20. Antara Bunda dan Kian

4.4K 563 4
                                    

~Happy Reading~

Istri

Ayah, Kian pingin mamam udang keju

Rama baru saja keluar dari kelas siang ketika pesan dari istrinya masuk, lengkap dengan foto close up wajah Kian lengkap dengan iler-ilernya.

Kian atau Bunda?

Tanpa dikasih tau Rama sudah hafal kebiasaan istrinya, biasanya jika tidak meminta apapun Rama akan membawa apa yang dia pikirkan saja.

Buat Bunda biar mimi-nya rasa udang keju hehe

Rama tertawa melihat balasan istrinya, sambil terus berjalan menuju ruangannya dia memesankan lewat ojek online saja, rumah Mama tidak begitu jauh dari kedai tempat membeli makanan itu.

 Yaudah boleh

Jangan lupa ya Ayah

Orderan nya di terima, tidak lupa menuliskan pesan jika itu kiriman.

Iya, jangan lupa nanti siap-siap kita ke pantai ya

Okey

Di rumah Mama mertua, Laras sedang mengajak Kian bermain di ruang keluarga, menemani anak itu tummy time dengan mainan yang heboh bergerak dan mengeluarkan suara, Laras sih berhasil tertawa apalagi melihat wajah bingung Kian.

Mungkin anak itu membatin 'Ini apa heboh banget?'

Mama Rani memasuki rumah dengan sebuah bingkisan,"Ada abang ojol anterin makanan nih, katanya kiriman buat Kian."

Laras sukses kaget, dia kira Rama akan membelikan ketika pulang kerja,"Eh, makasih Ma."

Wanita paruh baya itu bergabung duduk di sana,"Dari siapa? masa buat bayi dari resto mie pedas." Di tengah kegiatannya menyiram tanaman, dia di hampiri ojek online dengan kiriman untuk Kian, tapi dia juga kaget melihat bungkusan yang tidak asing.

Laras meringis tidak enak,"Sebenernya aku pesan ke Mas Rama sih Ma, mumpung lagi di sini kan, aku bilang Kian mau udang keju  lewat perantara ASI bunda." Sekarang Mama mertuanya tau kalau dia sering memanfaatkan cucunya untuk meminta sesuatu pada Rama.

Mama Rani tertawa,"Ada-ada saja, hari ini Kian makan enak pokoknya, Bunda happy Kian happy." Sekarang Kian sudah 100% dalam pelukan mertuanya, ketika di rumah Mama atau sedang ada Ibu di rumah, pasti Laras bisa sedikit diam.

Bukan apa-apa, Laras yang memang dasarnya introvert, sering kali kehabisan energi karena harus berbicara terus dengan Kian. Tidak... Laras tidak keberatan sama sekali dengan keberadaan anak itu, tapi sebagai manusia terkadang memang butuh istirahat.

Saat ini Laras mengawasi keduanya saja, "Mama mau?" tawarnya basa-basi.

Wanita paruh baya itu menggeleng,"Nggak usah,kamu aja, kamu yang kepengen."

"Banyak kok Ma." Laras menunjukkan kiriman Rama, lelaki itu memesankan beberapa jenis makanan memang.

"Mama jaga kolesterol, semoga bisa punya waktu lama main sama cucu." Tampaknya Kian sudah menjadi motivasi tersendiri.

"Aamin." Tapi Laras sendiri sudah mulai mengerti bagaimana perasaan itu, bagaimana kita ingin melihat anak cucu kita bahagia dan lebih lama.

"Sering-sering main ke sini dong, Nenek kan kangen Kian." Gerakan mengunyah Laras berhenti sejenak, akhirnya dibahas juga.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang