Jangan lupa vote & komen, ya. Thanks!
***
"Apa kau ingat yang kukatakan? Seperti janjiku ... Setelah membunuhmu, aku juga ambil baju itu," lanjutnya.
Mereka saling menodongkan panah, bersiap untuk saling menyerang.
"Wait. Panah putihku melawan panah merahmu. Bertarung adil satu lawan satu, 'kan?" tanya Kai.
"Ya," jawab Lisa.
"Bertarung adil? Itu tak cocok denganmu," ujar Gong Yoo, tetapi tak digubris oleh Kai.
"Bagaimana kalau menambahkan aturan?" usul Kai, membuat Lisa bingung, pasti Kai memiliki sebuah niat yang tidak baik.
"Jangan, Black! Abaikan usulannya!" teriak Gong Yoo,
"Ya sudah, bisa pakai caramu saja," ucap Kai.
"Caraku?" tanya Lisa.
"Ya. Aku malas memberi usulan karena lelaki tua itu tak percaya. Kau saja yang tentukan."
"Diam di tempat dan bergantian menembakkan panah," usul Lisa.
"Diam dan menembak bergantian dalam jarak tembak panah, ya?"
"Ya."
"Satu dari kita menembak dan satunya menghindar. Jika bisa menghindar, kita akan semakin mendekat, ya."
"Ya."
"Untuk seorang idiot, itu bukan ide buruk. Malaikat kita boleh ada di belakang kita, 'kan?"
"Ya," jawab Lisa lagi. mereka lalu terbang ke bawah mengambil posisi masing-masing dan berdiri saling berhadapan dengan jarak tembak panah.
"Black, jika bisa menembaknya panah merah ... aku yang akan mengakhirinya. Jika tak membunuhnya membuatmu bahagia, maka kebahagiaanku adalah membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku ragu kau akan mengerti, tapi⸺" Gong Yoo tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena kembali terbatuk dan mengeluarkan darah.
"Aku mengerti," ucap Lisa.
"Cukup, 'kan? Ayo kita mulai," ujar Kai.
"Menurutku tak perlu mengakhiri semuanya di sini," ujar Jessi.
"Tak perlu memberiku saran."
"Baik." Jessi mengambil posisi terbang di belakang Kai.
"Putih melawan merah. Bertarung dengan adil. Satu lawan satu," ujar Jisoo.
"Oh iya, mari tentukan siapa yang duluan menembak." Kai mengeluarkan sebuah koin. "Aku kepala dan kau ekor," lanjutnya.
"Terserah saja."
Kai segera melempar koin ke atas, tetapi ia dengan cepat menembakkan panah putihnya ke arah Lisa. Rupanya dia ingin menembak Lisa ketika gadis itu sedang fokus melihat ke arah koin yang dilempar. Namun, untung saja Lisa juga gesit dan mampu menangkis panah putih milik Kai yang hampir mengenainya.
"Dia menangkisnya!" ujar Jisoo.
"Itu cuma pemanasan. Sekarang giliranmu. Tiga meter, ah, tidak, lima meter juga boleh. Cepat maju dan tembak," ucap Kai.
Lisa maju satu langkah, kemudian menembakkan panah merahnya. Namun, berhasil juga ditangkis Kai.
"Menangkis tanpa sayap?" Lisa terkejut karena Kai mampu menangkis tanpa menggunakan sayapnya untuk mempercepat gerakan.
"Apa? Tak ada gunanya memakai cara ini kalau kita tetap menggunakan sayap. 'Diam di tempat' maksudnya dilarang terbang sampai ini selesai, 'kan? Ayolah, kau tak berpikir sejauh itu, ya? Kau buat aturan apa sih. Atau kau pikir Cuma kau yang bisa menangkis panah? Jangan remehkan aku. Semua yang kau bisa, aku juga bisa. Tak ada bagian dariku yang lebih rendah darimu. Kau mengerti maksudnya? Dalam segala hal, tak ada orang yang bisa mengalahkanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selected Candidate (JENLISA)
FanfictionLalisa Manoban Bruschweiler. Kehidupannya yang sangat berat karena ditinggal oleh kedua orang tua dan adiknya sejak usia yang masih sangat muda, membuat ia kehilangan semangat hidupnya. Hari-hari terasa berat dijalani, sampai ia memutuskan untuk men...