Jangan lupa vote & komen, ya. Thanks!
Btw, hari ini 27 Maret 2024! HBD Lalisa!
***
"Sifat naifmu itu sangat menjengkelkan. Kebohongan bukanlah omong kosong saja saat kita berusaha saling membunuh, bodoh. Jika kalian berempat mati, maka aku tidak perlu membunuh siapa pun selain calon Dewa! Black, kaulah yang akan menjadi kelinci percobaan pertamanya. Mendaratlah di atas kincir itu dan simpan sayapmu, Ini bukan gertakan belaka. Jika kau menolak, kami akan melepaskan virus ini," ucap Kai.
Jadi, kami berempat yang mati atau jutaan orang yang akan mati? batin Lisa.
"Tunggu! Aku yang akan jadi⸺" Ucapan Gong Yoo dipotong oleh Kai.
"Tidak. Kau menunggu saja. Siapa yang paling ingin kubunuh? Siapa yang tidak mungkin melarikan diri? Dan siapa yang akan menerima sayap dan panah milik kelinci percobaan setelah kematiannya? Saat kau mempertimbangkan tiga pertanyaan itu, urutannya akan muncul dengan sendirinya. Bodohnya kalian saling menebak panah merah tepat di depanku. Aku akan ambil semua panah dan sayap kalian," ujar Kai.
Jennie dan Lisa saling menatap, lalu Lisa melepaskan pelukan mereka. Ia terbang perlahan mendekati wahana bianglala itu, kemudian mendarat di atasnya. Nancy juga sudah berada di sana dan mereka saling berhadapan dengan jarak sekitar dua meter.
Lisa-ya ..., batin Jennie dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
Jika dia memakai panah putih dulu ... tidak, aku bisa terbang dan memakai senjataku, tapi bahkan jika wanita itu mati, virusnya tetap akan tersebar. Apa yang harus kulakukan? batin Gong Yoo.
"Black ... jangan pergi!" teriak Jennie. Ia hendak menghampiri Lisa untuk menariknya kembali ke tempat mereka sebelumnya.
"Jangan bergerak! Atau aku akan menekan tombolnya! Jiyeong dan pria yang sekarat itu, buang senjata kalian," ujar Nancy.
Aku tidak tahu cara menghentikan mereka, pikir Gong Yoo.
"Cepatlah!" teriak Nancy. Akhirnya Gong Yoo melepaskan kedua pistolnya hingga terjatuh ke bawah, begitu juga dengan Jiyeong yang melepaskan pedangnya.
Nancy tersenyum puas. Ia kemudian menatap Lisa. "Sekarang, maju selangkah demi selangkah."
Lisa berjalan di atas bianglala dengan perlahan sambil menyeimbangkan badannya. Karena ia tidak boleh mengeluarkan sayapnya, maka jika salah langkah sedikit saja, ia bisa terjatuh dari atas bianglala yang besar itu. empat langkah, Lisa hampir saja terjatuh. Untung saja ia terduduk dan memegang besi dari kincir itu. Dengan perlahan, Lisa kembali berdiri dan lanjut melangkah.
Mereka akan melepaskan virusnya dan orang-orang akan mati. Apa yang harus kulakukan? batin Lisa.
"Tidak! Jangan mendekatinya! Kumohon jangan pergi!" teriak Jennie histeris sambil menangis, begitu melihat Lisa semakin mendekati Nancy.
"Sial, panah merahnya terlalu efektif pada wanita itu. Diamlah!" ujar Kai.
"A-Ayo, Nona Telinga Kucing," ujar Jiyeong mendekat sambil memegang lengan Jennie untuk menariknya ke posisi aman.
"Jika kau mati, aku akan ...," Ucapannya terjeda karena tangisannya. Hati Jennie sangat sakit jika membayangkan kemungkinan dirinya akan kehilangan Lisa.
"Bodoh kalau mengorbankan hidupmu untuk orang asing, bahkan jika itu untuk puluhan ribu dari mereka. Kau harusnya hanya mempertaruhkan hidupmu untuk orang yang kau cintai, 'kan?" ujar Jiyeong.
"Kita juga tidak bisa membiarkan puluhan ribu orang mati," ucap Jennie pelan, membuat Jiyeong terkejut.
"Apa? Ah, la-lalu, apa yang harus kita lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selected Candidate (JENLISA)
Fiksi PenggemarLalisa Manoban Bruschweiler. Kehidupannya yang sangat berat karena ditinggal oleh kedua orang tua dan adiknya sejak usia yang masih sangat muda, membuat ia kehilangan semangat hidupnya. Hari-hari terasa berat dijalani, sampai ia memutuskan untuk men...