Jangan lupa vote & komen. Thanks!
***
Semua orang yang berada di tempat itu dan di sekitar Namsan Tower dibuat terkejut karena ledakan yang tiba-tiba, bahkan banyak yang berteriak histeris ketakutan.
"Apa ini nyata?"
"Apa yang terjadi?"
"Serangan teroris?"
Berbagai ocehan terdengar dari orang-orang yang menyaksikan ledakan tersebut. Untung saja tadi para polisi sudah menutup Namsan Tower ketika menemukan mayat di sana, sehingga tidak terdapat korban akibat ledakan tersebut.
Apa yang ... barusan terjadi? Kupikir Seoulman seharusnya muncul, batin Lisa. Beberapa saat kemudian, ia melihat tubuh Gong Yoo yang terjatuh bebas dari bagian atas tower yang baru meledak itu. Lisa segera terbang dengan cepat untuk menangkap tubuh Gong Yoo, kemudian ia membawanya ke atas gedung tempat ia bersembunyi tadi.
"Gong Yoo-si! Tidak ... jangan mati. Kumohon, jangan mati! Aku tidak ingin ada korban lagi!" ucap Lisa sambil menangis.
Tiba-tiba, Gong Yoo terbatuk pelan, membuat Lisa semakin menangis karena lega, ternyata Gong Yoo berhasil selamat dari ledakan itu.
"Gong Yoo-si selamat! Bukankah itu bagus, Injoo?" ucap Rose yang sedari tadi terbang bersama Injoo sambil memantau.
"Iya, meskipun kita bisa langsung mengetahuinya," jawab Injoo.
"Lisa, itu kau, 'kan?" tanya Gong Yoo yang masih setengah sadar.
"Ya!"
"Untungnya aku memakai pakaian ini untuk berjaga-jaga. Aku tahu ada kemungkinan dia melakukan itu, tapi aku tidak menyangka akan sejauh ini. Dia nekat menggunakan lebih dari panah putihnya untuk membunuh orang. Kau pasti lega, ya? Bukankah kau bilang, kau tidak ingin ada korban lagi?"
"Iya," jawab Lisa pelan.
"Gadis T pasti mati dalam ledakan itu. Aku setuju denganmu. Aku juga tidak ingin melihat orang mati, tapi kita tidak boleh terlalu terbawa suasana. Pertarungan yang sebenarnya baru dimulai."
Lisa dibuat bingung dengan kalimat terakhir Gong Yoo. Apa yang dimaksud pria itu? Ia terlihat serius memandang ke atas, dekat bagian tower yang meledak tadi.
"Dia di sini," ucap Gong Yoo.
"Kostum apa itu? Sebenarnya itu cukup keren. Aku akan merebutnya," ucap Seoulman yang ternyata sudah terbang menghampiri Lisa dan Gong Yoo.
Lisa terkejut langsung berbalik dan mendongak ke atas, menatap Seoulman dengan kostum yang menutupi seluruh tubuhnya.
"Bagaimana ... bagaimana bisa kau semudah itu membunuh orang?" ucap Lisa.
"Mungkin karena sayap dan panah yang diberikan padaku ini," jawab Seoulman.
"Bukan itu yang kumaksud. Aku bertanya, apa menurutmu tidak apa-apa jika membunuh orang?!" teriak Lisa. Ia sangat kesal dengan orang di hadapannya yang terlihat sangat santai setelah melakukan kejahatan.
"Lisa-ya ...," ucap Gong Yoo.
"Siapa kau? Anak-anak?" ucap Seoulman sambil tertawa meremehkan. "Membunuh orang itu salah. Tidak ada yang lebih berharga dari hidup. Apa itu yang ingin kau dengar?" lanjutnya.
"Kau tahu membunuh orang itu salah, tapi kenapa kau melakukannya?" tanya Lisa.
"Agar aku bisa menjadi Dewa, mungkin? Pengorbanan harus dilakukan, meskipun aku berusaha untuk meminimalkannya."
"Tidak ada yang bilang kalau calon Dewa terakhir yang bisa bertahan setelah kita saling membunuh yang akan menjadi Dewa!" ucap Lisa.
"Kau benar. Ini hanya proses pengambilan keputusan yang kupilih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selected Candidate (JENLISA)
FanfictionLalisa Manoban Bruschweiler. Kehidupannya yang sangat berat karena ditinggal oleh kedua orang tua dan adiknya sejak usia yang masih sangat muda, membuat ia kehilangan semangat hidupnya. Hari-hari terasa berat dijalani, sampai ia memutuskan untuk men...