16

34 4 0
                                    

"Muak banget gua liat mukanya" celetuk Daniel melihat meja Kala sangat ramai. Anak itu nampak sangat bahagia tertawa dengan teman temannya.

"Kalo nggak ada itu bakul sialan. Udah gua patahin kaki Kala" desis Daniel penuh dendam.

Ricky hanya memutar bola matanya malas. Daripada merhatiin Kala, dia lebih tertarik sama abangnya.

Itu cowo keliatan pendiem ternyata dalemnya penuh sama jebakan tikus.

"Bro" Ricky menepuk nepuk bahu Zidan yang sedang menikmati bakmi pesanannya.

"Apaan?!"

"Daripada sibuk sama Kala, gua lebih curiga sama orang yang selalu gagalin kita"

Kepala Zidan sepenuhnya menoleh. Tak hanya Zidan, Daniel dan teman temannya yang lain juga ikut menoleh menatap Ricky.

"Emang siapa?"

Ricky menunjuk dengan dagunya membuat semuanya memasang wajah bingung lalu mengikuti arah yang ditunjuk oleh Ricky.

"Pfffrttt- fuck" Zidan langsung meminum jus jeruknya karena tersedak.

"Na Jevan? Don't joke" katanya tertawa remeh.

"Him? Ricky seriously, why u very obsessed with him? Are u gay?"

Ricky memukul bahu Zidan dengan kencang membuat si empu semakin tertawa dengan keras, "Fuck u!"

"Wait wait, kenapa lu curiga sama Jevan? Nggak ada tanda tanda kalo itu orang selalu gagalin kita" celetuk Daniel.

"Tau tuh"

Ricky yang udah ga mood ngeliat wajah serius Daniel mau nggak mau dia jawab.

"Bukan Jevan, gua yakin seratus persen yakin itu orang punya bawahan yang nggak main main"

Daniel menaikkan sebelah alisnya, matanua menunjuk kearah meja Jevan lagi.Ricky mengangguk kecil membalasnya.

"I still have no clue" ujar Daniel.

"U never has clue. Lagian apa yang kalian expect dari manusia flat dan kaku kaya Jevan? His just always stand beside his Lil brother at school"

"Tapi nggak kalo diluar" sahut Ricky. Entahlah ia sangat yakin ada sesuatu pada Jevan yang tidak ia ketahui.

Anak itu memang nampak tenang. Tapi Ricky sangat curiga selama ini orang orang yang selalu menggagalkan usahanya untuk mencelakai Kala ada hubungannya dengan Jevan.

"Oh shit" umpat Zidan membuat teman temannya menoleh.

"Kenapa?" tanya Ricky.

"Nothing, ada yang minta malem ini"

"Berapa?"

"Nggak banyak, 200 gr doang" jawabnya lalu memasukkan ponselnya ke saku.

"Don't said..."

"Iya dia lagi, sebenernya agak males gua. Apalagi orangnya lumayan ribet, udah tau barang bahaya tapi dia minta COD mulu sama anak buah. Bangsat bener" umpat Zidan lalu terkekeh, "untung pembeli langganan"

"Gimana tangan lu?"

Danie hanya mendecak malas, "masih panas, nyut nyutan banget anjing"

Mereka tau Daniel ga boong. Tangannya ngeri banget, siapa sih yang ga kesakitan disiram air panas. Masih untung mukanya ga kena.

"Lagian bisa noob banget sih lu disiram bakul kopi?" celetuk Abi salah satu teman Zidan.

"Gua ga ngeh, kaget juga tiba tiba udah ada disamping gua tangan kirinya megang termos" jelas Daniel masih kesal. Apes banget ketemu sama tukang kopi begitu.

KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang