31

28 2 0
                                    

Manik coklat milik Kala belum bisa terpejam. Ia mengingat kejadian hari ini. Ia tak menyangka Jaemin berhasil menemui Minju dan respon sang Mommy yang terbilang tidak sesuai ekspektasi dirinya. Meskipun Minju masih cuek pada Jaemin.

"Tidur" Jevan melempar boneka kelinci berwarna putih pada adiknya.

"Huh?" Kala melihat boneka itu dengan seksama.

"Lu beli?"

"Nyolong"

Kala mendengus sebal, ia memeluk boneka kelinci pemberian Jevan.

"Thanks bro"

"Anytime"

"Abang"

"Hah?"

"Menurut lu Mommy udah maafin Daddy belum?"

Jevan mengalihkan tatapannya dari laptop. Ia menatap sang adik yang terbaring dikasur.

"Belum"

"Belum?"

Jevan mengangguk, "jelas belum"

Kala langsung duduk, "lu ga liat Mommy udah biasa aja ke Daddy?"

"Mommy kaya gitu supaya kita ga canggung dek. Mommy masih punya tanggung jawab sebagai istri. Status Mommy masih istri Daddy walaupun hubungan mereka masih renggang"

Kala diam meresapi pernyataan sang kakak.

"Kenapa?"

Kala menggeleng, "gatau, adek sakit hati setiap liat muka Daddy"

Jevan menatap raut wajah Kala yang nampak menampilkan kesedihan.

"Adek gamau maafin Daddy"

Jevan menaikkan satu alisnya.

"Pokoknya enggak, lu ga liat wajah Mommy waktu di bandara bang. Sakit banget. Kelakuan Daddy yang begitu nandain kita sebagai keluarga bener bener ga penting buat dia"

Jevan sebenernya sudah tau dibalik dekatnya Jaemin dengan Minji salah satu persyaratan berjalannya kerja sama proyek Jaemin.

Begitu juga ancaman ancaman dari perusahaan Minji yang menggunakan beberapa tangan kotor untuk mencelakai Jaemin jika Jaemin tak setuju atas permintaannya.

Namun, keputusan Jaemin menyetujui persyaratan tersebut dan mengorbankan keluarganya membuat Jevan sangat kecewa.

"Terus lu maunya kita gimana?"

Kala kembali menggeleng, "I feel better maybe kalo Mommy jauh sama Daddy"

"Lu mau mereka divorce?"

"Gatau bang, aku udah sakit hati banget. Tapi, kalo emang Mommy masih sayang sama Daddy ya udah. Walaupun aku ga yakin bisa deket lagi"

Jevan menghampiri sang adik. Ia duduk tepat disebelah Kala.

"Semua orang tau Kal, lu ga bisa deket sama Daddy"

Kala menoleh membuat Jevan terkekeh.

"Om Jeff, Om Jeno, Oma Opa, semua Uncle dan Aunty tuh tau lu ga akan bisa match sama Daddy"

Kala menaikkan sebelah alisnya, "why?"

"Karena kalian berdua bener bener mirip dari segimanapun. Orang yang punya karakter dan sifat yang sama mereka ga akan bisa jadi satu kubu, pasti selalu bertentangan"




















***



















KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang