Hai semuanya, sorry baru update lagi. Jangan lupa vote & komen. Thanks.
***
Di sebuah kamar yang dipenuhi dengan berbagai macam boneka, dua orang gadis itu masih berada di ranjang tersebut. Bedanya, salah satu gadis yang tidak memakai sehelai benang pun, sudah tidak bernyawa dengan badan berlumuran darah, sedangkan gadis berkacamata yang berada di atasnya tersenyum puas sambil memegang pisaunya. Baju seragamnya yang sudah terbuka semua kancingnya itu pun berlumuran darah.
Panah merah terlihat keluar dari dada gadis yang sudah tidak bernyawa itu dan kembali ke tangan Tzuyu, sang gadis berkacamata. "Ah, ini berlebihan. Bisa-bisa aku terlalu puas," ucap Tzuyu menatap mayat gadis di depannya.
"Oke, saatnya memetik buah berikutnya!" Tzuyu kemudian turun dari ranjang, lalu berlari dengan semangat menuju pintu kamar. Namun, begitu hendak membuka pintu, dia tersadar akan sesuatu.
"Oh, benar, aku harus ganti pakaian. Bodohnya aku," ujarnya tertawa malu sendiri.
***
Gong Yoo akhirnya masuk ke kamar Jennie sambil membawa dua tas jinjing yang lumayan besar. Kali ini dia datang bersama malaikatnya.
"Dia Injoo, malaikatku," ucap Gong Yoo, menoleh pada malaikatnya.
"Hai, senang bertemu kalian," ujar Injoo sambil membungkuk sebagai tanda salam.
"Aku Rose. Senang bertemu denganmu, Injoo."
"Aku Jisoo. Salam kenal," ucap Jisoo santai.
"Ada apa di tas itu?" tanya Lisa. Ia penasaran dengan isi tas yang Gong Yoo bawa.
"Oh, ini? Aku pinjam banyak barang dari pasukan pertahanan sebelumnya," ucap Gong Yoo sambil menunduk, membuka tas itu. Terlihatlah beberapa senjata beserta peluru, sarung tangan, dan lain sebagainya.
"Eh?!" Lisa terkejut.
"Ini mungkin tidak sebagus panah putih, tapi ini akan memungkinkan kita untuk bertahan karena Dewa baru yang akan dipilih menggunakan sayap dan panah, aku tidak dapat menahan perasaan bahwa ini melanggar aturan," ucap Gong Yoo sambil memegang sebuah pistol dari dalam tas itu.
"Tidak ada yang menghalangi seseorang untuk menggunakan barang ciptaan manusia untuk membunuh calon Dewa sebelum menjadi Dewa," ucap Injoo.
"Wah, benarkah? Tidak heran mereka memanggilmu Malaikat Pengetahuan, Injoo," ucap Rose.
Jisoo nampak tercengang mendengar pernyataan Injoo. "Aku tidak tahu itu."
"Senang mendengarnya. Kalian berdua harus membawa ini." Gong Yoo menyerahkan dua buah pistol untuk masing-masing Jennie dan Lisa.
"A-Aku tidak bisa ...," Jennie refleks melangkah mundur begitu Gong Yoo menyerahkan pistol itu di depannya.
"Apa-apaan ini?" ucap Lisa.
"Apa ini terlihat seperti lelucon? Aku sangat serius," jawab Gong Yoo.
"Aku tahu. Bukan itu yang kumaksud. Aku bertanya, apakah boleh mengubah anak-anak menjadi penjahat dan pembunuh?!" ucap Lisa.
Gong Yoo menurunkan tangannya yang tadi menyodorkan pistol untuk Jennie dan Lisa. "Itu tidak akan membuatku menangis. Dengar, tidak peduli siapa pun yang membunuh Seoulman atau bagaimana caranya, karena ketika semuanya terungkap, mereka akan dianggap sebagai pahlawan. Hanya saja kita baik, aku tidak mengatakan aku ingin menjadi pahlawan. Aku hanya tidak mau menjadi ayah yang tidak bisa apa-apa untuk anaknya dan tidak berusaha."
"Aku mendapat kesempatan untuk menjadi calon Dewa. Aku akan memikul tanggung jawab itu dan melakukan semua yang kubisa. Ini bukan waktunya untuk berdiri dan berbicara. Jika kita tidak segera bertindak, korban berikutnya akan mati," ucap Gong Yoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selected Candidate (JENLISA)
FanfictionLalisa Manoban Bruschweiler. Kehidupannya yang sangat berat karena ditinggal oleh kedua orang tua dan adiknya sejak usia yang masih sangat muda, membuat ia kehilangan semangat hidupnya. Hari-hari terasa berat dijalani, sampai ia memutuskan untuk men...