Ketemu lagi sama mas Rama dan Laras
~Happy Reading~
Laras masih di depan pintu rumah melihat mobil Rama perlahan mulai menjauh dan menghilang, masih suasana pengantin baru karena baru minggu lalu mereka pulang honeymoon di kota Batu.
Wanita itu keluar pagar bergabung dengan ibu-ibu dan asisten rumah tangga yang sedang berbelanja di tukang sayur, kebetulan juga di rumah tidak banyak bahan makanan karena mereka baru ke rumah ini kemarin.
"Wah hawa-hawa penganten baru masih hangat ya dek Laras." Ibu Sri, tetangga depan rumah Laras yang tinggal dengan anak dan cucu nya.
Laras tertawa kecil,"Ibu bisa aja."
"Mumpung masih berdua dan gak susah cari waktu mesra-mesraan ya dek, kalau kayak anak ibu itu kudu nunggu anak tidur atau nggak saya bawa main ke luar, suka rebutan ayahnya sih." Mereka tertawa dengan itu, sembari memilih sayur dan buah yang ada di mobil sayur itu.
"Saya duluan ya bu." Wanita itu berpamitan dengan ibu-ibu lain, berjalan kembali ke rumah dengan se kantung sayur dan se kantung buah untuk mengisi kulkas.
Menatap seisi rumah dengan seksama, dia sudah merencanakan apa yang akan dilakukan hari ini, karena hari pertama menempati jadi banyak yang masih perlu di tata. Di mulai dari membersihkan rumah sampai menata ulang di beberapa ruangan, cukup melelahkan ternyata.
Laras tersenyum bangga, menatap foto-foto dari pacaran hingga menikah terpajang cantik di beberapa spot rumah, wanita itu berhasil merubah rumah Rama yang awalnya di dominasi putih dan abu, sekarang sedikit berwarna dengan hiasan bunga dan tanaman artificial.
"Oke, kita tinggal masak-masak nih." Dengan sedikit berlari Laras mendatangi dapur, hari ini Rama akan pulang setelah jam makan siang dan katanya akan meneruskan pekerjaan di rumah, jadi dia akan memasak makan siang dan camilan.
"Menu hari ini cah kangkung dan udang goreng tepung, lalu camilannya long potato." Sepertinya berbicara sendiri memang menjadi hobinya.
Setelah memasang apron, Laras segera memisahkan daun dan batang kangkung lalu mencucinya sebelum juga membersihkan udang yang dia beli, dengan lincah menyiapkan bumbu tumis dengan modal perasaan dan do'a 'semoga saja enak' dalam menakar bumbunya.
Jam setengah 12, masih ada waktu untuk menguleni adonan kentang dan menggorengnya, jujur saja lumayan menguras tenaga ternyata menjadi ibu rumah tangga, sibuk dan produktif sekali, tidak kalah dengan wanita karir di luaran sana.
"Alhamdulillah, selesai juga." Laras tersenyum bangga melihat mahakarya nya, makanan yang tertata rapi di meja makan dan rumah yang sudah bersih dan rapi.
"Tinggal mandi sebelum Mas Rama pulang." Walaupun berujung dengan baju kodok rumahan juga, tetapi dia cukup percaya diri karena sudah segar kembali menyambut suami, cielah menyambut suami.
Sudah jam 1 siang, mungkin suaminya akan sampai sebentar lagi. Sambil menunggu Laras memilih mengerjakan tugas rumah tangga lainnya, mencatat pengeluaran uang, hal yang perlu rusak jika ada, atau hal yang di perlukan untuk di beli, banyak sekali jobdesk nya.
Ketika mendengar mobil memasuki pekarangan, Laras segera berdiri menuju pintu utama dan menyambut Rama yang datang.
"Assalamualaikum." Pandangan Rama langsung tertuju pada Laras yang berjalan ke arahnya.
"Waalaikumsalam." Seperti istri pada umumnya, Laras mencium punggung tangan Rama.
Rama menggiring Laras untuk duduk ke ruang keluarga,"Gimana enak di rumah ini?"
Sang istri mengangguk,"Aku ada nambah beberapa hal sih."
"Yang penting kamu nyaman." Walaupun bukan setiap hari mereka di sana, tetapi tetap saja rumah itu tempat beristirahat.
"Mau makan?"Tawar Laras yang di sambut anggukan Rama, memang rencananya untuk makan siang di rumah bersama Laras saja, karena hari ini masih memungkinkan untuk dirinya pulang tengah hari.
Mereka menuju ruang makan dan Rama takjub dengan apa yang tersaji,"Wahhh." Rama ingat sekali Laras sering bilang kalau dirinya tidak bisa memasak, tetapi nyatanya bisa juga, setidaknya bukan hanya mie instan.
"Gimana rasanya?" Laras menatap dengan wajah serius setelah suapan pertama masuk ke dalam mulut suaminya, apa sesuai dengan lidah lelaki itu?.
Rama mengangguk,"Enak, tambah gula dikit pasti lebih balance rasanya." Satu lagi tugas para ibu-ibu di rumah, mengingat selera setiap lidah penghuni rumah, belum lagi mengingat kebiasaan menaruh barang mereka, yang mereka sendiri sering lupakan.
"Oke." Sepertinya lidah Rama terbiasa dengan apapun yang balance, bukan seperti Laras yang asal sudah asin atau ada rasa sudah enak.
"Biar mas aja yang cuci," interupsi Rama ketika Laras membawa alat bekas makan mereka ke wastafel dapur.
Laras menoleh, menatap suaminya bingung,"Tapi mas mau ada kelas kan?"
"Masih nanti, cuci piring sedikit gini paling berapa menit sih?" Rama menggeser posisi Laras dan melipat lengan kemejanya, Laras memasangkan Apron untuk menjaga pakaian lelaki itu tetap bersih, dan membantu walaupun hanya me nata piring dan gelas ke tempatnya.
***
Laras memasuki salah satu ruangan dengan Laptop di pelukannya, duduk di hadapan Rama yang juga sudah sibuk dengan laptop dan beberapa kertas, lelaki itu sedang ada kelas untuk di ajar dan Laras ikut sibuk bekerja di ruangan ini.
Tidak lupa camilan yang sudah di buatnya dan 2 gelas minuman, suara di dominasi oleh kelas online yang Rama ajar, sedangkan lelaki itu fokus sekali mendengarkan.
Belum sampai Laras memikirkan pekerjaanya, mencari ide baru untuk dia tulis dan menghasilkan uang lagi. Kehadiran Rama ternyata menjadi distraksi tersendiri, lelaki itu tampak mempesona dengan sweater turtleneck putih juga kacamata andalannya.
Rama yang membutuhkan bulpoin akhirnya menemukan milik Laras yang menurut nya aneh, ujung atas bulpoin itu berkarakter buah mangga dan bisa bergerak bebas, astaga selera wanita itu benar-benar.
"Heh." Dengan tertawa Rama menyentil kening Laras yang sibuk memandanginya dengan tersenyum, menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
'Pak pulpennya lucu' terdengar suara gaduh dari kelas online Rama, dan Laras terpingkal-pingkal menyadari mereka melihat Rama menggunakan bulpen mangga miliknya.
Rama tersenyum kecil,"Kalian bakal tau kalau udah punya pasangan." Karena semenjak menikah, apapun milik bersama, apapun karakternya.
Bahkan tempat kerja dan tempat personal lainnya sekarang harus dibagi dua, karena sama-sama membutuhkan dan satu lagi, dengan suka rela Rama harus berbagi kasur selain dengan istrinya adalah dengan boneka jumbo milik wanita itu.
Bersambung...
Hiyaaa gimana nich?
Akhir-akhir ini lagi agak ngandat otaknya, jadi post aja dulu deh gapapaa, semoga suka 💕
BTW early akses ada di karyakarsa, disana udah ada beberapa bab si 😗
Dan sampai mereka nikah aku belum berani buat adegan yang agak intim selain peluk wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama
RomantizmPak pacar season 2 Hanya kehidupan random Mas Rama dan Laras setelah akhirnya mereka menikah, dan karena menginjak jenjang baru berarti harus belajar dan berjalan bersama-sama karena tujuan mereka tidak akan sampai pada satu hal, banyak hal yang har...