Sebuah mobil putih itu mulai memasuki gang yang tidak terlalu sempit, berjalan pelan melewati sebuah mansion yang digaris polisi dan ada banyak orang di sana. Namun si empu bahkan tidak meliriknya, ia terus berjalan lurus hingga ujung gang beberapa meter sebelum taman.
Dadanya naik turun, menatap rumah berwarna biru yang terlihat sudah tua itu. Setelah mengumpulkan keberaniannya, ia pun keluar dari mobil dan berjalan pelan memasuki rumah itu.
Setelah menekan beberapa pin, pintu pun terbuka. Meski dari depan rumahnya terlihat sudah tua, tapi bagian dalam nampak masih rapih dan lumayan bersih. Sudah jelas seseorang masih tinggal di sini.
Ceklek
Ia buka pintu kamar yang sangat familiar baginya. Seorang laki-laki yang berdiri di dekat jendela itu membalikkan tubuhnya, terlihat terkejut.
"N–noona? Noona, ba–bbagaimana bisa kau di sini? Maaf, aku—"
Brukk
Gadis itu berlari kecil dan memeluk laki-laki itu, menenggelamkan wajahnya di dada bidang laki-laki itu.
"Noona ... "
"Noona maaf, aku membuat kekacauan lagi."
Dukh!
"Apa kau tau kalau aku sangat khawatir padamu saat mendengar beritanya?!"
"Seharusnya kau mengatakannya padaku! Napeun nom, hiks!"
Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya, membuat si laki-laki akhirnya membalas pelukannya dan mengusap kepala si gadis. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.
"Noona, apa Noona sudah menyukaiku?"
"Apa itu penting sekarang?!"
"Yaa Lee Haechan, jangan pernah lakukan hal seperti itu lagi tanpa memberitahu ku!!"
"Seorang manajer kenapa terus meneriaki artisnya? Sijeuni akan marah pada Noona jika tau Noona suka meneriaki ku," ucap Haechan menggoda.
"Sijeuni juga akan marah jika tau kau seceroboh ini."
Kang Jiwon terdiam sebentar, beberapa detik kemudian ia menatap Haechan dengan raut seriusnya. "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Begitupun senyum Haechan yang seketika luntur, ia menggeleng kecil. "Noona tidak perlu tahu."
"Wae? Kenapa kau terus menyembunyikan sesuatu kepada ku?"
"Kenapa aku harus memberi tahu Noona? Apa Noona pacarku?"
"Lee Donghyuck!!"
~ BΛD BӨY ~
"Seharusnya aku— mwoya ige? Hujan? Tiba-tiba?"Drrtt drrttt
Haechan memegang saku celananya, ponselnya bergetar. Ia tersenyum miring, langsung bangkit.
"Yaa! Kau mau lari?! Kembali kau!"
BUGHH
Tidak sia-sia selama ini Haechan pergi ke gym bersama Jeno dan Jaemin. Haechan tertawa meremehkan karena Ayahnya sudah pingsan dengan satu pukulannya. Ia melangkah lebar keluar dari mansion itu, melewati wanita paruh baya yang tengah makan bersama putri kesayangannya.
"Kerja bagus, sekarang pergilah."
Setelah mengatakan itu di telepon, Haechan memutuskan sambungan telepon dan melempar ponselnya ke rumahnya lalu ia mengeluarkan korek api dari saku celananya.
Haechan menampilkan smirknya, membalikkan tubuhnya berjalan menjauhi mansion dan kemudian melemparkan korek api tersebut.
BBBOOOOMMMMMMMMMM!!!
Sebelum pergi dari Korea, Haechan memberikan misi terakhir pada Joo Hyun dan Siwoo untuk menyiram mansion yang selama ini menjadi tempat tinggalnya dengan bensin menggunakan helikopter.
Sekarang, semuanya berakhir. Haechan sudah muak dengan keluarga palsunya. Sebut saja Haechan tidak tau terimakasih atau apalah, Haechan tidak peduli. Tidak dapat dipungkiri, sekarang Haechan bahagia karena sudah tidak ada lagi keluarga 'itu'.
Langkah Haechan terhenti di depan rumah biru yang terlihat tua. Ia melangkah pelan memasuki rumah itu lalu menggulung baju lengannya, mulai membersihkan rumah itu. Beberapa bulan lalu ia telah membeli tanah ini, karena rumah ini mengingatkannya akan seseorang.
Setelah selesai, Haechan berdiri di dekat jendela kamar menatap bulan yang bulat. Ia menyilangkan tangannya.
"Setidaknya aku harus bersembunyi saat seekor harimau tengah memburu ku," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Bad Boy : Lee Haechan
Fanfiction[Lengkap] "Idol? Jangan mimpi! Lee Haechan, aku akan menghancurkan mu." ~XXX . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 15 Februari 2023 Finish : 14 Maret 2023