Know

999 104 0
                                    

"Kau tau?! Hanya aku yang bodoh di keluarga ku."

Pria itu meninggikan suaranya, seraya menunjuk orang di depannya dengan gelas kecil berisi soju lalu meminumnya habis.

"Tapi, tapi itu bukan salahku!"

"Hanya ... Hanya saja aku, terlahir dengan sedikit kekurangan."

Ia membenturkan kepalanya ke meja dan merancau tidak jelas. "Mereka menghukum ku karena nilai ku yang buruk dan mengejekku karena tidak memiliki bakat atau keterampilan."

Hahah!

Pria itu mendongak, menatap wanita di depannya tengah mentertawakan dirinya.

"Kau tertawa?!"

"Eoh? Aniya, mian. Apa kau bilang tadi, detektif? Bakat?" Ia mendesis. "Bakat ... Yang aku tau, bakat tidak ada artinya. Karena uang dan kekuasaan mengalahkannya."

"Lihatlah dirimu, detektif."

"Kau mengatakan kalau kau bodoh 'kan? Lalu, bagaimana bisa orang bodoh seperti mu bisa menjadi detektif bahkan kapten?"

"Itu karena keluarga mu memiliki uang dan kekuasaan, hyeongsa-nim."

Wanita itu berdiri dari duduknya. "Salahku memang, mempercayai detektif bodoh dan ceroboh seperti mu."

"Mwo?! Yaa! Yaa Min Hyesun! Aku lebih tua darimu, kau berbicara non formal padaku?!!"

Wanita bernama Min Hyesun itu melambaikan tangannya lalu melenggang pergi meninggalkan teman lamanya. Ia menghela napasnya, usahanya terasa sia-sia. Sepertinya kali ini ia harus mencari cara lain.

~ BΛD BӨY ~


"Sudah kuduga, aku memang bisa mengandalkan Jang Moonyeong."

Haechan bangkit dari tidurnya, melangkah pelan menuju meja dan mengambil air lalu meminumnya.

Ia meletakkan ponselnya di meja, beralih ke mode speaker. "Hubungi pengacara Noh, dan bebaskan kesayangan ku."

"Ah! Jangan buka ponsel Moonyeong dan menelepon atau mengirim pesan menggunakan nomornya. Apa kau sedang pamer padaku karena kau hacker?"

"Aniya! Itu tidak benar, Donghyuck-ah. Itu hanya karena kau selalu tidak mengangkat telepon ku tapi kau mengangkat telepon Moonyeong."

"Jadi? Apa kau cemburu?"

Haechan duduk di sofa, menatap vas bunga di meja dan mengambilnya. Ia melihat-lihat vas bunga itu, mengeluarkan bunganya dan melihat isi bagian dalam vas.

"Arraseo, aku akan mengangkat telepon mu lain kali tapi kau hanya boleh menelepon ku jika itu penting. Tutup teleponnya."
Menurut, orang di seberang telepon memutuskan sambungan telepon.

Prangggg!!!

Dada Haechan naik turun, ia bangkit lalu berjalan ke arah jendela yang pecah karena ia melemparkan vas bunga tadi.

"Aku diam saja mencoba memaklumi, namun kau melewati batas mu. Apa kau pikir aku tidak tahu siapa dirimu," gumam Haechan.

Sementara itu, seseorang mengerang frustasi karena tiba-tiba saja kameranya mati yang bisa diartikan drone miliknya rusak. Tidak, bukan rusak melainkan di rusak. Bahkan alat perekam yang ia masukan di dalam vas bunga pun tidak aktif lagi. Sudah bisa dipastikan targetnya tahu kalau ia mengawasinya.

"Aku tidak akan berhenti meskipun sekarang kau tahu keberadaan ku. Ya, cari tahulah tentang ku dan datanglah sendiri ke hadapan ku. Aku akan membunuhmu, Lee Donghyuck."

[✓] Bad Boy : Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang