2. Istri Pengangguran

10.8K 1.3K 29
                                    

~Happy reading~
Di karyakarsa udah bab 4, yang penasaran bisa cus ke sana nanti, pokoknya disana bakal lebih duluan up yahh

Hari ini mereka ada di rumah Laras, gadis itu membuka jendela dan tirai kamar membuat Rama justru menaikkan selimutnya hingga menutupi wajah, karena hawa dingin memasuki kamar.

"Bangun." Laras menarik selimut dari tubuh Rama, lelaki itu hanya menggeliat dan berbalik tengkurap dalam tidurnya.

"Hmmm." Wanita itu berdecak melihat tingkah Rama di pagi hari.

Lagi-lagi Laras masih berusaha membangunkan suaminya, menarik tangan Rama untuk bangun dari kasur mereka,"Ayo, kamu harus berangkat pagi."

Bukanya bangun, Rama balik menarik tangan istrinya membawa wanita itu dalam dekapannya,"Bentar."

Laras menyamankan diri dalam pelukan Rama sampai 5 menit berikutnya, wanita itu mencubit-cubit pipi Rama pelan, membangunkan lagi lelaki itu,"Udah, aku mau siapin sarapan sama bekal kamu."

"kiss me?" Rama mendekatkan wajahnya pada Laras yang terus menghindar, sampai wanita itu sendiri yang berteriak kesal.

"Belum sikat gigi ih." Protes Laras sebelum Rama kembali menjahilinya di jam 6 pagi seperti ini.

Lelaki itu tertawa dengan suara serak bangun tidurnya,"Oke, aku sikat gigi dulu." Saat Rama berlari ke kamar mandi  saat itu juga Laras bangkit berlari keluar kamar, menyusul ibunya yang sedang memasak sarapan.

Sebenarnya sarapan pasti sudah siap jam segini, karena orang tuanya akan segera pergi ke ladang sebentar lagi, dan sudah sedari jam 5 tadi mereka bergelut di dapur, sekarang giliran Laras untuk menyiapkan bekal makan siang Rama.

Wanita itu sibuk memotong gulungan-gulungan yang baru saja dia buat, memasukkan pada kotak bekal untuk Rama, dan sisanya untuk dirinya sendiri.

"Ayah sama ibu udah pergi?" Laras menoleh mendapati Rama datang dengan setelan kantornya, menyesap teh bunga telang yang sudah disiapkan.

Laras mengangguk,"Udah, barusan." Setelah memastikan semua sudah siap dalam tas bekal suaminya, Laras membawanya ke hadapan Rama,"Ini bekalnya." 

Wanita itu menyuapkan satu potong kimbab ke mulut suaminya,"Coba dulu dong." Dia sedang berusaha menyesuaikan masakannya dengan lidah Rama, dan akhirnya bisa bernafas lega ketika sang suami mengacungkan jempolnya.

"Mau nitip sesuatu nanti?" Laras menyerahkan sepiring nasi goreng, sembari menggeleng sebagai jawaban.

"Besok kan kita grocery shopping, sekalian aja keluar."

"Kabarin kalau ada apa-apa." Rama berdiri, pamit pada istrinya untuk segera pergi. Laras melambaikan tangan dari depan rumah melihat mobil suaminya menjauh.

Selanjutnya Laras menyiram tanaman di sekitaran rumah, dia tersentak ketika mendengar,"Eh, Laras di rumah aja sekarang?"

"Iya bulek." Wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum paksa menanggapi wanita paruh baya di luar pagar rumahnya.

Wanita paruh baya itu kembali bertanya,"Nggak kerja? sayang loh gelarnya, masak udah di sekolahin tinggi-tinggi setelah lulus langsung nikah dan gak kerja."

Entah kenapa suara itu terdengar angkuh sekali di telinga Laras,"Iya, masih cari-cari kok ini." Melihat tidak ada respons berarti dari Laras selain senyum kecilnya, wanita paruh baya itu memutuskan melanjutkan jalannya.

'Sial, padahal udah nggak kepikiran buat minder karena belum kerja kantoran kayak yang lain.' Wanita itu menggerutu sambil menyiram tanaman.

Selama ini Laras pikir dia sudah cukup kerja freelance sebagai sampingan menjadi istri, ternyatadi penglihatan beberapa orang, jika tidak berkerja sebagai PNS atau pegawai kantor akan menganggap kita pengangguran dan belum sukses.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang