PART 29

7.7K 712 7
                                    

Tenang, cerita ini blm end kok 🤣

Yuk, lanjut!

.
.
.

“Lho? Kok Mama sendirian? Melisa-nya mana, Ma?” tanya Pram dengan nada heran begitu ia melihat sang ibu yang kembali ke ruang makan sendirian.

Tia lantas mengangkat bahunya dengan tak peduli. “Udah pulang mungkin.”

Yang kontan saja membuat Pram jadi semakin mengernyit. “Mungkin?”

Tia memilih untuk tidak mengatakan tentang apa pun lagi. Sedangkan Pram tampak semakin bingung dengan apa yang telah terjadi. Ia lantas beranjak dari kursi, lalu mulai merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel.

Pram segera menjauh dan mulai menghubungi nomor ponselnya Melisa. Karena ia takut telah terjadi sesuatu dengan gadis itu sampai dia memutuskan untuk langsung pulang.

Pram jadi berpikir, apa mungkin Keira sudah ditemukan? Makanya Melisa langsung pulang tanpa sempat berpamitan.

“Mbok, tolong panggilin Ayu sama Lala. Lala tadi udah pulang kan dari kelas yoganya?”

Pram sempat menoleh sekilas ke arah ibunya saat ibunya itu sedang berbicara.

“Iya, Nya. Non Lala tadi udah pulang.”

“Suruh Ayu sama Lala ke meja makan sekarang, makan siangnya juga udah siap.”

Pram lantas berdecak kesal, karena nomor ponselnya Melisa sedang tidak aktif sekarang.

“Tadi Melisa bilang gak, Ma, kenapa dia harus pulang?“ tanya Pram kepada ibunya saat ia sudah kembali duduk di salah satu kursi makan.

“Enggak.”

Pram kembali mengerutkan dahinya begitu mendengar nada jutek dari jawaban ibunya barusan.

“Jangan-jangan bener, adiknya Meli udah ketemu. Makanya dia pulang mendadak dan enggak bilang-bilang ke aku.”

“Adiknya Meli?“ tanya Tia yang saat ini sedang mengernyit. Sedangkan Pram hanya mengangguk singkat, dan mulai menuangkan air ke dalam gelas kosong yang tersedia.

“Kenapa sama adiknya Meli?“ Tia bertanya sekali lagi.

“Adiknya kabur.“

Informasi itu sontak saja membuat Tia jadi merasa terkejut. “Kok bisa kabur?”

Pram sempat terdiam sambil meneguk air minum di dalam gelasnya secara perlahan. Tetapi, sebenarnya ia juga sedang sibuk menimbang-nimbang. Haruskah ia bercerita kepada ibunya? Karena sesungguhnya ia tidak enak untuk membicarakan tentang permasalahannya Melisa kepada orang lain, meksipun itu adalah ibu kandungnya sendiri.

“Pram!“

“Ya?“

“Ngomong dong.“ Tia langsung memerintah dengan nada tidak sabaran.

“Aku enggak enak buat bilangnya, Ma.” Pram akhirnya berterus terang. “Mending Mama tanya langsung aja sama orangnya. Lagian, Mama juga udah deket kan sama Melisa?”

Tia langsung mendengkus samar begitu mendengar pertanyaan dari Pram barusan. “Mama mau denger dari mulut kamu aja. Kamu tahu kan kalau Meli itu agak susah buat dideketin sama Mama?

“Pas pertama kali diajak makan malem aja dia sempet nolak. Kalau bukan Mama yang dateng langsung ke kantor kalian, Mama yakin kalau Mama sama Meli enggak akan pernah makan bareng, karena dia pasti bakalan nolak terus.”

Trapped By You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang