"Mommy gimana?"
Kala menggelengkan kepalanya. Mulutnya asik bergoyang mengunyah martabak manis yang dibeli Jevan.
"Udah 5 bulan. Kita mau kaya gini terus bang?"
Jevan bingung, ia takut untuk sekedar berbicara.
"Abang udah pernah ngobrol sama Daddy?"
Jevan menoleh lalu menggeleng, "Abang sibuk kuliah, pulang aja langsung kesini"
"Aku sedih kalo inget gimana ancurnya Mommy. Aku juga sakit hati sama sikap Daddy ke aku. Tapi, kalo kita kaya gini terus...aku gamau"
Jevan dan Kala benar benar kehilangan arah. Ia tak tau bagaimana akhir dari nasib keluarganya sekarang.
Mereka hanya ingin Minju segera pulih. Bagaimana nanti keputusannya mereka pasti percaya itu yang terbaik.
"Dek, kalo misal Mommy sama Daddy sampe pisah gimana?"
Kala menaikkan bahunya, "aku beneran lost feeling sama Daddy. Kalo itu bikin Mommy ga sakit, why not?"
Jevan langsung menatap serius sang adik.
"Why? Kita masih punya Papa Jeno, Pakde Jeff, Tante Oce, sama Oma Opa. What are u scared about?"
Jevan hanya diam. Mengingat posisi dia yang sebenernya bukanlah anak kandung Jaemin dan Minju membuat dirinya berpikir dua kali lipat lebih hati hati.
"Menurut abang gimana?"
"I don't know, abang cuma mau semuanya sama kaya dulu"
Kala hanya mendengus menanggapi.
"Mommy pulang"
Kala dan Jevan serentak menoleh melihat Minju masuk kedalam rumah.
"Mom!"
"Demi demi demi! Kenapa yang dateng malah bidadari?! Mommy aku kemana?!"
Minju mencubit hidung Kala yang tengah histeris melihatnya. Si bungsu memang berlebihan.
"Mommy cantik banget"
"Mommy aku cantik banget"
"Mommy gua apaan si"
"Lepas ga! Jangan peluk peluk Mommy Kala!"
"Lu yang jangan peluk peluk"
"Dih, Mommy for share!"
"Nggak!"
Minju hanya memejamkan matanya. Lagi lagi kedua putranya berkelahi tidak jelas.
"Abang adek" tegur Minju dengan lembut dibalas kekehan keduanya.
"Love u mom" ucap Kala lalu mengecup pipi Minju sekilas.
"Mommy naik apa tadi?" tanya Jevan.
"Bareng sama tante Shuhua. Tadinya mau naik grab ternyata harus jalan ke depan gang dulu karena gerimis akhrinya Tante Shuhua mau anterin"
"Kenapa ga kabarin abang?!"
Minju mengacak acak rambut si sulung sambil tertawa, "Abang capek abis dari bandung, Mommy ga mau ganggu waktu istirahat abang"
"Mommy ga kehujanan?"
"enggak dong adek, kan naik mobil" Kala mengangguk angguk. Ia masih bergelayut manja dilengan Minju.
Meskipun sudah berumur 16 tahun, Kala masih tetap seperti anak kecil dimata keluarganya.
Ia juga masih belum lepas dari Minju dan sering berebut perhatian dengan Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala
PoetrySebuah kesalahpahaman dan arti keluarga dari sudut pandang Na Kala. "What's wrong with you, Kala?" "Kamu kenapa ga jujur soal Jevan sama aku? Keterlaluan!" "Daddy aku gamau dipenjara"