Part 22

390 22 0
                                    

Jangan lupa vote & komen. Thanks!

***

Akhirnya, Jennie telah kembali dari mengantar Aya. Dia langsung mengambil posisi di sebelah Lisa.

"Oke, ayo kita mulai? Ngomong-ngomong, aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Bisakah kalian membunuh orang-orang biasa yang kutembak dengan panah merah ini?" ujar Kai.

"Jangan bodoh. Tidak ada yang biasa dari mereka," ujar Gong Yoo.

"A-Anu ... A-Apa kau tidak diizinkan untuk membunuh mereka?" tanya Jiyeong kepada Jennie.

"Kalau aku menyuruhmu membunuh mereka, apa kau bisa melakukannya?" tanya Jennie pelan.

"Ya. Aku akan membunuh mereka." Jawaban Jiyeong membuat Jennie terkejut.

"Aku yang dulu sebelum jatuh cinta padamu mungkin bisa membunuh seseorang karena putus asa, ta-tapi aku yang sekarang berbeda. Sekarang setelah bertemu denganmu, aku merasakan kegembiraan mengalir di tubuhku. Tidak peduli siapa itu, jika kau mau, aku bisa membunuh mereka. Hidupku bermakna saat digunakan untuk melayanimu."

Dia benar-benar menarik, batin Top sambil memandang Jiyeong.

"Panah merah sangat efektif pada manusia ini," ujar Injoo.

"Iya, kan?" sambung Rose.

Dia mau membunuh seseorang untukku? batin Jennie. "Demi masa depan ... kau boleh membunuh Seoulman," ujar Jennie sambil tertunduk.

Lisa terkejut mendengar ucapan Jennie. Kami memang harus membunuh Seoulman sekarang, tapi ....

Gong Yoo mengarahkan panah merahnya kepada Lisa, membuat gadis itu mengangkat kepalanya, menatap Gong Yoo. "Jangan khawatir. Aku tidak akan menyuruhmu menggunakan panah putih. Kau tahu apa maksudnya, 'kan, Black? Aku minta maaf karena menyeretmu ke dalam ini. Kau juga, Yellow," ujar Gong Yoo kepada Jennie dan Lisa.

Jennie menatap Lisa, lalu Lisa menganggukkan kepalanya. Kini mereka saling menodongkan panah merah kepada satu sama lain. Jennie akan menembak Gong Yoo, Gong Yoo menembak Lisa, dan Lisa menembak Jennie.

"Siap?" ujar Gong Yoo. Begitu keduanya mengangguk, mereka langsung sama-sama melepaskan panah merah itu.

Gong Yoo-si, aku akan melakukan apa pun untukmu, batin Lisa yang mulai terkena efek panah merah.

Aku sangat mencintainya. Aku tidak bisa menatap matanya. Dia terlihat sangat bisa diandalkan saat bertarung. Aku akan melakukan apa pun untuk Lili, batin Jennie.

Aya, Areum, maaf ... aku harus melakukan ini untuk bertarung, batin Gong Yoo.

"Ayo kita selesaikan ini, apa pun yang terjadi!" ucap Gong Yoo.

"Ya!" jawab Jennie dan Lisa serentak.

"Hah? Apa yang mereka lakukan?" tanya Eundong.

"Kau bodoh, ya? Sekarang panah merah kita tidak bisa menembus mereka. Kita harus membunuh mereka berempat untuk mengambil sayap dan panah mereka," ucap anak bertopeng Vendetta.

"Itulah yang kuharap mereka lakukan," ujar Kai.

"Baiklah, sekarang kau satu-satunya yang bisa ditembak oleh panah merah," ucap Gong Yoo sambil menunjuk Kai.

"Kalau begitu, aku tidak akan ikut sampai akhir permainan. Jika kalian ingin melawanku, kalian harus mengalahkan mereka bertiga terlebih dahulu. Dengan kata lain, aku adalah bos terakhir," ujar Kai.

"Kau mau melarikan diri saat kau berada di posisi yang kurang menguntungkan," ucap Gong Yoo.

Kai tertawa. "Aku tidak akan lari," ujarnya dengan nada rendah dan penuh penekanan.

Selected Candidate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang