PART 19

8.2K 682 5
                                    

Nih, aku double up lagi hari ini 💋

Happy reading~

.
.
.

Melisa langsung terbangun dari tidurnya sekitar pukul 2 dini hari, karena ia baru teringat pada dress yang sempat dicuci serta dijemurnya tadi pagi.

Melisa yang merasa panik, segera keluar dari kamar tanpa sempat memakai sandal. Ia hanya berharap semoga saja dress-nya itu tidak hilang ataupun rusak. Karena ia tidak ingin keluar uang hanya untuk membayar uang ganti rugi kepada Dinda.

Namun, begitu ia sudah sampai di rooftop yang memang dikhususkan untuk menjemur pakaian, ia malah tidak menemukan 1 baju pun di atas jemuran.

Melisa lantas mencari keberadaan ponselnya, tapi ia lupa kalau ponselnya itu masih berada di dalam tas kerja. Sehingga ia pun kembali menuruni tangga, lalu masuk lagi ke dalam kamar. Ia langsung memeriksa tasnya yang berada di kaki meja.

Tanpa menghiraukan sekarang ini sudah jam berapa, Melisa pun segera mengirimkan sebuah pesan ke grup chat kos-an.

Guys, ada yg liat dress warna peach gk di jemuran?

Yang tentu saja tidak mendapatkan respon apa-apa. Karena anak-anak kos pasti sudah tidur semua.

Melisa mulai mengembuskan napas kasar, ternyata naik-turun tangga cukup membuat dirinya jadi sedikit ngos-ngosan. Dan hal itu baru terasa saat ia sudah duduk lesehan di samping ranjang.

***

Pagi harinya, Melisa yang sudah memakai setelan kerja, tapi dengan wajah yang masih belum dipulas make up, tampak keluar dari kamar kosnya dan langsung berjalan menuju ke arah rumahnya Dahlia. Karena ternyata dress berwarna peach yang dicarinya itu sudah diamankan di sana.

“Tanteee,” sapa Melisa pada Dahlia yang saat itu sedang menyiram tanaman yang ada di teras rumahnya.

Dahlia sempat mendengkus sekilas sebelum menaruh gembornya di atas lantai.

“Harus banget ya Mel nge-chat di jam dua pagi?” sindir Dahlia yang membuat Melisa jadi nyengir. Gadis itu tidak membalas, karena Dahlia juga langsung berjalan untuk masuk ke dalam.

Melisa lantas mengucapkan terima kasih saat menerima dress-nya yang sudah terlipat rapi dari tangannya Dahlia. Tak lupa, ibu kosnya itu juga turut menyerahkan hanger berwarna pink miliknya.

“Kalau gitu aku pamit dulu ya, Tan? Mau siap-siap bentar lagi berangkat kerja.“

Dahlia tampak menganggukkan kepalanya, mempersilakan. Tetapi, sebelum Melisa benar-benar menjauh dari halaman rumahnya, ia pun kembali bersuara untuk memberikan sebuah pesan.

“Lain kali kalau ada jemuran tuh jangan lupa kasih tahu di grup.”

“Hehehe... siap, Tante!” Melisa menoleh sambil menyengir. “Lupa kemarin tuh.”

Sesungguhnya, Melisa juga jarang sekali mencuci pakaian di saat hari kerja. Karena selain ia tidak memiliki banyak waktu untuk mencuci pakaian, ia juga tidak ingin merepotkan anak-anak kos kalau seandainya turun hujan dan jemurannya sedang ia tinggal.

Biasanya ia baru akan mencuci pakaian saat di hari jumat—jika kebetulan ia sedang pulang tepat waktu dan tidak lembur, atau saat pagi hari di hari sabtu. Dan kalau pun ia mencuci dan menjemur saat di hari kerja, biasanya itu hanya berupa pakaian dalamnya saja.

Begitu sampai di dalam kamar, Melisa langsung mengambil paper bag yang malam itu sempat ia simpan. Ia lantas memasukkan dress-nya ke dalam sana.

Rencananya ia baru akan mengembalikan dress itu besok, sekitar jam sembilanan di saat semua urusannya di kos-an sudah benar-benar selesai. Sekalian ia juga akan main ke apartemennya Gita untuk memasak bersama. Karena ia dan Nelly sudah sempat membuat janji untuk main ke apartemennya Gita.

Trapped By You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang