21; bertukar sandera

116 24 1
                                    


Yoora menyapu bersih barang pecah belah di atas meja hingga jadi kepingan beling di lantai. Ia menangis histeris sambil berteriak nyaring—dalam pikirannya hanya ada Hanie yang entah di mana sekarang.

"Hentikan, Yoora-ya. Dengan begini, tidak akan mengembalikan Hanie."

Setelah teguran Jung Hyuk barusan, Yoora sigap berbalik, "Gara-gara siapa? Gara-gara siapa Hanie hilang?! Gara-gara dirimu dan anak-anakmu! Mereka yang harusnya tidak ada hubungan denganmu lagi, mereka yang harusnya tidak perlu datang ke sini lagi, tapi apa? Mereka di sini dan mengambil anak kita, Jung Hyuk-ssi! Anak kita! Kau sudah coba pikirkan bagaimana gadis kecil kita?"

"Tentu saja aku memikirkannya! Aku juga sedang cari cara, Yoora-ya!"

Alhasil, mereka pun saling mengadu amukan hingga memutuskan untuk saling memeluk.

"Aku harus membunuh anak itu. Anakmu yang kau sekap di gudang bawah tanah itu."

Desisan Yoora seketika membuat Jung Hyuk harus melepas dekapannya, "Kalau kau membunuhnya, kau bisa jadi kriminal. Tidak ada seorang Ibu Negara yang punya kejahatan semacam itu."

"Kau bilang begitu berdasarkan alasan itu atau karena kau tidak mau anakmu mati?"

Sekejap kemudian, Jung Hyuk terdiam. Dia mendadak teringat dengan omongan Kazer sebelum dia pingsan. Kazer bicara soal virus dan dia hanya menganggapnya serupa lanturan angin lalu. Tapi satu hal yang Jung Hyuk pahami, Kazer tidak pernah berbohong, anak itu tidak bisa berdusta.

"Melamun sambil mencegahku untuk membunuh anakmu?"

Desakan Yoora seketika membuat Jung Hyuk harus menggelengkan kepalanya, "Jangan gegabah. Serahkan padaku. Hanie pasti baik-baik saja. Aku yakin, karena aku mengenela mereka yang tidak akan tega menyakiti anak kecil. Ini hanya gertakan."

"Sampai kapan aku harus menunggu? Hanie pasti mencari-cariku, Jung Hyuk!"

Demi meredam amarah Yoora, Jung Hyuk pun kembali menenangkannya dengan sebuah pelukan.

***

"Waaaaah! Ahjussi Jjang!"

Hanie mengacungkan dua ibu jarinya pada Jovar, yang sedang menunjukkan trik sulap andalannya untuk mengelabuhi adik tiri Selden, Bariel, dan Kazer ini. Mereka menukar tawa, saling melempar lelucon, bahkan ini bukan seperti sarang penyamun.

"Mau Ahjussi ajari?"

Kemudian, ada Chalfo, Selden, dan Bariel mengintip di ambang pintu.

"Dia bahkan tidak mencari orang tuanya sama sekali," komentar Chalfo sambil bersedekap, "Ini seperti tempat penitipan anak, kan? Lihat, mereka justru bersenang-senang tanpa sadar atmosfer macam apa ini."

Bariel setuju, "Jovar bahkan belum bergerak dengan rencananya menyelamatkan Kazer. Dia malah keasikan bermain dengan Hanie. Sudah gila."

"Kazer pasti bisa bertahan," Chalfo meyakinkan diri sendiri, maunya sekaligus dengan Selden dan Bariel, tapi dia tahu mereka tak akan sekhawatir dirinya, "Kita saja belum tahu di mana lokasi Kazer."

"Menurutku," Selden tiba-tiba bersuara, "Mereka tidak mau ambil resiko kalau menempatkan Kazer terlalu dekat dengan jangkauan publik. Jadi, sudah pasti, Kazer ada di rumah Jung Hyuk, entah ada di bagian mananya."

Bariel menimang, "Benar. Kalau ada media yang menangkap Jung Hyuk sedang melakukan sesuatu pada Kazer, namanya akan hancur."

"Memang," Selden menyahut lagi, "Kalau namanya sudah buruk di masyarakat, dia tidak akan bisa mencalonkan diri jadi Presiden. Demi menghindari itu, mereka pasti menyekap Kazer di tempat pribadi yang hanya diketahui orang-orang dalam."

Scheme [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang