18; undur diri

127 22 1
                                    


Bagaimanapun, Kazer masih merasa janggal. Pria tinggi tegap tadi memang agak membingungkan baginya. Bagaimana bisa dia tiba-tiba datang untuk menyerobot dirinya yang sedang ada sesi? Jouseff juga sepertinya sangat mengenal orang itu, bahkan memberinya sapaan hormat. Apakah dia menyokong klinik minimalis tempat Jouseff mencari uang itu?

"Dor!"

Kazer tidak terkejut saat Jillien muncul di depannya sambil menodongkan jemari, seakan membentuk pistol, seolah siap menembak. Dia kecewa karena Kazer tidak bereaksi apapun.

"Pantas kau tidak kaget, kan keluargamu punya senjata betulan."

Kazer mendelik, seketika sangsi, "Tahu dari mana? Kapan aku cerita?"

Jillien sengaja mengabaikan hingga dia kembali duduk di meja kerjanya. Setelah memeriksa data keuangan untuk upah Kazer, ia pun membalas, "Kakakmu cukup menarik atensiku, jadi aku penasaran untuk cari tahu soal dirinya. Ternyata, aku dituntun ke gudang terbengkalai tempat pasokan barang-barang ilegal yang dikelola Selden. Aku juga bertemu dengannya, jadi aku bukannya sedang menjual informasi kalian, kok."

Kazer spontan mendekat, ia gebrakkan tangannya sejenak, "Jangan bilang siapa-siapa."

"Mm, atau kalian akan membunuhku?" Jillien terkekeh, "Tenang, aku bukan tipe orang yang suka buka mulut secara sembarangan."

"Kau mau uang?"

Jillien menggeleng dan Kazer jadi frustasi.

"Apartemen?"

Jillien menolak lagi dan Kazer makin kesal.

"Katakan saja apa mau—"

"—kenapa kau repot-repot menutupi bisnis yang dijalankan Kakakmu, sih?" sambar Jillien, kali ini tatapannya menetap di mata sayu Kazer, "Kalau aku hanya mau nomor Selden, bukankah itu permintaan yang sangat sederhana dan tidak muluk-muluk?"

Kazer reflek memutar bola matanya, "Apa aku pernah bilang bahwa kau perlu berhati-hati kalau terlibat dengan keluargaku, apalagi sampai jatuh cinta pada salah satunya?"

Jillien mengedik, "Omong-omong, kau belum menjawab pertanyaan pertamaku."

Kazer menghela napas, ia perlu menyabarkan dirinya, "Karena bisnis itu adalah bisnis utama keluargaku. Bisnis yang dikelola Selden itu tumpuan kita. Pekerjaanku di sini dan pekerjaan Kakakku satunya di tempat lain, hanya untuk menunjukkan seberapa mampu kita hidup dari uang hasil jerih payah sendiri. Semacam pembuktian. Selden tidak akan bisa bersikap seenaknya dan menginjak adik-adiknya kalau kita tidak bergantung padanya. Paham? Tidak, kan? Ini rumit, tahu."

Jillien mencebik, "Yah, tapi minta nomor Selden darimu, tidak rumit sama sekali, kan?"

Kerlingan Jillien barusan justru membuat Kazer muak.

***

Jung Hyuk menghabiskan hari-hari setelah pengunduran dirinya dengan meneguk berbotol-botol miras—sama seperti dulu, di masa lalu sewatu ia masih jadi pengangguran yang bangkrut total. Kini, namanya tak lagi dielu-elukan saat ia keluar rumah, publik sempat tercengang mengapa ia mundur tiba-tiba, pun Yoora yang mengaku bingung dengan alasannya—ya, dia bilang ini semua demi melindungi keluarga.

Jung Hyuk juga tak habis pikir bagaimana janji Carlos untuk mengawasi ketiga anaknya yang dia buang di New York sana malah tak membuahkan hasil sama sekali. Carlos justru terang-terangan mengirimkan foto saat dirinya sengaja menyiksa Kazer, tapi dia tak menyebutkan soal Selden dan Bariel. Jung Hyuk tahu selicik apa Carlos, dia memang tidak bisa berkutik jika Carlos sudah mengomando dirinya.

Tapi, bukan berarti Carlos bisa semena-mena terhadapnya, walaupun Jung Hyuk bisa bangkit dan berada di titik ini karena bantuan si pria Kanada itu.

Sekarang, Jung Hyuk hanya perlu memikirkan cara untuk menghindari dari aksi balas dendam anak-anaknya—yang dia yakin pasti akan terjadi cepat atau lambat. Mereka sudah dewasa, mereka bukan bocah-bocah kecil lagi, dan kemungkinan untuk mengerahkan Xelaile serta isi di dalamnya untuk berbalik menyerangnya sangatlah mungkin.

Scheme [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang