Part 26

200 17 6
                                    

Jangan lupa vote & komen, ya. Thanks!

***

"Jarak mereka sudah dekat," ujar Jisoo.

"Ya. Sudah tak sampai dua puluh meter," sahut Injoo.

Jennie menatap Lisa dengan khawatir. Melihat jarak yang semakin dekat, tandanya nyawa Lisa semakin terancam, apalagi yang harus ia tangkis adalah panah putih.

Jika semakin mendekat, akan jadi pertarungan refleks, batin Lisa.

"Ada apa? Ini giliranmu. Percuma saja berpikir. Akulah yang akan jadi Dewa."

"Takkan kubiarkan kau menjadi Dewa."

"Kenapa pesimis begitu? Kau memang akan mati, tapi dunia bisa saja membaik," ujar Kai.

"Mustahil. Dunia akan berubah, tapi mustahil membaik kalau kau yang menjadi Dewa! Kau cuma ingin kekuatan ilahi untuk keinginanmu sendiri. Kau takkan memikirkan nasib dunia," ucap Gong Yoo.

"Kurasa itu tak benar. Aku sudah memikirkan bagaimana agar dunia ini membaik. Meski langsung kuhentikan karena itu terasa konyol. Lagipula, apa hal tak realistis seperti Dewa bisa dipercaya? Malaikat yang ada di sini juga sama, tapi mau mereka benar-benar malaikat, senjata super, makhluk luar angkasa, atau apa pun itu, mereka memang punya kekuatan khusus dan Cuma orang terpilih yang bisa lihat."

"Malaikat?"

"Dia omong apa?"

Orang-orang langsung ribut membahas omongan Kai yang tampak tidak masuk akal bagi mereka. Tentu saja selain calon Dewa, mereka tidak bisa melihat para malaikat yang sebenarnya ikut masuk ke dalam layar siaran langsung itu.

"Ya, bagus. Semua orang perlu tahu ini. Dia terus mengoceh, ya," ujar anak kecil bertopeng Vendetta.

Dari kantor kepolisian juga sedang melihat tayangan siaran langsung tersebut dan mencoba untuk melacak lokasi pertarungan itu.

"Lokasinya sudah diketahui?" tanya seorang pria yang merupakan Komisaris Jenderal Kepolisian Korea Selatan.

"Sedang dikerjakan, Pak. Ada beberapa lapisan keamanan yang sedang kami coba tembus."

"Ini apa-apaan, ya? Seperti saat di stadion dan Namsan Tower ... orang berkostum ini dianggap pelaku rangkaian insiden ini. Apa yang ingin dia capai?" ucap seorang wanita yang merupakan Wakil Komisaris Jenderal.

"Setelah Dewa, sekarang malaikat? Apa yang tersembunyi di balik rekaman ini?"

***

"Aku dipilih oleh mereka. Jadi bertaruh pada kekuatan ini juga satu pilihan. Tidak, ini kekuatan yang pantas untukku," ujar Kai.

"Apa yang ... membuatmu putus asa? Harapan apa yang kamu terima dari malaikatmu?" tanya Jennie.

Mendengar pertanyaan itu, membuat Kai menggeram kesal dan menoleh menatap Jennie, membuat gadis kucing itu tersentak.

"Mana mungkin kukatakan, bodoh. Jika niatmu mengalihkanku agar tertembak oleh Black ... itu hebat untuk seekor kucing betina sepertimu, tapi lebih baik kau diam, atau kubunuh kau!"

"Itu bukan niatnya. Yellow bertanya karena dia baik. Kita bertarung dengan adil. Jadi, coba tahan panah ini dengan adil dari jarak ini!"

Panah Lisa melesat cepat, bahkan sedetik saja hampir mengenai Kai. Hal itu cukup membuat Kai terkejut.

Hampir saja, batin Jessi.

"Black, jangan sampai terprovokasi! Dia orang yang licik! Kau tak perlu bertarung dengan adil!" teriak Gong Yoo.

Selected Candidate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang