PART 22

8.6K 734 7
                                    

Melisa tahu kalau ia berurusan dengan Pram, pasti ia juga akan berurusan dengan semua perempuan yang mengidolakan pria itu. Termasuk Ayuna, serta Nancy—sekretaris CEO di kantor ini. Ia bahkan sudah tahu kalau beberapa orang di kantor mulai membicarakan dirinya semenjak Pram datang ke kubikelnya dan membungkuk tepat di depan kursi kerjanya.

Well, posisi mereka saat itu memang terlihat agak kurang wajar bagi seorang atasan serta bawahan.

Lalu gosip tentang mereka pun jadi semakin ramai sejak foto yang di-repost oleh Jeandra mulai tersebar.

Saat itu Melisa tidak ingin terlalu ambil pusing dengan omongan semua orang terhadap dirinya. Karena ia sadar kalau mereka semua tidak mengetahui tentang kebenarannya. Tetapi, begitu ia tak sengaja berada di satu lift yang sama dengan Nancy saat mereka baru datang di hari senin pagi, ia merasa kalau dirinya mulai mempunyai musuh yang benar-benar nyata di kantor ini. Karena Nancy yang biasanya bersikap friendly, pagi ini malah meliriknya dengan sangat sinis. Bahkan tidak menggubris anggukan formal darinya begitu perempuan itu baru masuk ke dalam lift dan berdiri di dekatnya sambil terus memberikan lirikan maut yang tidak enak untuk dilihat.

Atmosfer di dalam lift ini jadi berubah seketika, dan sukses membuat Melisa jadi meringis pelan di tempatnya berdiri sekarang, bahkan nyaris geleng-geleng kepala karena tak habis pikir dengan apa yang baru saja dialaminya. Ia jadi tidak sabar untuk segera sampai di lantai tempat di mana ia bekerja. Supaya ia bisa cepat-cepat menjauh dari Nancy yang sudah memulai hari senin paginya dengan raut wajah tidak ramah. Jangan sampai energi negatif dari perempuan itu malah menular kepada dirinya, sehingga ia pun jadi ikut-ikutan bad mood di awal hari kerja.

Melisa langsung mengembuskan napas kasar begitu ia sudah berhasil keluar dari lift dan meninggalkan Nancy serta beberapa karyawan lain sebelum menginjakkan kakinya di lantai ini bersama 3 orang karyawan yang juga berada di lift tadi.

Melisa lantas melangkah menuju ke arah pantry. Mungkin secangkir teh bisa menenangkan sedikit gejolak di dalam hatinya saat ini.

Namun, sebelum ia benar-benar mencapai ke pantry, telinganya sudah bisa menangkap obrolan-obrolan jahat mengenai dirinya saat ini. Sehingga ia pun jadi mengurungkan niatnya dan segera berbalik pergi, lebih baik ia langsung ke kubikelnya saja. Lagi pula ia juga masih bisa meminta tolong kepada OB agar membuatkan secangkir teh hangat untuk dirinya.

***

Melisa nyaris saja menyemburkan keripik singkong milik Gita yang sedang dimakan olehnya begitu ia melihat sosok Nancy yang saat ini sedang berdiri di dekat kubikelnya.

Ternyata sekretaris CEO itu sengaja mendatangi dirinya untuk memenuhi perintah dari Bu Tia yang ingin bertemu dengan dirinya.

“Dan Beliau udah nunggu kamu di ruangannya Pak Gandi, sekarang,” sambung Nancy yang terlihat sangat datar.

Melisa lantas menyerahkan sekaligus mengembalikan stoples keripik singkong yang ada di mejanya ke arah Gita sebelum beranjak dari kursi dan membenarkan setelan kerjanya. Karena pakaiannya harus terlihat rapi sebelum ia bertemu dengan petinggi perusahaan ini nanti.

Kemudian, keduanya pun mulai berjalan menuju ke arah lift dengan posisi Melisa yang sedang mengekori langkah kakinya Nancy.

Begitu keduanya sudah berada di dalam lift, Melisa sengaja berdiri di sampingnya Nancy, tapi dengan posisi tubuh yang agak mundur ke belakang. Agar posisi mereka tidak sejajar dan tidak benar-benar bersebelahan.

Nancy yang menyadarinya, hanya menaikkan sebelah alisnya dan berpikir mungkin Melisa insecure jika harus berdiri tepat di samping tubuhnya saat ini.

Nancy lantas memencet tombol lift dengan tenang. “Ada hubungan apa kamu sama Pak Pram?” tanyanya begitu lift sudah mulai bergerak. Ia melirik Melisa dari tempatnya berdiri sekarang. Lalu pandangannya pun mulai berpindah ke arah pantulan lift yang menampilkan figur tubuh mereka berdua.

Trapped By You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang