PART 36

8.2K 753 12
                                    

DOUBLE UP NIH...

.
.
.
.

(Halo, selamat sore, Pak)
(Soal masalah kemarin...)
(Makasih ya,Pak. Karena Bapak udah mau ngebelain saya)
(Kalau enggak ada bapak, mungkin ferdy bakalan terus ngikutin saya & omongannya jg makin macem2 soal saya)
(Sekali lgi, terima kasih pak 🙏)


Sudah nyaris dua jam berlalu, tapi pesannya itu masih belum mendapatkan balasan apa pun. Bahkan dibaca pun juga belum, hingga nyaris saja membuat Melisa jadi ingin kembali menghapus pesannya saat itu.

Namun, urung. Karena ia tahu kalau pesan itu sudah benar-benar masuk. Dan mungkin ... sudah sempat dibaca oleh Pram melalui notifikasi.

Melisa lantas memasukkan ponselnya ke dalam tas. Ia sengaja belum pulang karena dirinya ingin bertemu dengan Pram. Tetapi, ia merasa bimbang, sedikit takut juga. Sehingga setengah jam yang lalu pun ia membiarkan Gita untuk pulang duluan.

Berhubung tidak ada tanda-tanda kalau Pram akan segera pulang, jadi Melisa pun segera mengangkut tasnya sembari beranjak dari atas kursi kerja.

Awalnya Melisa sempat maju-mundur antara ingin pergi ke arah ruangannya Pram, atau pergi ke arah lift dan langsung pulang. Tetapi, ia terlalu pengecut untuk menemui pria itu tanpa melibatkan masalah pekerjaan. Sehingga ia pun mulai melangkah menuju ke arah lift, lalu masuk ke sana dan turun ke lobi. Sampai di lobi, ia melihat ada sosok Jeandra yang sedang berdiri sendirian di depan meja resepsionis. Sedangkan di atas meja itu ada sebuah tas wanita yang ia yakini milik Dinara. Tetapi, sosok perempuan itu tidak terlihat di mana-mana.

Melisa pikir, Jeandra tidak menyadari keberadaan dirinya. Sehingga ia pun tidak berniat untuk menyapa. Apa lagi Jeandra juga terlihat sangat fokus menatap ke arah layar ponsel yang ada di tangannya.

Namun, siapa sangka kalau pria itu akan menyapanya duluan. Sehingga mau tak mau, Melisa pun membalas sapaan dari pria itu selayaknya atasan dengan seorang bawahan.

Meli jadi teringat pada insiden paper bag berisi makanan yang terjadi di hari jumat kemarin, sebenarnya ia masih bertanya-tanya kenapa Jeandra bisa salah orang. Tetapi, akhirnya ia memutuskan untuk tidak lagi membahasnya. Karena Nelly juga sudah menyampaikan permintaan maaf dari pria itu untuk dirinya.

Anggap saja insiden itu tidak pernah terjadi. Walau hatinya masih terus bertanya-tanya sejak empat hari terakhir.

Melisa lantas berjalan menjauh dari meja resepsionis, lalu duduk sendirian di salah satu sofa sembari membuka ponsel. Dan begitu mengetahui kalau Keira akan lembur sekaligus pulang telat malam ini, sukses membuat Melisa jadi berpikir ulang, serta berubah haluan. Mungkin ia akan mampir dulu ke sebuah tempat makan. Karena ia tahu kalau adiknya itu pasti tidak akan makan di kos-an.

Akhirnya Melisa memutuskan untuk jalan kaki saat keluar dari kantor. Di pinggir jalan, ia masih sibuk menimbang-nimbang. Lebih baik ia makan di cafe seberang, atau warung pecel lele yang terletak agak jauh, tapi masih sanggup ia jangkau.

Saat itu Melisa masih memegangi ponselnya, sehingga ia pun bisa langsung merasakan getaran yang terjadi di sana.

Ternyata Pram baru saja membalas pesan darinya. Isinya hanya sebuah kalimat singkat: ya, sma2

Melisa hanya menghela napas setelah membacanya. Karena tidak ada lagi pesan lain yang dikirimkan oleh Pram. Padahal ia sudah berharap kalau pria itu akan mengirimkan pesan lain yang mungkin saja ... bisa memperbaiki hubungan mereka.

Namun, sepertinya ia yang terlalu berharap. Sehingga ia pun segera berlari kecil untuk menyeberangi jalan. Cafe di seberang kantor memang selalu menjadi comfort zone bagi dirinya. Selain harga makanannya banyak yang masih affordable, tempat itu pun terlihat cozy dan simple.

Trapped By You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang