9. Suami pengertian?

6K 843 26
                                    

~Happy Reading~

Rama terdiam lama memandangi layar smartphone nya, dia sampai lupa dengan kotak bekal yang ada di mejanya. Baru saja pagi tadi pak Ali bertanya rekomendasi tempat menginap di tengah hutan pinus yang terdekat ada dimana, dikarenakan istri rekan dosennya itu mengkode sang suami untuk liburan di sana sedari minggu lalu.

Apa hubungannya dengan Rama yang pusing sekarang? Pak Ali bilang awal dari kode istrinya adalah status WhatsApp, dan sekarang Laras membuat status WhatsApp bunga tulip, kemarin mereka juga membahas beberapa orang yang menanam bunga itu di Indonesia.

"Tapi dia kan emang suka posting foto bunga," gumam Rama akhirnya meletakan benda pipih itu, berfikir apa yang harus dilakukan selanjutnya. 

Lagi-lagi Adrian masuk ke ruangan Rama seenaknya,"Ayo ke kantin." Tadi pagi mereka berencana makan siang bersama di kantin fakultas bersama beberapa rekan dosen lain, Rama yang sudah membawa bekal pun terseret juga akhirnya.

Di kantin Pak Ali san satu dosen lagi sudah duduk-duduk santai,"Akhirnya datang juga."

"Bapak satu ini sedang galau in istri, maklum." Adrian menepuk pundak temannya itu dengan senyuman mengejek, belum merasakan saja lelaki itu bagaimana menghadapi istri. 

Pak Ali tertawa, menepuk kursi tepat di sebelahnya untuk mengisyaratkan Rama duduk di sana, dengan gelagat seperti seorang ayah menasehati anaknya,"Sini tak bilangin ya."

"Mengerti perempuan itu mudah, kalau mereka bilang nggak berarti iya, kalau iya berarti nggak, lalu iya berarti iya dan nggak berarti nggak." Semua orang yang berada di meja hanya melongo mendengar penuturan lelaki paruh baya itu, jangankan dosen lelaki bahkan beberapa dosen perempuan pun bingung mendengar nya.

Rama akhirnya angkat bicara,"Masalahnya ini cuma kode." 

"Sulit dimengerti," komentar Adrian setelah menyimak semuanya, sepertinya dia belum terlalu siap menghadapi keunikan perempuan.

Pak Ali lagi-lagi hanya tertawa, dosen lain yang sudah menikah juga memberi komentar,"Perempuan itu selalu pengen validasi kalau kita mencintai mereka, lewat kata-kata dan tindakan." Itulah kenapa selalu ada pertanyaan seperti 'kamu sayang aku kan?' atau 'kamu cinta aku kan?' padahal sebagai lelaki mungkin sudah membuktikannya dengan segala tindakan.

Rama sudah tidak lagi menghiraukan percakapan rekan kerjanya, dia fokus dengan bekal makan siang sambil berfikir untuk membeli bunga tulip yang bagaimana. 

"Apa lagi istri lagi hamil memang lagi manja-manjanya, sering minta ini itu dengan alasan keinginan bayi, sudah ngidam apa aja istrimu Ram?" Mendapat pertanyaan itu Rama sedikit berfikir, sebenarnya Laras tidak pernah meminta aneh-aneh, toh dia lebih suka membuat makanan anehnya sendiri di rumah.

"Kwetiaw."

"Terus?" Pak Ali bertanya lagi, biasanya ada saja yang aneh dari ngidam entah dari makanan atau jam munculnya keinginan.

"Ayam gepuk."

Jawaban singkat Rama membuat mereka kadang menunggu kelanjutan ucapannya,"Normal sekali ya."

"Anaknya kalem itu kayak bapaknya," komentar Adrian berdecak kagum dengan cerita temannya, berbeda sekali dengan cerita Pak Ali saat istrinya hamil kedua kemarin, yang membuat rekannya itu pusing tujuh keliling.

"Kan anakku."

***

Sepulang mengajar akhirnya Rama memutuskan singah di salah satu toko serba ada untuk membeli tulip artificial, di sana ada banyak jenis bunga artificial dan memilih mengambil beberapa tulip latex.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang