PART 48

8.1K 554 8
                                    

PART 48

“Jadi, kamu mau nikah sama Pram?” tanya Ayuna setelah ia mendekat ke tempatnya Melisa dan berdiri tepat di samping gadis itu seperti sekarang.

Melisa tampak menolehkan kepalanya sekilas sebelum berpaling lagi ke arah depan, melihat ke arah Lala yang saat ini sedang sibuk berpose di samping kue ulang tahunnya yang tampak menjulang tinggi ke atas. Karena ini adalah hari ulang tahunnya Lala yang ke-22 tahun, dan akan dirayakan di halaman samping rumah kediaman Atmaja yang sudah dihias dengan sedemikian rupa.

Namun, acara itu baru akan benar-benar dimulai sekitar 2 jam lagi dari sekarang. Dan berhubung teman-temannya Lala masih belum datang semua, jadi gadis itu pun memanfaatkan waktu untuk berpose sendirian di samping kue ulang tahunnya dengan ditemani oleh seorang fotografer yang memang sengaja disewa untuk melengkapi acara.

“Iya,” jawab Melisa yang segera membenarkan pertanyaan dari Ayuna barusan. Karena ia dan Pram memang sudah memiliki rencana untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Bahkan rencana itu pun sudah diketahui oleh keluarga mereka berdua, termasuk ibunya Melisa—Syahila. Karena dua hari yang lalu Pram juga sudah sempat menyematkan sebuah cincin di jari manis tangan kirinya Melisa saat mereka berdua sedang makan malam romantis di sebuah hotel ternama.

Saat itu Pram mengajak Melisa untuk pergi ke acara resepsi pernikahan dari anak rekan kerja mendiang ayahnya yang diselenggarakan di lantai teratas sebuah hotel ternama, tapi Pram sengaja hanya mampir ke sana sebentar. Karena setelah dari sana, Pram langsung mengajak Melisa untuk turun ke lantai 7, lalu makan malam berdua di restoran yang terletak di lantai itu. Awalnya mereka berdua hanya duduk dan mengobrol sambil menunggu pesanan seperti biasa, tapi tiba-tiba saja segerombolan waiter serta waitress malah berjalan ke arah mereka sambil membawa balon yang kalau disusun akan membentuk tulisan ‘will u marry me?’ yang membuat Melisa kebingungan. Begitu Melisa menolehkan kepalanya ke arah Pram, ternyata pria itu sudah mengeluarkan sesuatu dari dalam saku tuxedo-nya, lalu berlutut di samping tempat duduknya Melisa, hingga Melisa merasa speechless di tempat. Tetapi, ia segera menganggukkan kepalanya dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca serta perasaan haru yang membuncah di dada setelah Pram mengungkapkan serangkaian kalimat untuk melamar dirinya.

Ayuna langsung tertawa kecil begitu mendengar jawaban singkat dari Melisa barusan. Jenis tawa kecil yang terdengar seperti sedang meremehkan. Yang membuat Melisa kembali menolehkan kepala dan menatap wanita itu dengan kening yang sudah berkerut samar, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Karena sesungguhnya gadis bergaun biru muda dengan model sabrina itu sedang malas menanggapi Ayuna, atau lebih tepatnya lagi ia memang selalu malas untuk menanggapinya.

“Kamu yakin mau nikah dia?” tanya Ayuna tak lama kemudian, yang belum juga berhasil membuat Melisa membuka suaranya. Karena gadis itu belum juga berbicara.

Ayuna lantas mendekatkan wajahnya dan berbisik tepat di samping telinganya Melisa. “Enggak takut gitu kalau suatu saat nanti dia bakalan balik lagi ke saya? Dan ternyata kamu cuma dijadiin tameng aja sama dia. Supaya enggak ada yang curiga sama hubungan kami berdua.”

Kedua bola matanya Melisa tampak membesar seketika. Ia tidak menyangka kalau Ayuna akan membisikkan hal seperti itu di samping telinganya. Karena selama ia resmi berhubungan dengan Pram, terhitung sudah hampir 7 bulan, tidak sekali pun wanita itu pernah mengusiknya ataupun mengganggu hubungan mereka berdua. Lantaran Ayuna sudah terlihat sangat sibuk dengan urusannya bersama Satria, yaitu pulang-pergi liburan demi bisa menghasilkan seorang anak. Meski di beberapa kesempatan, Ayuna pasti akan mencuri-curi waktu untuk mencibir ataupun menyindir Melisa saat keduanya bertemu di acara makan malam keluarga. Dan cibiran serta sindiran itu hanya sebatas kesalahpahaman Ayuna yang mengira kalau hubungan di antara Pram dan Melisa sudah terjalin sejak lama, tepatnya sebelum ia memergoki kedua orang itu di kamar hotel berdua. Karena ternyata Ayuna ini adalah orang yang bebal, dan lebih memercayai apa yang pernah ia lihat ketimbang mendengarkan penjelasan dari Pram ataupun Melisa. Sehingga kedua orang itu pun hanya membiarkan saja saat Ayuna tetap berpikir kalau mereka berdua sudah menjalin hubungan sejak lama, asalkan Ayuna tidak pernah mengusik hubungan mereka berdua.

Trapped By You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang