Part 6

770 73 2
                                    

Jangan lupa vote & komen. Thank you.

***

“Baiklah. Kalau begitu, tolong percayalah padaku juga.”

“Oke!” Rose terbang dengan riang sambil tersenyum manis.

“Oke? Rose …,” ucap Lisa.

“Tidak apa-apa. Malaikat tidak bisa menyakiti calon Dewa. Selain itu, Jennie membutuhkan sayap,” bisik Rose.

“Baiklah! Kalau itu untuk melindungi Jennie dan kami bisa bahagia, aku akan melakukan apa pun!” ucap Lisa menggebu-gebu.

“Efek panah merah memang luar biasa. Tidak biasanya dia mengatakan hal seperti itu,” ucap Rose dengan mata berbinar, sedangkan Jisoo hanya menopang dagu sambil tersenyum miring.

***

"Apa? Kau ingin aku tinggal di sini?!” Lisa kaget dengan permintaan Jisoo.
Saat ini hari sudah malam, tetapi Lisa dan Rose masih berada di kamar Jennie bersama sang pemilik kamar dan juga malaikatnya. Mereka berbincang-bincang tentang rencana ke depannya.

“Tentu saja. Lagi pula, kau akan melindungi Jennie sepanjang waktu, ‘kan?”

“Yah … aku tidak keberatan, tapi ….” Lisa berbalik menatap Jennie. “Apakah boleh?” tanyanya.

“Ya. Sampai Dewa baru terpilih ….”

Wajah Lisa langsung merah seketika. Pikirannya saat ini benar-benar tidak bisa tenang, karena membayangkan bagaimana jadinya jika ia dan Jennie tinggal bersama.

“Tapi, orang tuamu?” tanya Lisa.

“Aku akan memberitahu mereka lewat telepon, karena saat ini mereka sedang melakukan perjalanan bisnis.”

“Baiklah. La-Lalu … apakah kita … a-akan tidur bersama?”

Jennie langsung mengangkat pandangannya menatap Lisa sejenak karena terkejut dengan pertanyaan itu.

“Ma-Maksudku, tentu saja kita hanya tidur, bu-bukan melakukan hal lainnya!” lanjut Lisa dengan panik karena takut Jennie salah paham.

“Apa yang kamu bicarakan? Kamu tahu ada banyak kamar tamu di sini. Kamu bisa tidur di salah satu kamar itu,” jawab Jennie tanpa ekspresi.

Lisa tertawa kikuk sambil menggaruk belakang kepala yang tidak gatal. “Ah, iya benar juga. Maaf, itu karena aku sudah lama tidak ke sini.”

Mendengar ucapan Lisa, membuat Jennie tertunduk. Ekspresi sedih itu kembali muncul di wajahnya. Sebenarnya Lisa sangat penasaran, kenapa Jennie terlihat begitu sedih? Apakah dia sedang memiliki masalah? Lisa sangat ingin menjadi tempat Jennie berbagi segala suka dan dukanya, tetapi ia sadar, hubungannya dan Jennie sudah tidak seperti dulu lagi.

Ke mana perginya Jennie yang memiliki gummy smile terindah itu? Ke mana Jennie yang selalu ceria dan manja? Kenapa sekarang hanya ekspresi sedih yang terpancar dari wajahnya? Hati Lisa ikut sakit melihat ekspresi itu. Mulai sekarang Lisa berjanji, tidak akan menjauhi Jennie lagi, karena Lisa yang sekarang, bukanlah Lisa yang dulu. Lisa yang sekarang adalah Lisa yang akan memperjuangkan kebahagiaannya, dan itu adalah Jennie.

“Ada tiga kamar tamu. Di lantai satu, dua, dan tiga. Kamu ingin menggunakan yang mana?” tanya Jennie.

“Yang di lantai tiga saja, agar selantai dengan kamarmu,” ucap Lisa sambil tersenyum manis menatap Jennie, tetapi gadis yang ditatap itu langsung mengalihkan pandangannya.

“Baiklah, kamarnya berada di sebelah kamarku. Kamu bisa menggunakannya.”

“Kalau begitu, aku akan pulang sebentar untuk mengambil pakaianku,” ucap Lisa, kemudian bangkit berdiri. "Ah, bolehkah aku me-meminta nomor teleponmu?” lanjut Lisa dengan pipi memerah. Namun, Jennie masih diam sambil mengatur bukunya di meja belajar.

Selected Candidate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang