Pekikan dan sorakan saling bersahutan dilapangan karena datangnya sosok yang dikagumi oleh para siswa terutama perempuan.
Mereka yang sedang menghadiri bazar oleh kelas 10 memekik senang melihat Zidan dan teman temannya masuk.
Pria bertubuh tinggi tegap itu hanya tersenyum angkuh melihat tingkah adik kelasnya yang seperti orang bodoh mengagumi dirinya.
"Cih, bocah caper semua" desis Zidan.
Matanya mengitari satu persatu tenda seperti sedang mencari sosok seorang tapi tak kunjung ia temukan. Ia kembali mencari diarea panggung yang ramai oleh siswa laki laki.
"Gua denger dari siswa, kelas 10 MIPA D bukan hari ini"
Zidan mengernyit,"kapan?"
"Jadwalnya besok Dan, gimana?"
Zidan mengangguk, "besok aja lagian gua cuma mau liat muka tuh bocah tampangnya kaya apa. Kemaren berani banget"
Teman temannya terkekeh, "kayanya ada yang mau jadi penerus lu"
"Setuju gua, tuh anak malah bau bau jadi penerus lu"
Mendengar ucapan temannya membuat Zidan mengerling tak suka, "kalo pun ada yang ganti posisi gua jangan tuh anak. Songong begitu ga pantes" kekeh Zidan.
Setelah merasa tak ada urusan lagi, mereka pergi dari area bazar membuat beberapa siswa perempuan mendesah kecewa. Soalnya mereka mau minta foto bareng, eh orangnya keburu pergi.
"Lah pergi orangnya" celetuk Gery liat Zidan pergi dari lapangan.
"Nyari Kala ga sih? Kala ga ada disana makanya dia cabut"
Jevan mengangguk, "ke MIPA D"
Gery dan Hanbin saling tatap lalu mengangguk. Mereka mengikuti langkah cepat Jevan ke kelas adiknya, Na Kala.
Dengan langkah lebar ia masuk kedalam kelas adiknya yang tak terlalu ramai,menarik perhatian siswa dikelas tersebut.
"Dek"
"Ngapain kesini?" tanya Kala ketus melihat Jevan dan teman temannya kedalam kelas.
"Oh lu lagi makan" Jevan, ia melihat Kala sedang melahap bekal makanan buatan Mommynya.
"Ga nyambung elah, ada apaan si?" Alis Kala menyatu. Ga biasanya abangnya nyamperin dia tanpa ngabarin dulu, biasanya chat atau telpon.
"Tadi gua ga liat lu dikantin,kirain lu belum makan"
"Pikun lu,gua dibekelin Mommy tiap hari"
Jevan berdehem melihat respon tak ramah yang diberikan adiknya.
"Yaudah, gua balik nanti pulang nunggu gua kesini. Jordan titip adek gua" pamit Kala sebelum keluar dari kelas adiknya diikuti Hanbin dan Gery.
"Njir adek lu bener bener dah Jev"
Gery menepuk nepuk bahu Jevan, "cepet cepet baikan dah, ga enak banget liat lu berdua begitu"
Jevan mengangguk lalu mereka kembali kekelas.
"Dititipin anjir yaaa"
"Bacot lu" delik Kala pada Leon.
"Abang lu sayang banget ye Kal kayanya sama lu" Jordan melirik Kala yang masih anteng makan.
"Lu jangan ketus ketus begitu anjir, walaupun tu abang lu ini tetep disekolah cuk. Dia kakak kelas kita"
Kala memutar bola matanya malas mendengar ucapan Ardi, "Abang ya tetep Abang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala
ПоэзияSebuah kesalahpahaman dan arti keluarga dari sudut pandang Na Kala. "What's wrong with you, Kala?" "Kamu kenapa ga jujur soal Jevan sama aku? Keterlaluan!" "Daddy aku gamau dipenjara"