32

33 2 0
                                    

"Ngetawain apa?"

Jaemin sangat penasaran sudah cukup lama Minju menatap ponselnya sambil tertawa. Raut wajahnya nampak senang.

"Kak Jeno"

Tak ada sahutan dari suaminya.

"Kak Jeno lagi naik wahana sama Kala"
Minju menunjukkan layar ponselnya pada Jaemin.

"Kak Jeno lagi naik wahana sama Kala"Minju menunjukkan layar ponselnya pada Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin hanya tersenyum kecil. Minju yang melihat itu tam peduli. Ia kembali berkirim pesan dengan Jeno.

Toh, Jaemin emang kaya gitu. Nggak pernah excited sama Kala. Jadi, Minju ga mau ambil pusing yang penting anaknya seneng.

"Kamu gamau pulang?"

Minju langsung diam dan meletakkan ponselnya.

"Belum"

"Kamu mau sampai kapan kita kaya gini terus?"

Minju menggeleng, "udah lama aku mendem perasaan sendiri. Aku capek kalo harus ngalah, aku mau perbaiki hati aku dulu"

"Kalo kak Jaemin nggak sabar, kak Jaemin boleh pulang. Aku masih belum siap buat balik 100% kaya dulu. Buat aku ga mudah"

"Kamu jangan salah paham sama sikap aku beberapa hari kemarin. Aku lakuin itu karena status kita yang masih suami istri"

Tangan Jaemin mengepal, ia lihat air mata mulai menggenang dipelupuk mata istrinya.

"Kamu gatau aku hampir gila mikirin keluarga kita. Aku takut kita makin berantakan, Minju"

"Terus gimana sama aku?"

"Aku...kenapa ga ada yang mikirin perasaan aku?" Kepala Minju tertunduk, isak tangis mulai terdengar.

"Na Jaemin, kesalahan kamu ga pernah bisa aku lupain. Kamu bukan cuma nyakitin aku Kak, tapi anak anak juga"

"Maaf"

"Nggak!"

Jaemin mendekat, ia genggam kedua tangan istrinya yang mengepal.

"Tiap malem aku denger Kala nangis. Kala selalu bilang kamu ga sayang sama dia, bahkan sebelum kamu selingkuh. Kala merasa kamu ga sayang sama dia"

"Aku ga selingkuh"

"You do! Kamu mau menyangkal apalagi? Sekalipun kamu berani bohongin aku demi perempuan lain...sekecil apapun itu aku anggep kamu selingkuh" desis Minju menatap tajam Jaemin.

"I'm so sorry. Kakak udha bodoh banget mengabaikan keluarga demi pekerjaan bahkan sampai terjerumus sama perempuan itu. Tapi, demi tuhan setelah kejadian kemarin aku udah putus kontak. Bahkan, proyek udah berenti"

Minju diam tak merespon ucapan Jaemin. Ia tahu, suaminya merupakan seseorang yanv sangat kompetitif dalam pekerjaan. Apalagi proyek yang dikerjakan merupakan proyek besar. Namun alasan Jaemin kemarin tidak bisa ia terima dengan begitu saja.

KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang