33

47 4 3
                                    

Tok tok tok

Tok tok tok tok

"Buset, siapa si"

Ting tong

"Sabar woi!" teriak Kala dari dalam rumah. Mau tak mau ia memberhentikan gamenya di televisi.

"Yaela siapa si" gerutunya namun sekian detik kemudian Kala membeku seketika melihat sosok yang mengetuk pintu.

"Mommy ga ada" katanya lalu segera menutup pintu. Namun, ia kalah cepat. Jaemin menahan pintu tersebut suapah tetap terbuka.

"Tunggu"

"Kala tunggu!" Jaemin mendorong pintu tersebut supaya terbuka.

"Mommy nggak ada, mau ngapain?" ujsr Kala tak ramah.

"Mommy pergi kemana?"

"Pergi"

"Kemana?"

Kala menggelengkan kepalanya cuek lalu berlalu masuk kedalam. Melihat itu Jaemin ikut masuk kedalam mengikuti Kala yang melanjutkan bermain PS diruang tamu.

"Mommy kemana?"

"Gatau"

"Mommy kemana?" ulang Jaemin, nadanya begitu serius.

Kala berdecak, ia melirik Jaemin yang menatap tajam kearahnya.

"Pergi"

"Kemana?"

"Gatau, tadi dijemput Papa Jeno"

"Kala, Jeno not your Papa"

Kala melirik Jaemin lalu terkekeh, "His my Papa of course, why not?"

"Stop call him like that, orang bisa salah paham"

Kala menggendikan kedua bahunya. Ketakutannya seolah menghilang saat berhadapan dengan Jaemin.

Persetan dengan Jeno, Jaemin ingin bertemu dengan istrinya sekarang juga.

"Kala, Daddy serius Momy kamu kemana"

"Aku juga serius, Mommy pergi sama Papa Jeno"

"Kemana?"

"Salon"

"Berdua?"

Wajah Kala nampak berpikir lalu mengangguk.

Ia menoleh kebelakang mendengar lan ga kah cepat Jaemin yang keliar dari rumah.

"Bjir mau kemana tu orang?" tanya Kala melihat Jaemin keluar begitu saja dari rumah.

Jaemin merutuki nama sahabatnya disepanjang jalan. Ia sedang menyetir, namun tangan kirinya menggengam ponsel.

"Sialan, Lee Jeno"

Dengan terburu buru ia memarkirkan mobilnya di basement mall. Ia bergegas menuju tempat dimana Jeno memberitahu posisinya.

Langkah kaki Jaemin semakin cepat saat dirinya hampir sampai disebuah salon dimana Minju dan Jeno berada.

"Brengsek"

"Etss" Jeno menepis tangan Jaemin yang tiba tiba menarik kerahnya.

"Lu ngapain tolol" delik Jeno. Dateng dateng ga jelas banget ni calon duda. Mana diliatin orang.

"Inget, lu udah ada istri. Ngga pantes lu ngajak Minju pergi berdua"

Jeno menaikkan sebelah alisnya, "nggak salah lu ngomong gitu Jaem?"

Jeno tersenyum, "terus gua sama lu apa bedanya? Emang waktu itu lu inget sama istri?"

Urat urat dileher Jaemin semakin menonjol. Apalagi melihat wajah Jeno yang tersenyum meledek.

KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang