19; utusan

111 21 0
                                    


Carlos tidak sadar terus-terusan mengulas senyum saat mengingat kembali percakapannya dengan Jouseff.

"Di balik dirimu yang sok kuat dan haus akan uang itu—ternyata kau hanya laki-laki penyakitan."

Kemudian, Carlos menuang whiskey ke gelas penuh es batu, baru menimang-nimangnya sejenak.

"Yoon Kazer. Kazer Shire. Bagaimana kalau saudara-saudaramu tahu kau pengidap HIV? Masihkah mereka tidak mau peduli?" Carlos meneruskan monolognya, "Bisa jadi, HIV ini akan semakin melemahkanmu, menjadi satu-satunya hal yang bisa diserang Jung Hyuk, tapi sama sekali tak menarik atensi Yoo Hui. Ya ampun, ternyata memang tidak ada yang pernah memedulikanmu selama ini—selain aku."

Carlos akhirnya meneguk alkohol itu, ia meringis sebentar sebab sensasi pahitnya mendominasi belakangan.

"Aku sudah memberimu pekerjaan, tapi ternyata kau bersekutu dengan anakku sendiri? Ini sangat menarik."

Lantas, Carlos melayangkan ingatannya pada hari di mana ia menyamar sebagai salah satu penonton Kazer sekaligus mendapati interaksinya dengan Wyltha.

Bicara tentang putri sematawayangnya, sampai saat ini Carlos memang tidak bisa mengendus Wyltha; ia tidak tahu apa yang dia sembunyikan saking rapinya permainan itu, biarpun dia sudah kerahkan semua anak buahnya, tak satupun dari mereka bisa memberinya informasi berarti. Namun, Carlos sudah terpojok sekarang. Jika Wyltha berhasil menemukan semua kebejatannya, dia yakin gadis kecilnya itu siap berkhianat. Maka, satu-satunya cara adalah, berhenti menyelidiki apa yang dilakukan anak kesayangannya itu.

"Ada berdollar-dollar dana taktis yang aku sembunyikan, Wyltha mungkin sudah menemukan titik terang untuk ini," Carlos berpikir keras, ia tiba-tiba perlu memutar otak untuk mengembalikan semua kekacauan ini ke tempat semula, "Tapi dia tidak perlu tahu kalau aku penghancur keluarga Yoon. Dia tidak usah tahu bahwa selama ini aku menjadi sutradara atas skenario di hidup mereka," Ia terkekeh, ada seringai di wajahnya, "Aku yang mengubah mereka jadi manusia-manusia penggila uang, sebentar lagi akan jadi perebut kekuasaan tak peduli label saudara lagi. Aku jadi tidak sabar menantikan pertumpahan darah itu."

Seusai Carlos bersandar, Cavin tiba-tiba masuk ke ruang kerjanya dan menunjukkan layar iPad—di mana Selden, Bariel, Kazer, dan dua teman mereka itu ada di bandara.

"Mau ke mana mereka?"

"Seoul, Tuan."

"Shit!" Maki Carlos, "Kenapa terlambat memberitahuku?!"

"Laporannya baru masuk, Tuan."

"Kalau sudah begini," Carlos jadi membuang napasnya, tak serantan, "Ada cara mencegah mereka ke sana?"

Sayangnya, Cavin tidak bisa menjanjikan apa-apa.

***

"Our very first trip," Jovar, adalah satu-satunya orang yang terlihat paling senang di antara mereka berlima, "Kita semua kembali ke kampung halaman? Interesting!"

Chalfo, Jovar, dan Kazer duduk di section three seat, sementara Selden dan Bariel di sebelah duduk di section two seat. Karena Chalfo duduk di tengah, di antara Jovar yang super heboh saat ditempatkan di dekat jendela dan Kazer yang tetap bungkam sejak keberangkatan tadi, dia sama sekali tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Satu-satunya yang Chalfo pikirkan adalah malam ini mereka harus mendarat di Seoul tanpa halangan apapun, lalu besok pagi segera menjalankan rencana yang sudah disusun secara mendadak beberapa jam sebelum ini. Sampai sana, dia selesai dan bisa kembali mengurus gangster-nya, Eager Eagle.

"Biarpun ini untuk misi, sih," Jovar, masih saja kegirangan, sama sekali tak peduli dengan wajah-wajah masam teman-temannya, "Yah, tapi kita tidak lama-lama, ya?"

Scheme [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang