~Happy Reading~
Laras menatap curiga suaminya yang sedang makan dengan lahap di hadapannya, tidak lupa melihat seikat bunga di meja mereka. Masalahnya dia tidak memberi kode untuk dibelikan bunga, tidak ada hari spesial dan memang tidak ada alasan yang jelas.
"Kenapa?" Merasa di perhatikan, selesai dengan makanannya Rama menatap satu-satunya orang di ruangan ini, istrinya.
Wanita hamil itu menggeleng,"Nggak." Tetapi ekspresinya berbandng terbalik dengan apa yang dia ucapkan, apa istrinya marah karena dia menghabiskan waktu cukup lama di rumah Satria?.
"Misi, paket pak, paket bu." Mereka sama-sama menoleh namun Rama lebih cepat berdiri untuk menghampiri, sedangkan Laras bangkit perlahan dari kursi dengan perutnya yang semakin besar.
"Iya, sebentar," sahut Rama.
Baru akan membuka pintu,"Pakettt."
"Iyaa, Allahuakbar nggak sabar amat," gerutu Rama sambil perlahan membuka pintu rumah, bapak paket sudah berdiri dengan paket sedang di depan sana.
"Pak Rama Naresh Pradigta ya?"
Dengan senyum Rama menerimanya,"Iya, terima kasih pak." Harus tetap ramah ya.
"Peket apa?" tanya Laras datang dari dapur, setelah merapikan kembali ruang makan dan menyimpan makanan untuk kedua mertua Rama nanti.
Rama melirik Laras di sebelahnya,"Kemarin katanya pakaian dalam kamu udah pada nggak muat."
Tangan Laras sudah siap menerima kotak paket yang katanya untuknya itu,"Wahh, mana lihat, kok paketnya lumayan gede." Dia melihat-lihat kotaknya.
Rama membantu membuka paket, membongkar barang-barang di dalamnya,"Wahhh ini yang aku masukin keranjang kemarin ya, hehe."
"Ehhh ini juga." Wajahnya merekah ketika melihat home dress incarannya ada di sana juga, padahal dia masih menimbang-nimbang untuk membelinya, lebih memilih membeli hal yang paling di butuhkan.
"Tumben, aku belum minta padahal." Semenjak menikah Rama dan Laras lebih memilih untuk terbuka tentang apa yang di inginkan dalam hal apapun, termasuk dalam membeli apapun walaupun dengan uang pribadi biasanya akan tetap menjadi diskusi.
"Buat ganti-ganti," jawab Rama sambil mengusap pucuk kepala istrinya, wanita itu semakin imut saja dengan perut yang bulat, entah sudah naik berapa kilo lagi bobotnya bulan ini.
"Makasih." Laras terlihat senang sekali, karena keputusan berbelanjanya untuk kebutuhan pribadi menjadi lebih dikurangi, sebab mereka mulai mencicil kebutuhan bayi dan rumah yang sedang dibangun.
Sesekali menyenangkan pasangan tidak masalah,"Sama-sama."
Sebagai tanda terima kasih, Laras masuk ke dalam pelukan si suami, mumpung kedua orangtuanya tidak di rumah, mereka bebas bermesraan di luar kamar,"Susu hamilnya masih?" Rama kembali bertanya kali ini mengelus perut istrinya dengan sayang.
"Itu yang terakhir, di lemari."
"Besok kita beli yah, sekalian beli alpukat." Wanita itu cinta sekali dengan alpukat semenjak hamil, buah itu selalu dalam list camilan buahnya setiap hari.
Laras mengangguk antusias,"Okidokii."
"Eh, kamu sudah ambil cuti buat acara 7 bulanan?" Laras kembali mengingatkan sebelum mendekati hari H dan Rama baru mengingatnya.
Lelaki itu mengangguk,"Sudah." Memang tidak ada acara besar dan prosesi yang panjang, hanya akan mengundang tetangga untuk syukuran dan keluarga besar akan berkumpul di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama
RomancePak pacar season 2 Hanya kehidupan random Mas Rama dan Laras setelah akhirnya mereka menikah, dan karena menginjak jenjang baru berarti harus belajar dan berjalan bersama-sama karena tujuan mereka tidak akan sampai pada satu hal, banyak hal yang har...