04; masa lalu

178 23 1
                                    

—Selden, Bariel, dan Kazer punya nama korea asli, harap diingat, ya—

***

Kazer meringkuk di bawah meja makan saat kedua kakaknya berusaha melerai pertengkaran orang tua mereka. Ia menangis sebab tak bisa melakukan apa-apa, dia tidak seberani Selden dan Bariel dalam menghadapi ayahnya dan melindungi ibunya. Maka, Kazer bersembunyi di sini sambil menutup telinga dan matanya, dia berharap tak perlu tahu bagaimana akhir dari kekerasan itu.

Sudah jelas mentalnya hancur.

"Mau apa lagi, hah?! Masih kurang aku memberimu uang-uang berlimpah itu?!"

Teriakan Yoon Jung Hyuk membelah seisi ruangan, kedua tangannya sudah siap memukuli Im Yoo Hui—istri sekaligus ibu dari ketiga anak laki-lakinya.

"APPA!"

Selden menghadang Jung Hyuk yang hampir menampar Yoo Hui lagi, Bariel ada di belakangnya, turut membuat barikade. Padahal Yoo Hui sudah tersungkur, dia tidak tega harus menyaksikan anak-anaknya membela dia sedemikian rupa sementara dia hanya bisa ketakutan menghadapi suaminya.

"Berani-beraninya bocah ingusan sepertimu menentang Appa?!" Kemudian, pukulan Jung Hyuk beralih pada Selden, "Kalian semua ini benar-benar hanya bisa menyusahkanku!"

Bariel sigap menangkap badan Selden yang terhuyung, lantas mereka berdua sekarang berada dalam pelukan Yoo Hui, sambil masih bersimpuh di lantai. Jung Hyuk masih tampak kesetanan, dia memang mabuk; tapi sorot matanya berkilat, rahangnya mengeras, dan giginya bergemertak. Dia menunjukkan amarahnya yang tidak main-main.

"Hentikan! Jangan sakiti anak-anak! Sakiti aku saja!"

Sekalipun Yoo Hui meraung histeris, Jung Hyuk hanya membalasnya dengan dengusan. Kemudian, dia celingukan, mencari-cari keabsenan satu lagi anggota keluarganya, anak bungsunya.

"Kalian menyembunyikan Kyu Jun di mana?"

Yoo Hui, Selden, dan Bariel jadi sama-sama tercekat. Ketika ingin mencegah Jung Hyuk, laki-laki itu sudah lebih dulu menangkan suara tangisan Kazer sebab suasana di sini mendadak hening. Jung Hyuk hanya perlu mengikuti ke arah mana isakan Kazer menuntunnya hingga ia perlu mengintip ke bawah meja makan.

Kazer menelan ludah setelah ia sadar ada hembusan napas lain di depannya.

Maka, ketika dia membuka mata sekaligus telinga, dia sudah lebih dulu diseret Jung Hyuk hingga sampai di depan ibu dan kakak-kakaknya.

Kazer tidak berani mendongak, dia hanya bisa merapal ampunan sekarang.

Namun, Yoo Hui sigap memeluknya, lalu mendorongnya menuju Selden dan Bariel hingga Kazer merasakan atmosfer mencekam di rumah ini semakin menjadi-jadi.

"Aku mau cerai—"

"—tidak akan aku ceraikan dirimu!"

Teriakan-teriakan itu saling beradu hingga Selden hanya bisa merangkul adik-adiknya ketika Jung Hyuk kembali memukuli Yoo Hui.

"Anak-anak itu laki-laki semua, mereka harus tahu caranya hidup keras!"

Meski sudah babak belur, Yoo Hui tetap berusaha menahan Jung Hyuk agar tak mendekat ke Selden, Bariel, dan Kazer dengan memeluk kedua kakinya.

"Lari! Pergi ke kamar kalian! Kunci pintunya!"

Setelah aba-aba Yoo Hui barusan, Selden segera menggandeng Bariel dan Kazer hingga mereka aman di kamarnya, lalu buru-buru mengunci pintunya seperti titah ibu mereka. Selden memejam sebentar, dia tidak bisa menenangkan tangisan adik-adiknya yang lulus sekolah dasar saja belum ini sebab dia sendiri juga merasa gagal melindungi Yoo Hui yang kembali mendapat kekerasan di luar sana.

Scheme [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang