Part 21

258 25 0
                                    

Jangan lupa vote & komen. Thanks!

***

"A-Ada sesuatu untuk dilaporkan. Se-Sebenarnya ...."

Jennie menatap Jiyeong dari jauh sambil menaruh jari telunjuk di depan bibirnya, untuk menyuruh Jiyeong tetap diam.

Di-Dia ... dia imut sekali! Mata berkcaca-kaca itu ... bibir merah muda yang menawan itu ... rambut panjang dan halus itu ... dada yang sempurna itu, tidak terlalu besar atau terlalu kecil ... pinggul itu! Dan dia sepertinya gadis yang serius dan sedikit polos, membuatnya makin istimewa. Seorang gadis sepertinya, memakai kostum seperti itu ... itu kelewatan! Gadis dengan telinga kucing itu ... gadis itu ... aku mencintainya! batin Jiyeong.

Jiyeong terkejut sendiri dengan pikirannya. Cinta? I-ini cinta? Dadaku terasa sesak, jantungku berdebar-debar. Memikirkannya saja membuat hatiku menari-nari gembira. Perasaan ini ... sungguh luar biasa! Aku belum pernah merasakan perasaan yang begitu indah sebelumnya. Seluruh dunia tampak berkilauan. Pepohonan, rerumputan, serangga, binatang, mereka semua berkilauan.

Ibu ... Ayah ... terima kasih sudah membuatku lahir di dunia ini. Aku paham, aku dilahirkan ke dunia ini agar aku bisa bertemu gadis ini! batin Jiyeong. Matanya terus berseri-seri menatap Jennie yang masih bersembunyi di balik wahana itu.

Tiba-tiba, Jennie berbalik dan hanya menampakkan pinggul dan ekornya. Dia menggerak-gerakkan ekor dari kostumnya itu untuk membuat Jiyeong semakin terpesona.

Ah, aku ingin mendatanginya! A-Aku ingin melihatnya dari dekat. Aku ingin mengatakan perasaanku padanya! batin Jiyeong.

"Jiyeong-si! Apa yang kau lakukan? Jiyeong-si? Ada apa?!" Suara Kai kembali didengar dari earphone yang dia pakai.

"Se-Sejujurnya, aku harus pergi ke ... ke ... toilet sebentar. Bi-Bisakah kau menggantikanku mengawasi mereka?" ucap Jiyeong.

"Hah? Kau ingin ke toilet?"

"I-Iya."

"Kenapa harus ke toilet? Di situ tidak akan ada orang yang melihatmu."

"A-Aku mungkin pelayanmu, tapi aku juga punya rasa malu seperti orang lain," jawab Jiyeong.

Kai menggertakkan giginya. "Cepat pergi sana!"

"Ta-Tapi jika kau mendengarku, aku akan malu, atau lebih tepatnya, itu tidak sopan bagiku." Jiyeong segera melepaskan earphone yang dipakai, kemudian terbang dengan cepat.

Ternyata ia terbang menghampiri Jennie yang masih berada di belakang wahana hysteria. "A-Aku Kwon Jiyeong. A-Aku jatuh cinta padamu, saat pertama kali memandangmu. Aku ingin lebih kenal denganmu."

Jennie terlihat sedikit terkejut melihat Jiyeong kini di hadapannya. Namun, ia mencoba tenang dan mengendalikan dirinya.

Ayo, Jennie, kau bisa melakukannya, batin Jisoo.

Jennie mengubah ekspresinya dan menampakkan puppy eyes. "Tolong ... tolong biarkan orang-orang di dalam rumah cermin itu keluar."

"Tapi a-aku pelayan Seoulman Seonbae ...."

"Mereka penting bagiku. Aku ingin mereka dibebaskan sekarang."

"Penting?" Jiyeong terdiam sebentar, merenungi kata-kata Jennie. "A-Aku akan lakukan apa pun untukmu. Jika itu akan membuatmu bahagia, aku akan lakukan apa pun!"

Jiyeong langsung melesat dengan cepat, kemudian dengan pedangnya, ia mencoba untuk menancapkan pedang itu ke atap kaca ruangan tersebut. Kai terkejut melihat tindakan Jiyeong itu melalui kamera yang dipantau.

Selected Candidate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang