Part 18

412 31 0
                                    

Jangan lupa vote & komen. Thanks!

***

"Ini ... adalah salah satu pedang legendaris milik Tanjiro. Aku bahkan sudah mendapatkan pedang Akame," ujar seorang pria dengan rambut yang dicat pink dan bertato dengan dandanan nyentrik, sambil mengarahkan ujung pedang yang dipegangnya ke wajah seorang pria paruh baya yang terduduk ketakutan.

"Ke-Kenapa? A-Apa yang kau mau?" ujar pria paruh baya itu.

"Omong-omong, aku tidak bisa menyembunyikan betapa terkejutnya aku. Aku akan menembakmu dengan panah merah dan membuatmu melakukan sesuatu untukku, tapi sepertinya seseorang sudah mendahuluiku," ujarnya, karena panah merah yang ditembaknya memantul kembali dan ternyata sudah ada panah merah yang menancap di dada pria paruh baya itu.

"Panah?" tanya pria paruh baya itu bingung.

"Itu lucu, bukan?" tanyanya, kemudian tertawa dan menunjukkan ekspresi aneh. "Bagaimanapun, aku ingin kau memberitahuku, siapa yang menembakmu?" lanjutnya dengan semakin mendekatkan ujung pedang ke wajah pria itu.

"A-Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan! Dan selain itu, aku terikat oleh kerahasiaan klie⸺" Ucapan pria paruh baya itu terpotong, karena pria berambut pink itu memukul kepalanya dengan vas bunga yang ada di situ, hingga darah mengalir dari kepala orang tua itu.

"O-Oke, aku akan memberitahumu apa pun yang ingin kau ketahui," ujar pria itu sambil mengangkat tangannya menyerah, membuat ekspresi wajah pria berambut pink langsung berubah tersenyum puas.

***

"Wah, tempat ini sangat bagus!" ujar Gong Yoo.

Saat ini mereka sudah berkumpul di gedung baru yang Jennie beli. Bukan hanya gedungnya yang bagus, tempatnya juga indah dan asri, karena terletak di bukit yang tinggi dan jauh dari keramaian kota, sehingga mereka bisa bebas jika ingin terbang.

"Tempat ini cukup dikenal sebagai 'Gedung di Atas Awan' beberapa tahun yang lalu, sebelum pemiliknya pindah ke luar negeri dan memutuskan untuk menjualnya," jelas Jennie.

"Wah! Aku bisa terbang dengan bebas ke mana pun yang kumau!" ujar Rose sambil terbang riang mengitari gedung yang luas itu. Beruntungnya Jennie berhasil meminta kepada pemilik sebelumnya untuk menjual gedung yang lebih seperti mansion mewah itu beserta isinya, sehingga mereka tidak kerepotan lagi.

"Oh, iya. Jennie-si, cobalah ini." Gong Yoo memberikan sebuah tas yang berisikan kostum milik Jennie.

"Kau menyelesaikannya? Terima kasih!" ujar Jennie senang.

Rose terbang menghampiri Lisa yang sedang berdiri di teras depan mansion sambil menatap taman depan. "Kenapa kau melamun?"

"Ah, ini terlihat mirip dengan taman yang biasa kukunjungi bersama keluargaku," jawab Lisa.

"Oh ... bukankah itu bagus?" tanya Rose lagi dan dijawab anggukan oleh Lisa.

Kembali ke Jennie, setelah ia menerima kostumnya dari Gong Yoo, ia berniat untuk menyimpan kostum itu di kamarnya. Namun, ia terkejut begitu membuka pintu kamar karena ada banyak bola-bola kristal seukuran telapak tangan yang begitu banyak beterbangan. Begitu ia melihat ke atas, ternyata Jisoo sedang terbang sambil memeluk beberapa bola kristal juga.

"Apa ini?" tanya Jennie.

"Ini adalah Bola Kristal Surgawi yang berisi kenangan dari setiap Dewa dan malaikat dari awal mula Surga hingga hari ini. Satu kristal berisi lebih banyak informasi daripada yang bisa ditemukan di ribuan buku," jelas Jisoo.

"Kau akan membaca semua ini? Jangan terlalu memaksakan diri, Jisoo-ya."

"Aku harus, jadi kau bisa mendapatkan sayapmu sendiri sesegera mungkin." Jisoo tersenyum sekilas, sambil terus menyerap bola-bola kristal itu di kepalanya untuk mengingat semua kenangan atau informasi yang terdapat di dalamnya.

Selected Candidate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang