Part 20

293 29 2
                                    

Jangan lupa vote & komen. Thanks!

***

Lisa langsung menggendong Aya dan Gong Yoo menggendong Areum. Mereka lalu terbang cepat mengelilingi ruangan kaca itu, agar posisi mereka tidak terlihat.

"Aku tidak bisa melihat mereka lagi," ucap Jiyeong.

"Mereka pasti akan mati. Yang harus kita lakukan adalah menunggu mereka lelah. Mereka benar-benar bodoh."

"Lalu, kenapa Gong Yoo melakukan itu?"

"Mungkin karena cinta untuk keluarganya," jawab Kai.

"Ci-Cinta untuk ... keluarganya? Apa itu 'Cinta untuk keluarganya'? Apa maksudnya?! Entah kenapa ini sangat menjengkelkan!" Jiyeong menjambak rambutnya sendiri, begitu kembali teringat tentang orang tuanya yang selalu memarahinya.

"Tidak, aku tidak boleh kehilangan ketenanganku di depan Seoulman Seonbae," gumam Jiyeong.

"Bukankah kau bilang kematianku akan sangat menyenangkan bagimu? Dan sesuatu tentang rekanmu yang akan membunuhku? Yah, sekarang hanya masalah waktu sebelum rekanmu itu mati. Ini sangat menghibur," ucap Kai kepada Rose. Namun, Rose hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Ada apa? Aku tahu malaikat tidak bisa ikut campur secara langsung, tapi apakah kau tidak bisa bicara hari ini?" tanya Kai, tetapi Rose tetap menatapnya datar. "Jiyeong-si, beritahu aku kalau mereka sudah berhenti. Aku akan menembak mereka dengan panah putih," lanjutnya.

"Eh? Anda akan pergi?"

"Tentu saja. Aku tidak perlu di sini hanya untuk menunggu mereka berhenti. Selain itu, aku takut berada di dekatmu."

"Anda berpikir saya akan menembak Anda dengan panah?" tanya Jiyeong.

"Aku harus mempertimbangkan setiap kemungkinan. Kau tidak boleh sembarangan berteman dengan calon Dewa lain."

Wah, Seoulman Seonbae memang selalu benar, batin Jiyeong.

"Baiklah. Aku serahkan padamu," ujar Kai, kemudian terbang kembali ke vilanya.

Di dalam ruangan kaca, Gong Yoo dan Lisa masih terbang dengan cepat agar tidak terlihat.

"Apa kau punya rencana?" tanya Gong Yoo.

"Tidak," jawab Lisa.

"K-Kau tidak punya rencana?!"

"Tetap hidup adalah yang terpenting. Kau tidak bisa melakukan apa pun jika mati. Itu termasuk memikirkan strategi melarikan diri!"

"Y-Yah, kau tidak salah, tapi aku tidak yakin bisa berapa lama lagi aku akan bertahan jika terus seperti ini," ujar Gong Yoo.

"Jika ada yang bisa kita lakukan saat kita masih hidup, kita harus melakukannya!"

Matahari mulai terbenam, langit pun sudah berwarna jingga. Jiyeong masih berdiri di atas rumah kaca itu dan menunggu sampai Lisa dan Gong Yoo berhenti.

"Sampai kapan mereka akan bertahan?" gumam Jiyeong.

Sedangkan Kai saat ini sedang meminum jus dengan santai sambil memantau melalui kamera yang masih terhubung dengannya.

"Dia benar-benar tidak punya rencana. Padahal, jika dia tidak masuk ke dalam, dia bisa menyelamatkan dirinya sendiri," ucap Kai.

***

Hari sudah mulai gelap, malam telah tiba. Namun, Lisa dan Gong Yoo masih tetap terbang memutari ruangan itu, sedangkan Jiyeong masih duduk di atas rumah kaca itu sambil asyik dengan samurainya.

Selected Candidate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang