Sebuah kesalahpahaman dan arti keluarga dari sudut pandang Na Kala.
"What's wrong with you, Kala?"
"Kamu kenapa ga jujur soal Jevan sama aku? Keterlaluan!"
"Daddy aku gamau dipenjara"
Jaemin yang baru saja keluar dari kamar langsung disambut oleh suara Kala. Ia membalikkan badannya, disana si bungsu berdiri membawa Tumbler minum.
"Daddy harus ke Bandung malem ini"
Raut wajah Kala berubah, ia melirik pintu kamar orang tuanya yang sudah tertutup rapat.
"Daddy ga pamit sama Mommy? Daddy sengaja pergi tengah malem kan?"
Helaan nafas terdengar, "Daddy sudah bilang sejak kemarin" katanya lalu memilih melenggang pergi meninggalkan Jevan.
"Daddy main main lagi kan?"
Ternyata Kala mengikuti Jaemin sedari tadi.
"Daddy sengaja kan pergi diem diem?"
"Kenapa Dad? Takut ketahuan kaya dulu lagi?"
"Daddy beneran biarin Mommy sedih karena ditinggalin Daddy"
"Daddy emang sengaja mau nyakitin kita lagi!"
Langkah Kala ikut berhenti melihat Jaemin berhenti didepannya. Kedua tangannya mengepal melihat Jaemin membalikkan badannya menatap dirinya dengan tajam.
"Na Kala,kayanya kamu beneran lupa lagi ngomong sama siapa"
"Daddy ga akan maksa Kala lagi sekarang. Kalo, Kala anggap Daddy sebejat itu sila hj kan. Yang harus kamu tau, apa yang Daddy lakukan sekarang tidak seperti apa yang kamu pikirkan"
Ia lihat wajah sang anak dengan lekat. Rasa sakit menyeruak didada Jaemin melihat wajah putranya. Ia tau daj sadar dirinya tak pernah memiliki tempat dihati sang putra.
"Daddy berangkat titip Mommy"
Tangan Kala mengepal seiring punggung Daddynya yang menjauh. Matanya memanas tanpa alasan. Ia kini frustasi sendiri, tiba tiba merasa sedih, marah, dan kecewa.
Kala memutuskan masuk kedalam kamarnya. Ia mengambil ponsel yang tergeletak dikasur.
"Abang kenapa slowrespon banget sih" gumam Kala. Dia lihat beberapa pesan yang ia kirim pada sang kakak tak dibalas sama sekali.
"Sesibuk itu kah kuliah?"
"Cih, pasti dia lagi kalap ikut organisasi sana sini" dengus Kala.
Anak itu memilih mematikan ponselnya. Jam masih memunjukkan pukul 1 malam. Tapi, mata Kala sudah terbuka dengan segar. Ia tak merasa mengantuk lagi.
"ini ujung dari semuanya?"
"Mommy sama Daddy udah bersama tapi masih gini?"
"Haha ga jelas" tawa sumbang keluar dari bibir tipis Kala.
***
Jaemin menatap si sulung dengan sendu. Putranya semakin hari terlihat semakin kurus. Wajahnya semakin pucat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.