung tunggu aku, jangan berlari atau kau akan jatuh."

Haechan meninggalkan beberapa lembar uang di meja lalu berlari menyusul Taeyong yang sudah berlari keluar kedai. Taeyong bahkan meninggalkan topinya.

Brukk

"Jesung—"

Karena terlalu terburu-buru, tidak sengaja Haechan menabrak seseorang dan segera meminta maaf. Namun ucapannya terhenti saat orang tersebut membisikkan sesuatu di telinganya.

"Apa kau menikmati snacknya? Bukankah itu snack kesukaan mu?"

[✓] Bad Boy : Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang