12. Rumah tangga

6K 696 16
                                    

~Happy reading~

Memiliki hunian pribadi itu impian setiap pasangan suami istri bukan? termasuk Rama dan Laras yang sudah merencanakan bangunan permanen itu, dengan penuh pertimbangan mereka memutuskan untuk menetap di kampung halaman Laras.

"Masih cukup nggak ya buat beli ini?" Wanita hamil itu sedang sibuk melihat online shop perabotan dan kebutuhan rumah, sedang mencari barang yang cocok untuk rumahnya.

Laras berfikir mengingat-ingat sisa uangnya di e-wallet,"Kayaknya uangku ada deh, nanti cerita dulu deh ke mas Rama."

Ibu Laras ikut serta duduk di depan televisi menyandingi anaknya,"Besok pak tukang mau kita jamu makanan apa lagi ya?"

"Beliin jajan pasar aja, cucur enak kayaknya." Tanpa pikir panjang wanita itu menjawab, beberapa hari ini memang dia terbayang makanan itu.

Si ibu mengernyit mendengar ke-antusias an Laras,"Kan mau di kasih ke tukang, bukan kamu."

Tentu saja Laras tertawa pelan,"Aku ikutan beli."

"Mau belanja apa lagi si? hemat-hemat kalian kan lagi banyak pengeluaran," tegur ibu Laras ketika melihat anaknya membuka-buka aplikasi belanja online.

Menghela nafas, padahal sang ibu belum tau apa tujuannya, tetapi sudah komentar terlebih dahulu, "Lihat-lihat barang buat rumah, kan yang urus ini tu aku bu."

"Iya, pinter-pinter atur pengeluaran aja, kalian masih ada pegangan buat bayi?" Memang ada benarnya, beberapa bulan lagi mereka menyambut kehadiran anak pertama, di tambah finishing pembangunan akhir bulan ini sangat menguras tabungan.

"Sudah, aku juga masih ambil kerjaan kok." Laras tentu sangat semangat dengan keduanya, dia mengurangi belanja printilan tidak jelas, lebih membedakan mana keinginan dan kebutuhan, uang hasil freelance nya pun lebih banyak di tabung.

Walaupun memerlukan uang tetapi anaknya itu juga sedang hamil, tidak bisa terlalu lelah, "Asal jangan tidur kemalaman."

"Nggak, kan aku kalau siang gini bisa sambil ngerjain." Lagian malam hari itu waktunya dia dan Rama sama-sama meluangkan waktu berdua.

Di tengah kegiatan santai dua wanita itu,"Pakettt." Laras otomatis menoleh dan beranjak dari duduknya.

"Kamu belanja apa lagi?" tanya ibunya bahkan sudah kenal dengan kurir itu, karena dulu Laras sering sekali belanja online.

Setelah mengambil paket, dengan semangat wanita muda itu membuka bungkusan dengan hati-hati, dalam hati membatin semoga bahan dan rupa pesanannya,"Selimut bayi."

"Apa yang kurang?" tanya ibu Laras sambil ikut melihat selimut bayi yang baru datang.

"Kebanyakan udah, tinggal printilan mandi." Memikirkan peralatan mandi Laras kemarin menemukan mainan bagus, tetapi tidak mungkin dia beli karena anaknya yang baru lahir pasti tidak akan mengerti, dan Rama memberikan penolakan ketika Laras memperlihatkan nya.

Ada suara kendaraan memasuki pekarangan rumah mereka di jam 5 sore ini, sudah dipastikan itu adalah Rama yang baru pulang bekerja, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Laras tidak beranjak, memilih menyambut suaminya sambil duduk santai saja, terkadang dia lelah harus berdiri dan berjalan membawa perut besarnya itu.

"Bu," sapa Rama pada ibu mertuanya, kadang lelaki itu masih saja sungkan.

"Aku siapin baju, sana mandi." Laras mendorong pelan punggung suaminya menuju kamar, supaya lelaki itu cepat membersihkan diri sebelum hari semakin sore dan menjadi lebih dingin.

"Udah makan?" Bukanya segera berjalan cepat Rama masih berjalan pelan beriringan dengan istrinya yang semakin sulit berjalan, dia jadi was-was.

Wanita itu menggeleng,"Belum, nanti bareng mas."

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang