26. Liburan

3.4K 489 13
                                    

~Happy Reading~

"Wahhh wahhh." Teriakan Kian sedari tadi membahana memenuhi mobil.

Bahkan seluruh tubuhnya tidak bisa diam di car seat,"Waaaahhhhh." Tau alasannya kenapa? dia melihat kostum beruang bergoyang-goyang di lampu merah.

Lebih tepatnya manusia yang memakai kostum beruang,"Keren ya Kian ya," kata Laras sebelum kembali mencium pipi anaknya gemas.

Rama turut tertawa melihat keduanya dari kaca dalam mobil,"Dia semangat banget." Lelaki itu di depan sendirian dibalik kemudi, sementara Laras di belakang menemani Kian yang duduk di car seat.

Laras tetap fokus pada Kian yang antusias melihat jalan raya, jiwa Travelling nya tinggi juga bayi ini,"Baru 30 menit perjalanan ini Mas, masih satu setengah jam lagi."

Iya, hari ini mereka sedang perjalanan dalam liburan hingga beberapa hari kedepan, ke salah satu kota yang jaraknya 2 jam dari kota mereka.

"Tidur aja ya Kian," kata Rama sekaligus harapan agar anak itu tenang sepanjang perjalanan.

Di iringi lagu anak-anak yang mereka setel, akhirnya suara-suara berisik tapi imut milik Kian berhenti,"Beneran tidur dia." Laras terkekeh, lalu melanjutkan obrolan random dengan sang suami.

"Udah setengah jalan, mau istirahat?" tawar Laras memantau perjalanan mereka dari google maps, tenang saja walaupun wanita Laras mengerti cara bacanya kok.

Rama mengangguk,"Boleh lah ya, 10 menitan cukup kok." Menyetir sejauh ini lumayan membuat pinggangnya encok, faktor usia maklum.

"Di depan ada tempat parkir nggak ya? banyak jajan nih." Mata Laras berbinar melihat deretan jajan gerobakan, di pikirannya sudah ada beberapa hal yang dia ingin beli.

Tidak jauh dari sana Rama mendapat tempat parkir, lelaki itu menoleh ke istrinya,"Dah, sana kalau jajan." Rama pastinya bertugas menjaga Kian di mobil sambil perenggangan sebentar, setelah melewati macet parah dia perlu merenggangkan tubuh 30 tahunan itu.

Rama tertawa melihat Laras berjalan ke arah mobil mereka, dengan bingkisan plastik di kedua tangannya,"Siapa sangka dia udah jadi ibu anak 1."

Semakin dekat dengan mobil, Laras mengembangkan senyum dan terdengar tawa puasnya setelah masuk mobil menunjukkan belanjaannya pada Rama.

"Aku beli kesukaan Mas juga." Perlu Rama akui dia makin terkesan dengan wanita itu, kemana-mana yang di ingat suami dan anak, seluruh hidupnya dipenuhi Rama dan Kian saja.

"Makasih ya." Itu kenapa Rama berusaha memberikan apa yang dijalani wanita seumuran Laras pula, menjadi suami sekaligus teman berbicara.

Karena Kian tertidur, sisa perjalanan Laras duduk di sebelah Rama, lumayan menjadi quality time dan mengenang masa pacaran dimana hanya berdua kemana-mana.

Kian terlampau nyenyak sampai ke tujuan anak itu masih betah dalam tidurnya,"Soree, kita sudah sampai nih," seru Laras menoleh ke belakang, berniat membangunkan Kian.

"Ihhhh." Tubuhnya ngulet-ulet ketika di ankat dari car seat, sepertinya Kian masih tidak terima bangkit dari tempat nyamannya.

Laras mengurusi Kian dan bawaanya sementara Rama mengurus barang mereka dan cek-in hotel,"Wah ada ikan." Kebetulan sekali di lobby ada kolam ikan koi.

Kepala Kian yang awalnya bersandar pada pundak Laras, kini terangkat menengok kanan-kiri,"Hah?"

Laras duduk sofa terdekat dari kolam ikan,"Itu." Dia memegangi Kian untuk berdiri di ujung sofa, anak itu berjingkat-jingkat memandangi kolam.

Tapi tidak lama kemudian Laras mengangkutnya menjauh, mengikuti Rama naik menuju kamar mereka,"Selamat datang." Rama membuka pintu kamar dengan bahagia.

Tapi kebahagiaan Rama dan Laras berbanding terbalik dengan Kian,"Gaaakkk." Tubuh dan tangan anak itu berontak, tangannya menunjuk-nunjuk arah lift menuju lobby hotel.

Laras tetap membawa anak itu masuk kamar,"Nanti dulu, kita istirahat dulu," katanya sambil mengelus punggung Kian, berusaha menenangkannya.

"Huhuuu." Kian berakhir menangis, melepaskan diri dari Laras dan rebahan di sofa.

Laras menghela nafas melihat anaknya ini mulai tantrum, pandangannya beralih pada tas berisi camilan bayi, kunci ketenangan seorang bayi tantrum dihadapannya,"Mau makan? Kian mau kue?"

Begitu mendengar tawaran menggiurkan dari ibunya, barulah anak itu berhenti dan menatap Laras dengan wajah penuh ingus dan air mata.

Wanita itu tertawa dan membantu Kian duduk bersandar di sofa, mengulurkan satu kue kering khusus bayi itu,"Oke, ini ya, tapi Kian diam di sini aja oke? kita istirahat dulu nanti malam baru kita jalan-jalan ya," pesan Laras pada Kian tapi anak itu sudah sibuk sendiri bergelut dengan makanannya.

Tidak perduli apa yang Bundanya bicarakan, mendalami rasa cookies itu lebih penting bagi Kian.

Rama keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri,"Sana gantian, biar Kian aku yang jaga." Laras mengembangkan senyum, mandi pun bisa jadi me time untuk ibu-ibu.

"Makasih," kata Laras semangat, mencium pipi suaminya sebentar dan berlalu ke kamar mandi.

Rama hafal mengapa, sudah pasti Laras akan menghabiskan satu abad di kamar mandi.

Namun seperti rencana yang sudah Laras buat dengan rapi, menginjak malam mereka akan mengunjungi salah satu pusat street food. Jam setengah 7 mereka akan berangkat dan berarti jam 6 semua sudah harus siap, sesuai dengan jadwal yang dia buat.

Laras mendandani Kian dengan setelan sage dan cream,"Hari ini temanya hijau." Dan tema ini berlaku untuk Laras dan Rama pula.

Setelah Kian rapi, Laras membuka pouch make-up nya,"Tunggu ya, Bunda make-up dulu." Rama dan Kian sudah rapi saat ini.

Entah bosan atau apa, Kian semakin lama tidak bisa diam dan protes dengan rengekannya,"Iyaa sabar, sebentar lagi," bujuk Laras melirik Rama mondar-mandir mencoba menenangkan Kian.

"Yang, kayaknya anu." Rama memangil istrinya dengan nada mengambang, seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Apa?" tanya Laras heran, tangannya masih memegang brush make-up.

Rama memperlihatkan wajah Kian,"Lihat, wajahnya merah, aku juga mencium bau khas," jawabnya dengan ringisan, dia yakin Laras paham dengan maksudnya.

Wanita itu menghembuskan nafas,"Adek Kian PUP yaaa."

Dia menutup pouch make-up nya, selain memang sudah selesai ada yang harus dia urus sekarang,"Duhhh Bunda udah cantik gini, ayo kita ganti dulu popok-nya."

BERSAMBUNG...
Akhirnya bisa up juga yahh, jangan lupa cek cerita baru aku yah guys, support disana jugaa

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang