PART 15

9.5K 751 7
                                    

Melisa benar-benar lupa kalau kehadiran dirinya di acara semalam memang cukup berpotensi untuk dibicarakan oleh beberapa orang di kantor mereka kalau hal itu sampai ketahuan. Terlebih lagi Jeandra juga turut hadir di sana.

Dan pagi ini, Jeandra sudah menyempatkan diri untuk merepost postingan dari IG story milik seorang gadis muda bernama Ciara. Di mana ada sosok Melisa dan juga Pram yang juga turut menghiasi postingan itu, karena keduanya memang sempat ikut berfoto dengan beberapa orang yang juga turut hadir di sana. Hingga foto itu pun menarik perhatian beberapa orang kantor yang melihat IG story-nya Jeandra, dan mengenali sosok Melisa dalam balutan dress cantik berwarna peach dengan gaya rambut half ponytail yang bergelombang. Sampai Nelly pun jadi langsung heboh sendiri di grup chat ‘GIRLS ONLY’ untuk meminta penjelasan kepada Melisa. Karena Melisa memang belum sempat menceritakan tentang kejadian semalam kepada kedua sahabatnya di kantor.

Belum lagi grup kantor khusus karyawan juga jadi mendadak ramai. Karena beberapa karyawan sudah sempat melihat foto yang di-repost oleh Jeandra.

Sementara itu, Melisa, orang yang tengah menjadi perbincangan, tampak langsung mematikan data seluler di ponselnya. Dan ia pun segera menyimpan benda itu ke dalam tasnya. Karena ia tidak memiliki waktu untuk menanggapi semua chat yang telah masuk ke kontaknya. Lagi pula, saat ini ia juga sedang bersiap-siap untuk menaiki ojek online yang telah ia pesan. Karena dirinya harus berangkat ke kantor sekarang, dan ia juga tidak ingin terkena macet di jalan, apa lagi sampai tiba di kantor dengan terlambat.

***

“Nah! Ini dia anaknya,” ucap Nelly yang sengaja menunggu kedatangannya Melisa di lobby kantor mereka. Karena ia tadi sempat bertanya kepada Resepsionis yang berjaga, dan Resepsionis itu mengatakan kalau dia belum sempat melihat keberadaannya Melisa. Sehingga Nelly pun mulai menyimpulkan kalau Melisa memang belum datang. Dan ternyata benar, karena gadis itu baru saja menampakkan batang hidungnya tak lama setelah Gita sampai di lobby, lalu menghampiri dirinya serta ikut menunggu kedatangannya Melisa di sana. Lantaran nomor WhatsApp-nya Melisa mendadak tidak aktif, dan sudah pasti sedang berniat untuk menghindari segala kehebohan yang sempat terjadi pagi ini.

Nelly mulai menampilkan mimik wajah pura-pura marah sambil berkacak pinggang di dekat sofa yang sejak tadi diduduki oleh dirinya. Sedangkan Gita hanya tersenyum geli dengan pandangan yang mengarah ke arah Melisa yang sedang berjalan mendekati mereka berdua.

“Bener-bener lo ya....“ Nelly tampak tertawa kecil di tempatnya, masih dengan berkacak pinggang—menunggu Melisa sampai perempuan itu sudah benar-benar mendekat ke arahnya.

“Gue beneran gak nyangka kalau lo bakalan langsung dikenalin ke keluarganya Pak Pram,” ucap Gita sambil menggelengkan kepalanya dengan gerakan pelan. Masih sedikit tak percaya dengan foto yang sempat di-repost oleh Jeandra. Karena hampir seluruh karyawan di kantor ini memang sudah mengenali sosok Tiana—ibu kandungnya Pram. Dan di foto itu sosok Tiana terlihat sedang berdiri dengan diapit oleh Melisa serta gadis yang memposting foto itu di akun Instagram miliknya. Sedangkan Pram dan juga Jeandra tampak berdiri di samping kiri-kanan mereka bertiga.

“Cepet juga ya lo dikenalinnya,” celetuk Nelly saat Melisa sudah berdiri di hadapan mereka. Kemudian, Nelly pun kembali melanjutkan ucapannya dengan kening yang mulai berkerut samar. “Tapi, hubungan kalian tuh apa? Belom ada kejelasannya kan ya?”

Hal itu kontan saja membuat Melisa jadi langsung membantah. “Gue sama Pak Pram enggak ada hubungan apa-apa.”

“Ah... maca ciiih?” goda Nelly.

“Swear deh. Soalnya gue tuh ...,” Melisa tampak kebingungan untuk menjelaskan. “ ... gimana ya jelasinnya?”

Melisa lantas melirik sekitar sebelum memajukan tubuhnya ke arah Nelly dan Gita. “Pokoknya gue tuh cuma bantuin Pak Pram aja, aslinya mah enggak ada hubungan apa-apa.”

“Emangnya elo bantuin apa? Pak Pram lagi ditodong emaknya buat cepet-cepet nikah?” tanya Nelly yang sedang merasa penasaran.

Gita yang juga ikut mendengar, tampak segera mengangguk samar—menyetujui tebakannya Nelly barusan. “Kayaknya sih iya deh, Nel. Soalnya kan Pak Pram juga udah ada umur. Umurnya aja udah otw tiga puluh. Bu Tia pasti udah pengen cepet-cepet punya mantu.”

“Oh... iya, bener juga lo.” Nelly mulai mengangguk-anggukkan kepalanya. “Mantu dari anak kandungnya gitu ya? Kan suaminya Bu Ayu gak masuk itungan,” sambungnya sambil tertawa.

Sementara itu, Melisa yang seharusnya memberikan jawaban atas pertanyaannya Nelly sebelumnya, malah tidak tahu harus menjawab seperti apa. Karena ia benar-benar merasa kebingungan. Sehingga ia pun segera mengajak Nelly dan Gita untuk langsung menaiki lift sebelum jam kantor benar-benar dimulai. Lagi pula, tidak mungkin juga kan kalau ia membocorkan segalanya di hadapan mereka berdua? Bisa-bisa rahasia terbesarnya Pram dan Ayuna jadi ikut terseret juga.

***

From: PAK BOSS PRAM | ke ruangan saya sebentar

Melisa yang baru sempat melihat chat dari kontaknya Pram, tampak langsung mengerutkan keningnya saat itu juga. Tumben sekali bosnya itu menyuruhnya untuk datang ke ruangannya melalui chat pribadi seperti sekarang. Karena biasanya pria itu pasti akan berpesan kepada salah satu karyawan lain, atau langsung menghubunginya melalui telepon kantor yang tersedia.

Melisa jadi merasa curiga kalau chat ini pasti tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka. Ia lantas mengetik sesuatu untuk memberikan balasan.

To: PAK BOSS PRAM | Sekarang, Pak?


Tak lama setelah itu, balasan dari Pram pun sudah kembali muncul di layar ponselnya.

From: PAK BOSS PRAM | bukan, mel.
From: PAK BOSS PRAM (2) | tapi tahun depan

Bagus deh, Pak. Saya juga lagi mager buat jalan. Melisa lantas menaruh lagi ponselnya ke atas meja setelah membaca dua pesan itu melalui notifikasi yang muncul di layar kunci ponselnya.

Namun, dua pesan lagi kembali masuk dari kontaknya Pram.

PAK BOSS PRAM (3) | ya sekarang dong, mel.
PAK BOSS PRAM (4) | saya udah nungguin kamu dari tadi

Melisa yang membacanya jadi langsung meringis. Ia lantas segera beranjak dari atas kursi.

“Mau ke mana lo?“ tanya Gita yang sempat menoleh sekilas sebelum kembali sibuk dengan pekerjaannya sekarang.

“Ke toilet sebentar,” sahut Melisa setelah berdeham pelan sembari merapikan tali blouse-nya yang sedikit berantakan.

Setelah itu, Melisa pun membawa ponselnya dan segera pergi berlalu dari sana. Tetapi, bukan ke toilet seperti yang tadi sempat dikatakannya kepada Gita, melainkan ke ruang kerjanya Pram untuk memenuhi panggilan dari pria itu barusan.

*****

Maaf ya baru sempet update malem2 begini. Soalnya baru sempet aku edit

Selasa, 31 Januari 2023

Trapped By You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang