22; tertangkap telak

132 23 2
                                    


Jung Hyuk dan Yoora sama sekali tidak bisa tidur. Semua orang suruhan mereka, belum ada yang berhasil menemukan lokasi Hanie. Jadi, sebagai orang tua, bagaimana caranya mereka bisa melanjutkan hidup? Dini hari ini, Jung Hyuk tidak berhenti mondar-mandir, pun dengan Yoora yang terduduk di atas ranjang—keduanya sama-sama frustasi.

Namun, dua ketukan di pintu menginterupsi kekalutan mereka. Johny meminta ijin untuk bergabung demi menunjukkan isi layar ponselnya. Jung Hyuk melebarkan mata begitu paham gambar yang dimaksud Johny, ia berbisik supaya Yoora tak perlu tahu soal apa ini.

"Seo Woo?"

Anggukan Johny membuat Jung Hyuk berpikir, mengapa Selden harus mengirim ancamannya melalui Johny?

"Tidak mungkin dia lupa kalau sudah punya nomorku."

Monolog Jung Hyuk barusan menyiratkan kesangsian tersendiri hingga Yoora jadi penasaran dan mulai mendekat ke sana.

"Kenapa?" tanya Yoora, gusar. Sehingga Jung Hyuk buru-buru menyuruh Johny pergi, tapi sebelum terealisasi, Yoora sudah lebih dulu merebut ponsel itu, "A—apa ini?! Anak kecil ini bukan Hanie, kan?!"

Seperti dugaan mereka, Yoora histeris seketika saat mendapati foto leher Hanie dipenuhi darah akibat dari bekas sayatan.

"Kalian bahkan tidak panik?! Apa Hanie masih hidup?! Jawab pertanyaanku?!"

Jung Hyuk segera menenangkan Yoora dengan memegangi kedua bahunya, lalu mereka kini berdiri berhadapan sambil menukar tatapan, "Tenang, ini hanya gertakan—"

"—kau selalu bilang ini gertakan itu gertakan, dan hanya?! Tidak menutup kemungkinan kalau mereka benar-benar berani melukai anak kita, kan?!"

Jung Hyuk mengesah sejenak, ia juga tidak bisa mengesampingkan ketakutan Yoora sebab dia pun demikian, "Kita harus lebih cerdik dari mereka, jangan terpancing—"

"—apa mau mereka, sih?! Turuti saja semuanya!" Yoora berteriak, "Mereka mau kau mundur jadi Presiden? Turuti! Mereka mau Yoo Hui-ssi dikembalikan? Turuti! Apapun itu turuti asal Hanie bisa kembali ke pelukanku!"

"ANIYA!"

Johny sempat terlonjak saat Jung Hyuk meninggikan suaranya.

"Masyarakat hanya boleh memilihku sebagai Presiden mereka. Kau tidak bisa menyuruhku mundur begitu saja setelah aku sampai ke titik ini dengan susah payah. Aku pernah bangkrut, aku pernah miskin, dan aku tidak mau itu terjadi lagi!" Jung Hyuk pun tersengal, padahal Yoora sudah menangis tak karuan, "Publik tidak perlu tahu seperti apa kehidupan dan keluargaku di masa lalu, yang mereka perlu tahu hanya kehidupanku dan keluargaku yang sekarang. Jadi, diam dan jangan lakukan apapun! Percaya padaku! Serahkan padaku!"

"Kau egois," desis Yoora, "Bahkan untuk kepentingan anakmu sendiri, kau tetap egois."

Jung Hyuk tidak peduli dengan celaan Yoora, ia akhirnya berpaling pada Johny, "Mereka ingin kita mengembalikan Kyu Jun tanpa menyerahkan Hanie? Sudah gila."

"Kalau kita tidak melakukannya, maka Seo Woo dan Bae Won akan muncul ke publik, Tuan. Mereka akan beberkan semuanya, tentang perlakuan Anda terhadap mereka dan Nyonya Im juga."

Jung Hyuk melirik Yoora sebentar sebelum mencari ketulusan di mata Johny, "Kuharap kau masih membelaku sampai akhir. Entah Seo Woo atau Bae Won, saat mereka muncul ke publik, tembak salah satunya saja. Pastikan tidak ada yang berhasil mengungkap semua kebejatanku di masa lalu."

"Tembak?"

"Ya," Jung Hyuk tak ragu sama sekali, "Tembak mati. Bukan hanya tembak bahu seperti yang dilakukan Jovar padaku."

"Tembak mati?"

Jung Hyuk reflek menoleh, merasa terganggu dengan respon Johny, "Aku yakin kau dengar perintahku."

Scheme [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang