Part 9

512 60 0
                                    

Jangan lupa vote & komen. Thank you.

***

Lisa menggeram. Seketika kalung lingkaran merah di lehernya terlihat, tanda ia akan segera mengaktifkan sayapnya.

"Jangan pergi."

Rose tiba-tiba muncul dari atas stadion, membuat Lisa dan Jennie terkejut sejenak. "Jangan bergerak," lanjut Rose. Dia berucap tanpa menatap Lisa, agar tidak ada yang tahu bahwa perkatannya itu ditujukan untuk Lisa.

"Rose?" gumam Lisa.

Di saat semua orang sedang fokus menatap ke anak gadis yang terus berteriak meminta pertolongan, Jennie dan Lisa justru melihat ke atas karena mereka terkejut dengan kedatangan Rose. Tanpa mereka sadari, ternyata ada yang memotret keduanya.

"Jangan bertindak tanpa rencana. Kau hanya akan memberitahunya bahwa kau calon Dewa," ucap Rose, masih tidak menatap ke arah Jennie dan Lisa.

"Lisa-ya, Rose benar. Jika kita bertindak sekarang ...." Jennie kembali menunduk, sedangkan Lisa pun menunduk dan termenung.

Ta-Tapi, jika tidak ada yang melakukan apa pun, gadis itu akan .... Tidak, jika dia gagal memancing calon Dewa, Dia tidak akan membunuhnya sekarang. Setidaknya, gadis itu adalah rekannya selama dua puluh tiga hari, pikir Lisa.

"Oh, apa ini? Malaikat lain, ya? Bukan yang aku cari, tapi karena malaikat imut ini benar-benar tipeku, kurasa tidak apa-apa," ucap Seoulman yang mengarahkan panah putihnya ke arah gadis kecil itu, sedangkan Rose masih terbang di atas stadion sambil berbaring santai.

"Tapi malaikatku lebih seksi," lanjut Seoulman.

"Kau tidak akan bisa memancing calon Dewa lagi dengan menggunakan gadis itu," ucap Rose.

"Begitu, ya. Dia layak mendapat imbalannya kalau begitu." Setelah mengucapkan itu, Seoulman langsung menembakkan panah putihnya tepat di dada gadis kecil itu, membuatnya langsung jatuh tak bernyawa.

Jennie membekap mulutnya sendiri untuk menahan isakan tangisnya. Dia dan Lisa sangat terpukul dengan kejadian yang mereka saksikan kali ini.

"Apa ini? Dia tiba-tiba pingsan?"

"Ya-Yang benar saja? Apa dia meninggal?"

"Aku jadi mual."

Para penonton juga ikut terkejut, hingga mereka bergumam dan saling berbisik-bisik.

"Apa dia ... membunuh gadis itu menggunakan kemampuan supernya?" ucap Jinwoo.

"Sungguh mengecewakan. Tujuanku adalah mengurangi calon Dewa, setidaknya satu lagi."

Rose terbang ke hadapan Seoulman. "Hei, antara kau dan aku, apa yang kau maksud dengan 'mengecewakan'? Selama itu bukan calon Dewaku, Aku hampir tidak merasakan apa-apa ketika manusia mati. Meskipun kurasa kematianmu akan sangat menyenangkan bagiku," ucap Rose sambill tersenyum manis setelah mengatakan kalimat yang terakhir itu.

"Kurasa itu masuk akal. Kau pasti ingin manusia pilihanmu menjadi Dewa. Kalau begitu, kau harus berterima kasih padaku karena sudah membunuh tiga calon Dewa hari ini."

"Aku tidak peduli apakah manusia pilihanku menjadi Dewa atau tidak. Aku hanya ingin membuatnya bahagia."

"Kau sungguh tidak masuk akal. Dasar, malaikat itu sangat aneh."

Rose terkikik pelan. "Dan kau sedang menghalangi kebahagiaan itu."

Rose ... apa yang kamu lakukan? batin Lisa.

"Yah, aku tidak tahu harus memberitahumu apa, tapi Dewa berikutnya adalah aku," ucap Seoulman.

"Itu tidak akan terjadi," ucap Rose. Dia terbang pelan ke telinga Seoulman untuk membisikkan sesuatu. "Skenario terburuk, aku akan menyuruh manusia pilihanku untuk membunuhmu."

Selected Candidate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang