39

22 4 0
                                    

Benar saja dugaan Minju, setelah masuk kamar ia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi.

Sembari menunggu suaminya selesai, Minju merapikan lemari pakaian yang sedikit kurang rapi.

Klek

Minju langsung menoleh, ia lihat Jaemin keluar sudang mengenakan pakaian rumahan yang lengkap.

"Mau aku bantuin keringin?"

Jaemin melirik, ia lihat Minju sekilas kemudian memberikan handuknya dan duduk ditepi ranjang.

Ia membuka sedikit kakinya untuk space berdiri Minju.

Berada sedekat ini dengan suaminya, membuat Minju sedikit gugup. Ditambah suasana kamar yang sunyi. Hanya suara deru nafas yabg terdengar.

Tangan Minju yang sedari tadi bergerak tiba tiba berhenti. Jaemin yang memejamkan matanya sontak membuka matanya. Ia lihat Minju tengan menatap dirinya.

Kedua tangannya kini berpindah bertengger dibahu Jaemin.

"Kenapa?"

Minju sendiri gatau mau jawab apa, dia merasa sangat banyak yang ingin dibucarakan tapi ia tak tau apa.

"Aku..."

"Aku kangen" lirihnya dengan bibir sedikit melengkung kebawah. Minju segera menunduk tak mampu menatap Jaemin.

"Rasanya kangen banget"

Helaan nafas terdengar dari Jaemin, ia menarik pinggang Minju supaya mendekat. Kedua tangannya melingkar dipinggang Minju dan mengangkatnya supaya duduk dipangkuan Jaemin.

Minju langsung memeluk erat leher Jaemin. Ia usap rambut jaemin yang masih setengah kering.

Ia biarkan Jaemin mengecup bahu dan lehernya. Rasanya Minju benar benar rindu dengan Jaemin.

"Kenapa ga pamit kalo ke Bandung?"

Jaemin semakin mengeratkan pelukannya sampai Minju terhrnyak sebentar.

"Kerjaan aku lagi banyak,maaf" Minjh hanya diam tak menanggapi.

Mereka berdua menghabiskan waktu bermesraan, meskipun tak ada satupun kalimat yang keluar.

"Ayo kebawah, sarapan dulu"

Jaemin menggeleng.

"Kenapa?"

"Ada Jeno"

"Jeno diluar"

"Kala, pasti ga akan biarin Jeno pulang. Aku bisa jamin dia bakal ikut sarapan"

Minju mengusap rahang Jaemin dengan lembut.

"Dia sering nemuin kamu pas ga ada aku?"

Alis Minju menukik, "dia bukan nemuin aku" katanya dengan nada tak terima.

Jaemin hanya berdehem singkat saja.

"Tadi kak Jeno bilang katanya mau ngobrol sesuatu sama kakak"

Jaemin diam tak menanggapi, ia sibuk menyingkirkan rambut anak Minju. Dirinya terpikirkan bagaimana nanti respon istrinya jika tau keadaan Jevan.

Begitu pula dengan Minju, ia terpikirkan menanyakan keadaan anak sulungnya pada Jaemin dan mengenai kejadian saat dirumah Jeno  Tapi, melihat Jaemin seperti sangat lelah, Minju mengurungkan niatnya.

Klek

"Maaf mom"

Jaemin dan Minju menoleh bersamaan ke arah pintu. Minju sontak langsung turun melihat anaknya membuka pintu kamar tiba tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang