6. Perkara Landak

6.7K 943 26
                                    

~Happy Reading~

Rama pelan pelan turun dari mobilnya, kali ini dia pulang kerja bukan dengan menenteng tas kerja atau makanan titipan istrinya. Dia memasuki rumah dengan perasaan bahagia, bukanya langsung ke kamar atau mencari istrinya seperti biasa, lelaki itu langsung menuju halaman belakang.

Laras yang turun dari kamar hendak menyiapkan makanan, atau sekedar menyambut sang suami datang malah bingung, ketika hanya mendapati tas kerjanya di ruang keluarga.

Pintu halaman belakang terbuka, Laras mendekat memanggil suaminya yang kemungkinan besar ada di sana,"Mas?"

"Hai." Belum sampai wanita itu mencapai pintu, Rama muncul dengan senyum lebarnya.

Laras mengerutkan dahi, heran kenapa tiba-tiba lelaki itu malah ke belakang,"Kok tumben-"

Kruuukk

Pertanyaan Laras terpotong dengan bunyi perut Rama, mereka memandang ke arah yang sama, ke perut Rama. Laras tertawa keras sementara Rama  yang malu akhirnya membekap mulut istrinya, puas sekali wanita itu menertawakannya.

Laras mendorong tubuh Rama menjauh,"Ck, sana mandi dulu, aku hangatin makanannya."

Seperti biasanya hari ini mereka menginap di rumah pribadi di kota, Rama turun dengan kondisi lebih segar dan tampilan casual nya. Sembari menunggu makanan kembali di panaskan Laras menyajikan teh jahe, mengingat satu minggu ini selalu hujan, jadi Laras jaga-jaga saja.

Rama menghembuskan nafas lega, setelah meneguk teh jahe miliknya di tambah lagi melihat Laras yang sedang bergelut dengan masakan, jadi lupa dengan rasa lelahnya hari ini, Rama tidak bohong,"Masak apa hari ini?"

"Tumis pakcoy sama ayam karage saus mentega." Laras menyiapkan seluruh makanan yang dibuatnya

Keanehan selanjutnya terjadi ketika ternyata Rama memutuskan untuk bekerja di belakang rumah, di halaman belakang memang ada sofa di tengah taman kecil mereka. Lelaki itu bahkan dengan mandiri membawa segelas kopi dan setoples cemilan sendiri, biasanya Laras yang mengantar ke ruang kerja.

"Dia cari suasana baru kali ya?" Jika di malam hari seperti ini Laras lebih suka di depan TV daripada di luar rumah, lebih hangat dan nyaman, apalagi setiap malam selalu mendung dan membawa angin kencang pertanda hujan.

Pandangan Laras tidak lepas dari pintu halaman belakang, cemas kenapa suaminya harus bekerja di sana di cuaca seperti ini sih?. Dan dugaanya benar, tak berselang lama terdengan rintik hujan, Laras berlari keluar berniat membantu sang suami membawa barangnya, yang terlebih dahulu di selamatkan tentu berkas dan laptopnya, sedangkan Laras membawa cangkir kopi dan toples camilan.

"Lah apa lagi?" tanya wanita itu ketika Rama masih kembali berlari kecil keluar.

Lelaki itu masuk emmbawa satu kandang kecil,"Takutnya dia kedinginan." Laras mendekat, memperhatikan gumpalan dalam kandang itu.

"Itu ... Landak?" tanya Laras tidak menyangka.

***

Di luar kebiasaanya, pagi ini sembari menunggu Laras memasak sarapan Rama sudah rapi dan membawa landaknya berjemur di halaman rumah, dan tidak lupa memberikan makanan pada hewan kecil itu, mereka sarapan hewan itupun sarapan.

"Nitip Lala ya yang." Laras yang sedang mengambilkan lelaki itu nasi menghentikan gerakannya, menatap heran pada sang suami.

Dan lelaki itu justru tertawa,"Itu landaknya namanya Lala, cewek dia."

Laras mulai tidak heran dengan tingkah suaminya, walaupun baru setelah menikah baru terlihat sifat-sifat absurd Rama,"Lagian kamu dapet ide dari mana sih pelihara Landak begini?"

Sebelum memakan makanannya dan menunggu Laras menyiapkan bekalnya, Rama mulai bercerita,"Inget pak Ali yang kemarin aku cerita kalau kami dari rumahnya kan?"

"Iya." Pak Ali adalah rekan dosen baru Rama di fakultas teknik, kemarin para dosen di undang ke rumah untuk syukuran kelahiran anak keduanya.

"Di rumahnya banyak banget hewan gitu, terus mas lihat landak mini gini lucu, katanya itu koleksi baru dia dan karena dia sering cerita aku jadi pengen juga." Dan karena ruangan mereka berdekatan jadi lebih sering berkomunikasi, ya bapak-bapak ketika berkumpul apapun di bahas, apalagi hobi.

"Ini bekalnya." Rama mengangguk, mulai memakan nasinya ketika Laras sudah duduk di sebelahnya.

Seperti Laras ketika memiliki hobi baru nya kemarin, kali ini Rama pun sama, dia sibuk sekali dengan si landak. Di sela-sela kegiatannya di rumah lelaki itu kesana-kemari membawa landak di tangannya, di mandikan lah, di elus lah, bahkan di ajak ngobrol juga.

Sampai pada hari jum'at dimana biasa mereka kembali ke kediaman orang tua Laras, dan sudah pasti Lala di ajak pula. Pagi harinya Andra datang berkunjung dan heboh sekali ketika melihat di belakang rumah ada satu hewan baru, hewan asing untuk anak itu.

"Kakek ini apa?" Anak itu berteriak dari rumah bagian belakang, mengagetkan seisi rumah.

Tidak mendengar atau melihat si kakek anak itu kembali berteriak,"Kakek."

"Apa?" Ayah Laras yang baru  saja selesai sholat menghampiri cucunya yang sudah berteriak dari tadi, dilihatnya cucunya sudah jongkok dengan wajah senyum-senyum sendiri.

"Ini apa?" Andra menunjuk-nunjuk gumpalan berduri itu, tampak penasaran.

"Landak itu, punya om Rama." Mendengar itu Andra membawa kandang yang ukurannya tidak begitu besar ke ruang keluarga, minta pemiliknya langsung untuk di keluarkan supaya bisa melihat lebih dekat.

"Bayi?" Pertanyaan itu untuk Rama, anak lelaki itu langsung duduk meletakkan kandang landak di hadapan om nya.

Rama membuka pintu kandang, mengambil kewan kecil memindahkan ke tangannya,"Bukan, emang segini."

Tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi, Andra mendekatkan jarinya dan salahnya anak itu menyentuh pada punggung penih duri si Lala,"Adoh aaa."

"Bukan begitu cara pegangnya." Rama mengarahkan untuk memegang Lala dengan aman, dan Andra tertawa dengan gemas tapi tidak berani bergerak banyak, takut kembali tertusuk.

"Om, boleh aku bawa pulang nggak?." Nah, horror sekali pertanyaan anak satu ini, baru juga belum ada satu minggu Lala di adopsinya.

"Kamu pelihara hamster aja deh, megang aja kaku gitu kok." Komentar ibunya, melihat posisi tangan dan tubuh Anaknya bahkan tidak berubah sejak detik pertama Landak itu sampai di tangannya.

Rama tertawa kecil, diam-diam bernafas lega karena Lala tidak akan dibawa pulang, walaupun tak karuan tetapi dia harus tetap memasang wajah tenang dan berwibawa.

Anak itu tampak samar-samar mengangguk, memberikan Landak mini di tangannya kembali pada pemiliknya,"Ayo beli," katanya pada sang ibu.

Selagi Andra dan kedua orang tuanya mencari Hamster, Rama menemani Laras yang sedang bekerja di halaman belakang sambil memangku Lala . Kali ini Rama yang membuatkan istrinya coklat dingin dan memberinya camilan, itu yang biasanya dilakukan Laras saat Rama bekerja di rumah.

"Bisa nggak sih nggak usah terlalu sering ngobrol sama dia? aneh banget mas." Lama-lama dia tergangu dengan suara Rama yang mengobrol dengan Landaknya, masih terlihat aneh karena tidak biasanya Rama mengobrol dengan hewan.

Rama menoleh,"Kenapa? katanya dia harus sering di manja."

Walaupun diluar kebiasaanya, Rama mencoba membuat Landak itu nyaman dan tetap hidup bersamanya, biar seperti orang-orang yang memiliki peliharaan.

"Yaiyasih, tapikan ... " Laras menggantungkan ucapannya, hanya menatap suaminya saja, dan Rama menyadari sepertinya dia harus mengurangi ngobrol random dengan Lala.

Bersambung...

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang