2

107 15 2
                                    

Kala berjalan dengan lesu dari garasi menuju rumahnya. Hari ini dia kena hukuman dari guru BK gara gara ketahuan hampir berantem dan menimbulkan keributan di sekolah.

Jevan melirik wajah datar sang adik merasa tak enak. Apalagi ngeliat muka Mommynya berdiri didepan pintu rumah.

"Mom" Jevan mencium tangan Minju diikuti Kala.

"Makan dulu sana"

Kala mendongak, "Daddy gimana?"

Minju tersenyum melihat gegusaran diwajah putra bungsunya, "nanti Mommy yang ngurus, Daddy ga marah kok. Sekarang kalian ke kamar ganti baju terus makan"

Jevan dan Kala mengangguk bersamaan lalu masuk kedalam rumah. Minju menghembuskan nafasnya melihat punggung tegap kedua anaknya dari belakang.

"Lu kan yang laporin gua?"

Jevan yang baru duduk disofa menoleh melihat wajah marah sang adik yang menuduhnya. Apa nih tiba tiba main nuduh?

"Apa sih? Ngomong yang jelas coba"

"Lu kan yang laporin gua berantem?"

"Atas alasan apa lu nuduh gua kaya gitu?"

"Lu ketua OSIS bang, lu kan paling benci sama kegaduhan siapalagi kalo bukan lu yang lapor?" Tuduh Kala.

Kala yakin banget kalo Jevan yang laporin walaupun dia adik kandungnya sendiri tapi kakaknya bener bener profesional menjadi pemimpin organisasi.

"Gua mantan ketos,inget jadi ga ada hubungannya sama hukuman lu. Gausah asal nuduh!"

"Alah berisik!"

"Adek kenapa sih?" Minju menarik bahu putra bungsunya yang naik turun menahan emosi.

"Ada apa sih bang, Mommy nyuruh bersih bersih bukan berantem" interupsi Minju.

"Maaf Mom" Jevan, Kala hanya diam menatap jengah sang kakak didepannya.

"Udah ya dek minta maaf sama Abang gih" perintah Minju membuat alis Kala menukik tajam. Kok jadi dia yang disuruh minta maaf?

"Gamau aku ga salah"

"Lu kalo ga salah ga mungkin dapet hukuman dari BK"

"Motor gua dirusakin anjing gimana gua ga marah?" Kala menatap tajam Jevan. Sedangkan Minju gelagapan melihat putra bungsunya sangat emosi,takut nekad nonjok Jevan. Mana ngomongnya kasar banget. Gini kah cerminan dirinya dulu waktu muda?

"Harus banget lu nyelesein masalah pake berantem?"

"Bacot!"

"Kalaa" tegur Minju dengan lembut, dia udah bingung banget ngelerai anak anaknya.

"Mommy mau ikut marahin Kala juga? Terserah deh, Kala berantem gara gara ga terima motor yang dibeliin Daddy dirusakin. Kala emang salah, Kala ga bisa kaya abang selalu nyelesein masalah pake kepala dingin" ujar Kala lalu pergi meninggalkan Minju yang terdiam. Jevan menghela nafas lelah menghadapi sikap temperamental sang adik.

Langkah kaki Kala terhenti melihat sosok tinggi tegap berdiri dihadapannya, Jaemin.

"Abis ganti baju ke bawah, Daddy mau bicara sesuatu"

Ia tatap Jaemin yang menatapnya. Kala menatap wajah Daddynya yang memasang ekspresi tak kalah datar. Emosi anak itu masih naik turun.

"Kalian emang sama aja" desis Kala lalu pergi menuju ke kamarnya.

Jaemin menggelengkan kepalanya frustasi. Sebenernya dia nggak kaget sih sama undangan surat dari BK. Apalagi anaknya baru masuk SMA. Pasti lagi susah susahnya buat memilah pergaulan. Emang agak beda sama Jevan.

KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang