Jangan lupa vote & koment. Thank you.
***
“Terlambat. Kau bereaksi saat melihatku,” ucap malaikat itu di depan wajah Lisa. “Kau tampak gugup sekali. Aku tidak menyangka ada calon Dewa yang begitu dekat. Kenapa? Gugup? Ini bukan pertama kalinya kau melihat malaikat, ‘kan?” lanjutnya sambil terbang menatap Lisa dengan serius.
“De-Dekat? Kau milik siapa?” tanya Lisa masih dengan ekspresi gugupnya.
“Seorang siswi yang sekolah di SMA ini, sama denganmu,” jawab malaikat itu yang memiliki bibir berbentuk love dengan rambut hitam mengkilat. “Dan ia berdiri tepat di belakangmu,” lanjutnya sambil tersenyum miring.
Dengan cepat, Lisa langsung berbalik ke belakang dan lebih terkejut lagi saat melihat Jennie yang kini berada di hadapannya, dengan sedikit menunduk dan ekspresi wajah murung yang akhir-akhir ini sering terlihat.
“Je-Jennie Unnie?”
Jennie langsung mengangkat wajahnya dan matanya membulat begitu mendengar suara yang sudah lama tidak didengarnya.
“Lisa?”
Begitu Lisa hendak berbalik kembali melihat malaikat itu, tiba-tiba saja Jennie langsung menembakkan panah merahnya tepat ke dada Lisa.
Jennie Unnie … menembakku dengan panah merah. Dia juga calon Dewa, batin Lisa.
Bagus, sekarang dia jatuh cinta dengan Jennie, batin malaikatnya Jennie.
Meskipun aku sudah ditembak, aku masih sadar, tapi karena aku sudah menyukai Jennie Unnie, jadi tidak ada yang berubah, batin Lisa. Namun, begitu ia berbalik menghadap Jennie, entah kenapa perasaannya menjadi semakin meluap-luap. Di matanya saat ini, Jennie jauh lebih cantik dari biasanya.
“Unnie … aku suka padamu. Aku mencintaimu!” ucap Lisa dengan mata berbinar dan pipi yang memerah seperti tomat. Dalam hati Lisa merutuki tingkahnya sendiri, karena sebenarnya ia tidak berniat menyatakan perasaannya dengan cara yang payah seperti ini, tetapi efek dari panah merah benar-benar membuatnya tidak bisa mengontrol dirinya.
Setelah mengatakan itu, Lisa terkejut melihat ekspresi Jennie yang terlihat begitu sedih. “Unnie? Kenapa? Kenapa kamu terlihat begitu sedih? Kenapa wajahmu begitu? Katakan sesuatu. Aku akan melakukan apa pun untukmu!” ucap Lisa sambil memegang kedua bahu Jennie, tetapi gadis yang dikhawatirkan itu masih tetap dengan wajah sedihnya sambil menunduk.
“Jennie,” panggil malaikat itu, membuat Jennie mendongakkan kepala untuk menatap sang malaikat. “Lakukan seperti yang kuajarkan,” lanjutnya.
“Lisa, apakah kamu punya sayap?” tanya Jennie. Sepertinya kali ini ia mencoba untuk lebih tenang, sehingga tak menunjukkan ekspresi apa pun.
“Ya! Aku punya,” ucap Lisa dengan semangat sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, tentu saja dengan pipi yang bersemu merah. Efek dari panah merah membuat tingkahnya benar-benar terlihat berlebihan.
“Bagus, dia punya sayap!” ucap malaikat itu.
“Apa kamu ingat rumahku?” tanya Jennie sambil menunduk. Dia terlihat menghindari untuk bertatapan dengan Lisa.
“Tentu saja! Aku mencintaimu!” ucap Lisa dengan mata berbinar.
Wait, harusnya aku tidak mengucapkan kalimat yang terakhir itu! batinnya menggerutu.
“Sekarang kamarku di lantai tiga. Kamu bisa masuk lewat jendela balkon. Pastikan tidak ada yang melihatmu dan tunggu aku di sana.”
“E-Eh, apa Unnie yakin?” tanya Lisa semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selected Candidate (JENLISA)
FanfictionLalisa Manoban Bruschweiler. Kehidupannya yang sangat berat karena ditinggal oleh kedua orang tua dan adiknya sejak usia yang masih sangat muda, membuat ia kehilangan semangat hidupnya. Hari-hari terasa berat dijalani, sampai ia memutuskan untuk men...